Jangan lupa vote sebelum membaca yah❤️
***
"Terkadang lelaki meunjukkan sisi buruknya untuk menunjukkan keperdulian mereka tanpa mengerti apakah perempuan itu suka atau tidak."
***
“Lo udah ngelanggar permintaan gue dan lo harus mendapatkan hukuman,“ ucap Mika yang sukses membuat Nada melihat ke arahnya dengan tatapan heran.
“Apa maksud Kak Mika? Aku gak terima persyaratan itu,“
“Dan gue gak nerima penolakan dari siapa pun,“
“Gak, aku gak mau nurutin permintaan kayak gitu. Titik,“ ucap Nada dengan wajah kesalnya.
Mika yang mendengar itu menepikan mobilnya. Nada semakin takut dengan situasinya saat ini.
Mika melihat Nada dengan tatapan dinginnya. Nada yang di tatap seperti itu mengalihkan pandangannya.
“Lihat gue, “ perintah Mika.
“Gak,“
“Gue cuma minta lo kabarin gue kemana lo pergi, gue gak minta cium atau apa pun dari tubuh lo,“
Nada yang mendengar ucapan itu terbelalak kaget. Bagaimana bisa ada orang yang mengatakan hal privat itu dengan santainya.
“Apa maksud Kak Mika? Aku seperti di jebak dengan persyaratan yang Kak Mika buat,“
“Terserah lo mau bilang di jebak atau apa dan yang penting sekarang lo dapat hukuman karna melanggar permintaan gue,“
“Bodo,“
“Hukumannya, gue yang antar dan jemput lo kesekolah,“
“Gak mau, aku masih punya Kak Ical dan Kak Mika gak perlu repot-repot,“
“Lo gak dengan ucapan gue tadi? “
“Gak,“
“Gue gak terima penolakan dari siapa pun,”
“Terserah, mending cepetan jalan ke lokasinya nanti konsernya udah mulai,“
“Gue gak bakal jalan sebelum lo mau terima permintaan dan hukuman dari gue,“
Nada berbalik badan dan menatap sinis orang yang di hadapannya.
“Aku turun kalo gitu,“
“Oke, turun aja kalo lo gak takut dengan preman di depan sana,“ tunjuk Mika pada segerombolan preman yang sedang duduk.
Nada yang melihat arah yang di tunjuk mendadak kaku, tidak mungkin ia turun jika preman itu masih ada.
“Yaudah, gak jadi,“
“Lo harus terima dulu ucapan gue tadi,”
“Iya, iya, aku terima,“
Mika yang telah mendapat jawaban segera melajukan mobilnya.
10 menit berlalu dan akhirnya mereka sampai. Terlihat semua telah berkumpul menunggu kedatangan mereka.
"Lo berdua lama banget, tuh udah mau mulai," tunjuk Ical ke arah panggung.
"Yaudah, cepetan kalo gitu," ajak Mika dan mendahului semua orang menuju ke depan panggung.
Semua yang melihat tingkah Mika geleng-geleng kepala, bukannya tadi dia yang di tunggu malah dia yang seenaknya.
Mereka telah sampai depan panggung. Nada dan sahabatnya disebelah kanan Kakaknya dan Mika serta Radit berada di sisi kiri Ical.
Nada dan ketiga sahabatnya terlihat begitu antusias. Saat penyanyi—Afgan— telah keluar dan akan menyanyikan sebuah lagu.
Nada sangat senang bisa melihat konser musik bersama sahabatnya, ia tidak menyangka akan se-asik itu menonton konser langsung.
Mika tidak terlalu fokus dengan konsernya, yang ia lihat hanya Nada yang begitu senang. Ia tidak tahu ada apa dengan hatinya, semenjak melihat perempuan itu rasanya seperti sulit mengatur perasaannya.
Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 10.15 malam, Ical mengajak adiknya untuk pulang jika mereka tidak ingin mendapatkan hukuman dari mamanya.
Nada dengan berat hati harus pulang, ia sangat ingin menonton konsernya hingga selesai, tapi hukuman dari mama tidak boleh dilanggar.
Nada berpatiman dengan ketiga sahabatnya, begitu juga dengan Ical pada Radit dan Mika.
Nada tidak melihat kearah Mika, ia langsung saja berjalan mengikuti kakaknya yang sudah terlebih dulu jalan. Tiba-tiba tangannya ditarik oleh Mika.
"Gue jemput lo besok, gak ada penolakan," ucap Mika sedikit berbisik.
Radit sempat melihat itu, ia heran dengan Mika yang beda dari biasanya.
Nada yang mendengar itu hanya diam, tidak ingin mengiyakan karena belum meminta izin ada mamanya.
Nada segera menepis tangan Mika dan segera berjalan menuju motor Ical.
Ical segera melajukan motornya saat Nada telah naik, tidak ingin mendapatkan hukuman.
Setengah jam mereka baru sampai di rumah, terlihat mamanya sudah duduk di ruang keluarga untuk menunggu mereka pulang.
"Assalamu'alaikum, Ma," ucap Ical dan Nada bersamaan.
"Wa'alaikumsalam,"
"Kalian memang anak yang penurut, mama gak salah memberi kalian izin," ucap Luna tersenyum hangat.
"Iya dong Ma, kan ada Ical,"
"Iya deh mama percaya, memang kamu paling bisa jagain adik kamu,"
"Ma, makasih udah izinin aku, aku seneng banget tadi bisa nonton konsernya," ucap Nada dan berlari memeluk mamanya.
"Iya, yang penting kamu udah lihat kan,"
Nada mengangguk sangat senang.
"Yaudah, kalian bersih-bersih sana, cepet tidur nanti besok telah sekolahnya," ucap Luna melepas pelukan Nada.
Kedua anaknya mengangguk dan segera menuju kamar masing-masing.
***
Nada selesai dengan bersih-bersihnya dan akan segera terlelap menuju mimpi indahnya.Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Ada panggilan dari Mika, tapi Nada enggan untuk mengangkat telepon itu. Ia mengabaikannya hingga satu pesan masuk.
'Angkat telepon gue, gue tau lo belum tidur'
Nada membaca pesan itu dan panggilan kembali masuk dari Mika.
Mau tak mau Nada mengangkatnya, ia ingin segera tidur.
"Halo, kenapa sih?"
"Besok gue jemput lo,"
"Kan udah aku bilang gak mau, ada Kak Ical yang anter aku,"
"Gue gak mau tau, besok gue jemput lo," ucap Mika mematikan sambungan teleponnya sepihak.
Nada yang melihat itu heran, kenapa Mika terus memaksanya dengan permintaan yang aneh-aneh.
Tak mau ambil pusing, Nada berpikir mamanya akan melarang Mika untuk pergi bersama besok, ia tahu mamanya tidak akan membiarkannya pergi dengan cowok sembarangan.
Nada lalu tertidur dengan nyenyak, tanpa peduli dengan yang akan terjadi besok.
***
Tbc
Jangan lupa vote dan komennya❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting From The Song [Mika&Nada]
Novela JuvenilDinamika Putra Narendra. Dia bukan Most Wanted yang sering ada di cerita wattpad. Dia hanya cowok dingin, cuek dan terkenal juga karena dipikir 'homo' oleh siswa di sekolahnya. Dibalik segala sifatnya, ia punya alasan dibalik itu semua. Hingga, hati...