Chapter 2 : Demi Sahabat

106 49 22
                                    

Jangan lupa putar mulmednya!

"Sahabat adalah dia yang tidak segan untuk berkata jujur padamu, meski itu terkesan menyakitkan bagimu."

***

Pagi ini matahari bersinar dengan sangat terik, membuat para siswa siswi di SMA 1 Bandung yang sedang melaksanakan upacara bendera sangat tersiksa. Banyak yang mengharapkan upacara itu segera selesai, terutama siswi-siswi yang tak mau kulitnya menghitam. Ada yang mengipas-ngipas wajahnya dengan topi, ada yang sudah seperti cacing kepanasan yang tak bisa diam di tempat, ada yang sedang berjongkok, dan masih banyak lagi kelakuan lainnya.

Tetapi, berbeda dengan Nada, siswi itu sama sekali tak terganggu dan tetap mengikuti upacara dengan tenang hingga upacara selesai meski ia berdiri di barisan paling depan.

Ketenangan yang Nada tunjukkan tidak luput dari pandangan seorang siswa yang juga mengikuti upacara tersebut. Matanya terus memperhatikan gerak-gerik Nada yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan. Hingga, sebuah senyum yang terkesan misterius tercetak di bibir siswa itu.

Tepat pada pukul 08.15, upacara tersebut selesai. Nada dan ketiga sahabatnya Maya, Anggi dan Eva segera menuju ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran.

Nada dan Maya duduk dibangku paling depan, sedangkan Eva dan Anggi duduk di belakang mereka.

Sambil menunggu guru yang akan masuk mengajar, mereka berbincang membahas konser musik yang akan diadakan oleh penyanyi favorit mereka, Afgan.

Nada dan sahabatnya sangat menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan musik dan mereka memiliki beberapa penyanyi favorit. Mereka penikmat musik melow tapi jika sedang dalam mode happy, mereka akan memutar musik yang bahagia.

"Nad, lo ikutkan nanti nonton konsernya?" tanya Maya.

Nada menjawab dengan mengetuk dagunya seperti orang yang sedang berfikir.

"Hmm.. gimana yah, ntar deh aku kabarin kalo udah fix!"

"Usahain dong Nad, masa lo ngga bisa terus sih. Katanya fans tapi ngga bisa terus!" ucap Anggi kesal yang sudah dapat menebak jika sahabatnya itu memberi jawaban yang ragu sudah dipastikan jawabannya 'tidak bisa'.

"Iya, iya. Nanti aku usahain deh jangan cemberut gitu lah." goda Nada pada sahabatnya yang satu itu.

"Gimana ngga cemberut, lo mah nanti pasti kalo udah hari H-nya pasti langsung bilang 'maaf yah aku ngga bisa, soalnya bla bla bla' udah ketebak Nad, alasan lo!" kata Eva yang diangguki kedua sahabatnya.

Sedangkan Nada hanya tersenyum tak tahu harus bilang apa karna mereka sudah menebak kebiasaannya itu.

Nada terus memikirkan bagaimana cara membujuk orang tuanya untuk mengizinkannya pergi ke konser bersama sahabatnya.

Bukan tanpa alasan orang tuanya tidak mengizinkannya, mereka takut anak perempuan satu-satunya terjerumus pergaulan bebas di luaran sana.

Bukan juga karna orang tuanya tak percaya kepada para sahabatnya, orang tuanya tahu sifat semua sahabatnya memang baik, hanya saja mereka terlalu mengkhawatirkan putri mereka.

"Nanti aku bener-bener usahain deh, suer," ucap Nada mengangkat dua jarinya berbentuk V, "Kan konsernya masih dua minggu lagi!" sambung Nada yang berusaha meyakinkan semua sahabatnya.

"Bener yah, kita tunggu loh!" kata Anggi yang mendapat anggukan mantap oleh Nada.

Selesai Anggi berbicara, guru mereka pun masuk ke kelas dan sontak semua murid duduk rapi di tempatnya masing-masing.

"Pagi anak-anak." sapa sang guru kepada semua muridnya.

"Pagi pak." jawab semua murid serentak.

"Ya, anak-anak silakan buka buku paket kalian hal. 127."

Pelajaran pun dimulai dengan tenang dan semua murid memperhatikan dengan baik pemaparan yang diberikan oleh guru mereka.

***
Sahabat sejatiku
Hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi

Aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita s'lalu berpendapat
Kita ini yang terhebat

Kesombongan di masa muda yang Indah

Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi

Pegang pundakku, jangan pernah Lepaskan
Bila ku mulai lelah?

Lelah dan tak bersinar

Remas sayapku, jangan pernah Lepaskan
Bila ku ingin terbang?
Terbang meninggalkanmu

Ku s'lalu membanggakanmu
Kaupun s'lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama
Kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka
Pegang pundakku, jangan pernah Lepaskan
Bila ku mulai lelah?
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah Lepaskan
Bila ku ingin terbang?
Terbang meninggalkanmu
Tak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Dan tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini

(Sheilaon7~Sahabat sejati)

***
Jangan lupa vote + krisannya!!

Starting From The Song [Mika&Nada]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang