X ( end of season 1 )

2.7K 331 30
                                    

Even though we are separate by a sad destiny..
I won't make heart cry again..
No one can subtitute for you..
Just know now that there is nothing more precious than you..

PrayerㅡJung Il young.

[🍁]

Semenjak terungkap fakta kelahirannya, hari-hari Jaemin di sekolah tak pernah lagi sama. Lorong sekolah yang biasanya hangat dengan sapaan atau pun koridor-koridor yang biasanya sering digunakan para siswi untuk mencegatnya kini tak ada lagi satu pun. Jaemin mengingat begitu banyaknya cokelat dan kue yang harusnya menjadi milik sang kakak justru berakhir di perutnya dan teman-temannya. Jaemin menggeleng begitu menyebut teman dalam frasa yang jamak, ia merasa tidak yakin lagi mengklaim mereka sebagai teman. Tentu saja, terkecuali Renjun yang hari ini tidak masuk karena demam. Tiba-tiba saja Jaemin  merindukan teman gigi gingsulnya.


Waktu makan siang Jaemin hanya duduk di bangkunya, ia mengerti keadaan ekonomi bundanya jadi tadi pagi ia menolak bundanya yang akan memberikan uang saku, sebagai ganti Jaemin meminta bunda Taeyeon untuk membuatkan bekal makan siang.

Kotak makan siang bergambar Leon, Jaemin tersenyum kecil melihat tutupnya. Di rumah ia mempunyai boneka Leon yang cukup besar, hadiah dari ayahnya saat sembuh dari demamnya yang berlangsung hampir dua minggu saat masih sekolah dasar. Jaemin menghela nafas lalu menyunggingkan senyum kecilnya.  Ia mencoba berpikir positif bahwa dirinya sudah besar jadi tidak lagi waktunya bermain.

Benar juga, saatnya belajar lebih keras Nana Fighting !

Jaemin menyemangati diri sendiri lalu membuka tutupnya sembari berpikir, makanan di depannya tampak asing seperti daging namun lebih kenyal dan Jaemin menggeleng bingung mendeskripsikannya.

Jaemin mengunyah makanannya, ternyata enak walau bentuknya aneh. Seperti daging tapi bukan.

"Jung Jaemin eh maksudku Lee Jaemin, kau sudah mengerjakan tugas bahasa inggris ?"

Jaemin mendongak melihat eksistensi Sanha, lelaki ini terkenal menyukai olahraga berbagai kategori lari  termasuk melarikan diri dari sekolah saat masih jam pelajaran. Sanha bahkan mendapat julukan professional Runner karena kemampuan khususnya. Kabarnya, sewaktu kecil Sanha berlatih lari dengan cara menganggu anjing-anjing milik petani dekat rumahnya.

Karena Hukuman berlari di lapangan sama sekali tak berefek pada Sanha,  jadi para guru sudah mulai tidak menggunakan hukuman lari untuk menghukum Sanha. Alternatif hukuman yang belakangan Sanha dapatkan adalah membersihkan rooftop, aula, atau yang terberat adalah mengerjakan 100 soal matematika.

"Sudah, ada apa ?"

"Boleh aku melihatnya ?"

Jaemin tersenyum, "bawa bukumu kemari, aku akan menjelaskan caranya padamu.."

Sanha tampak berpikir sambil bersedekap dada,
"Itu akan lama, kau juga perlu makan siang kan ? Berikan saja, aku hanya perlu mengeceknya, kau tau ? Aku sudah mengerjakannya omong-omong."

"Baiklah."Jaemin menyerahkan buku tugasnya pada Sanha lalu melanjutkan acara makan siangnya dengan tenang. Dari sudut butanya, ia merasa para siswi perempuan tengah menggosipkan dirinya.

Sett

Brugh.

"Aww, sakit sekali pendaratanku... Hei Seungmin, kenapa kau mengepel jam istirahat sih ! Lantainya jadi licin ogeb !"kesal Sanha sambil berdiri mengusap celana sekolah berwarna kuning yang kini terlihat kotor.

"Hehe maaf hari ini jadwalku piket tapi aku datang kesiangan , aku sudah melapor Jaemin kok dan dia sendiri yang menyuruhku mengepel saat istirahat."ujar Seungmin membela diri, setelah repot-repot minta maaf pada Sanha yang masih saja mencak-mencak Seungmin terhenti melihat ember. Kain pelnya ia sandarkan pada bangku dan mengangkat sesuatu yang tercebur ke dalam ember.

Autumn In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang