XVI

2.2K 294 25
                                    

🍁🍁


"Selamat atas pertunanganmu."

Kakak, lanjut Jaemin dalam hati. Genggaman Jaehyun terasa sangat erat di jemarinya. Begitupula dengan tatapannya, tatapan yang sama seperti dahulu. Hangat.

"Jaemin.."

"Aku harus kembali bekerja, sekali lagi selamat atas pertunangan kalian semoga selalu bahagia."ujar Jaemin sambil memandang si mempelai wanita Jaehyun yang diketahuinya bernama Chaeyeon.

Berbalik, Jaemin menelusup di antara kerumunan para tamu yang masih menunggu giliran untuk menyalami kedua mempelai. Meninggalkan Jaehyun yang memandang punggung sang adik dengan nanar.

Benar, tak pernah sekalipun hari ia tak memikirkan Jaemin. Tak pernah sekalipun hari ia menganggap Jaemin adalah orang lain. Jaemin adalah adik kecilnya.

"Jaehyun, kau baikㅡbaik saja ?"

Jaehyun mengerjap lalu tersenyum pada seseorang yang sedari tadi berdiri di sampingnya, sosok yang akan ia ikat di sisinya seumur hidup.
Ada binar kebahagiaan dalam iris wanita ini, Jaehyun tidak ingin menyesali keputusannya.  Wanita ini adalah yang terbaik.

Cinta datang karena terbiasa kan. Ia pasti hadir tanpa diundangkan. Jaehyun yakin ia sudah tertarik pada Chaeyeon semenjak mengenalnya dengan baik, tapi ia ragu mengenai rasa cinta.

"Jaehyun, apa kau ingat ? Saat kita masih kuliah kau bertanya padaku jika terlahir kembali aku ingin jadi apa ?"

Jaehyun mengangguk,"aku ingat."

"Apa jawabanku ?"

"Pohon."
Jawab Jaehyun tenang.

Wanita itu tersenyum manis, mengamit lengan Jaehyun lalu duduk bersisian.
Wajah cantik wanita yang sebulan lagi berganti marga itu berbinar,
" benar, Jung Jaehyun... aku sudah menancapkan akarku padamu sekarang, aku takkan berpindah darimu .. kecuali kau sendiri yang mencabutnya."

Jaehyun menyerit mendengar kalimat terakhir yang terucap dari Chaeyeon, bermakna lain atauㅡ
"Kau meragukanku ?"

Satu kecupan cepat di pipi kirinya, Jaehyun reflek membuka mata lebih lebar.

"Kau yang meragukan dirimu sendiri, Jung Jaehyun~"

Selepas Chaeyeon pergi berkumpul dengan temanㅡtemannya, Jaehyun hendak berdiri ingin mencari Jaemin. Tepat saat dirinya hendak berbalik badan, lengannya di tahan seseorang.

"Jeno, kenapa ?"

Adiknya terlihat datar, wajah khasnya yang biasa.
"Ayah dan Ibu sudah perjalanan ke sini."

"Benarkah ? Bukankah mereka ke sini sebulan lagi ? Mereka bilang pada acara pernikahan."

"Tidak kak, mereka ingin memberimu kejutan sebenarnya."

Jaehyun terkekeh lalu mengusap surai pirang sang adik dengan gemas, tidak menunggu lama sampai tangannya tibaㅡtiba dipelintir kebelakang.

"Akh aw sakit bodoh !"seru Jaehyun tidak terima. Adiknya sensi sekali, sifatnya sangat berbeda dengan Jaemin. Begitu tangannya di lepas oleh Jeno, Jaehyun baru menyadari sesuatu dan ia tersenyum kelewat lebar.

Jeno yang melihatnya reflek menyentuh dahi Jaehyun.
"Ku kira kau sakit, aku hampir saja mau melarikanmu ke RS setelah melihatmu tibaㅡtiba tersenyum mengerikan seperti itu."

"Jeno, kau juga lihat kan tadi ? Jaemin datang." Ujar Jaehyun lagiㅡlagi tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit.

Jeno hanya menghela nafas, ibu dan ayahnya akan datang dan Jeno tidak akan membiarkan Jaemin bertemu dengan mereka.

Autumn In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang