Entah bagaimana "kita tidak bisa memilih tempat kita dilahirkan"
Aku ingin menjadi tempatmu menangis saat terluka sekalipun,
Agar kau dapat mencurahkan isi hatimuCosmic railwayㅡEXO
"Dan juga aku ingin melihat kakak menikah."
...
Sesekali Jaehyun melirik sosok yang pulas di bawah selimut di sampingnya. Suara petir bercampur dengan angin terdengar di luar sana, sama ributnya dengan isi pikiran Jaehyun yang bahkan biarkan tubuhnya terjaga hampir dua hari ini.
Tiap beberapa menit dahi Jaemin berpeluh, dengan telaten Jaehyun akan mengusapnya. Ayah dan ibunya akan membantu biaya pengobatan maka seharusnya Jaehyun tidak lagi perlu khawatir. Tapi entah bagaimana, firasat buruknya seolah-olah terus saja susah di enyahkan. Tentang Jaemin, dan kecil sekali kemungkinannya tuk bertahan.
"Kau pasti sembuh, adikku pasti sehat lagi.. Jaemin. . Kau pasti bisa melewati semua ini.. "gumamnya berulang.
"Kak"
Jaehyun cepat-cepat mengusap matanya yang berair,"kau bangun ?"
Yang lebih muda mengangguk,"kakak belum tidur ?"
"Sebentar lagi biasanya ngantukku datang, masih dini jadi kau tidurlah lagi."
"Kakak jugalah, sini pulau bantal sudah melambai-lambai minta di belai."
Jaehyun terkekeh," cheesy sekali bahasamu."
Akhirnya Jaehyun merebahkan diri, tatapan matanya lurus ke atas.
"Good night brother"
Perlahan kelopak mata Jaehyun memberat lalu menutup rapat.
🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn In My Heart
FanfictionCOMPLETED Terinspirasi dari K-drama Endless Love (2000) Bahasa Indonesia. Latar : Korea Selatan. Au. Brothership. Angst. Sad. Blurb : "Kakak.... masih bolehkah aku memanggilmu begitu ?"ㅡJaemin. "Aku ini kakakmu"ㅡJaehyun. "Dia yang bersamamu seja...