XIII

2.3K 286 19
                                    


...
































[🍁]

[🍁]
"Jaemin ! Kau menumpahkan susuku !"

Pekikan Renjun yang keras cukup membuat Jaemin berjengit. Ia lebih terkejut begitu menyadari banyaknya susu yang tumpah di meja. Padahal tadinya ia hanya bermaksud memindahkan susu dari kotak ke gelas.

"Maaf"

"Kau ini kenapa ? Ditolak lagi ?

Renjun menyerit, biasanya Jaemin akan bersikap biasa saja meskipun sudah ditolak dalam melamar kerja. Lagipula ini bukan pertama kali.

Pasti terjadi sesuatu. Jaemin juga bukan tipikal orang yang suka mengeluh, sedari dulu Jaemin tidak suka menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi. Anak itu hanya akan berbicara random sampai suasana hatinya membaik. Melihat bagaimana Jaemin hanya melamun dan diam seperti ini Renjun tau harus berbuat apa.

"Ayo ke pantai."

"Malas."

"Ayolah mungkin saja kau sedang sial jadi ayo pergi membuang sialmu."

"Astaga."

Renjun menggeret tangan Jaemin walaupun hanya ditanggapi ogahㅡogahan. Mereka akan ke pantai agak sore, jadi Renjun menyempatkan pergi ke tempat paman Kun untuk singgah sebentar.


"Wah~ kau cocok sekali Jaemin."

Renjun terkikik melihat ke cermin, tampilan Jaemin berubah di bawah keterampilan paman Kun. Begitu Jaemin bergerak untuk melihat rambutnya bagian samping, depan dan belakang. Lelaki itu masih saja sibuk menggerutu.

"Cocok apanya ! Kenapa warna PINK !"

Kun tengah membersihkan gunting rambut dan sisir lalu mengamati Jaemin,"renjun benar, kau cocok dengan warna itu. Terlihat seperti permen kapas berjalan."kekehnya puas.

"Aku rindu rambut cokelatku."

"Sudahㅡsudah, terima saja untuk beberapa hari lagipula itu tidak permanen, nah sekarang ayo kepantai ! Kami pergi dulu paman Kun."

"Berhenti memanggilku paman anak nakal, sudah ku bilang untuk memanggilku kakak!"

Jaemin tidak sempat menjawab Kun karena tangannya sudah ditarik Renjun lagi.

"Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjun.."

"Hm ?"

"Kau takut mati ?"

Renjun menoleh pada Jaemin di sebelahnya, sahabatnya itu memandang lurus ke arah gelombang.

Duduk di atas pasir sambil mengamati gelombang memang bukan ide yang buruk. Sebentar lagi sunset, sebuah pemandangan indah yang banyak di kagumi orang.

Autumn In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang