Motivation - Akashi x Reader

2.8K 236 54
                                    

Motivation
[Akaashi Seijurou x Reader]

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Enjoy~^^

.

.

.

Akashi mengernyit bingung.

Sang pemilik emperor eye itu tak habis pikir melihat wajah murung (Y/N) yang sudah terpasang sejak masuk rumah.

Akashi yang semula sedang asyik bermain shogi memutuskan untuk menghentikan aktifitasnya karena penasaran dengan perubahan sikap mendadak (Y/N).

"(Y/N), apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Akashi mendekati (Y/N).

Gadis itu menoleh dengan mata yang berkaca kaca—menatap manik scarlet Akashi dengan penuh rasa bersalah. "G-Gomennasai..."

"Bukankah tadi aku memintamu untuk menceritakan keluh kesahmu? Bukan malah meminta maaf"

(Y/N) menggembungkan kedua pipinya. Akashi tahu, itu salah satu kebiasaan kekasihnya ketika ia sedang berusaha menahan tangis.

"Tidak mau bercerita?" 

"A-Ano, Sei-kun, g-g-gomennasai" (Y/N) tak kuasa lagi menahan lelehan air mata yang kini telah membanjiri pipinya. "Aku... A-Aku mau kita putus"

Akashi tersenyum. Tak perlu diberitahu pun, sang absolut sudah mengerti apa yang membuat kekasih tercintanya itu sampai mengucapkan kata sakral itu.

"Kau serius ingin putus? Nanti menyesal lho"

(Y/N) terdiam, lalu mengangguk ragu. "Soalnya, t-teman teman di sekolah bilang padaku. Selamanya aku tak akan pantas menjadi pacar Akashi Seijurou-kun."

Akashi bisa melihat lelehan air mata (Y/N) yang semakin deras menuruni pipinya. Dia tak melakukan apapun selain menatap gadisnya sambil tersenyum—mendengar dengan setia curahan hati sang pacar.

"Karena itu aku sadar, aku taklah semenarik seperti gadis gadis di luar sana. Aku hanya orang biasa dan bukan gadis berkelas atau elegan seperti tipemu," lanjut (Y/N).

Tepat setelah (Y/N) mengakhiri ucapannya, Akashi tiba tiba tergelak pelan. Membuat (Y/N) mem-pout-kan bibirnya kesal.

"Kenapa malah tertawa?"

"Aku hanya merasa lucu" Akashi akhirnya menghentikan tawanya. "(Y/N) begitu mudah merasa depresi—bahkan hanya dengan ucapan perempuan perempuan diluar sana"

"Sei-kun! Aku serius!"

Mata Akashi menatap tegas rembulan (H/C) dihadapannya. (Y/N) mulai ketakutan—sadar bahwa ia barusaja secara tak sengaja telah membentak kapten Rakuzan yang ditakuti orang itu saking kesalnya.

"A-Ano, gomennasai. Kata kataku tadi keterlaluan"

Bukannya menjawab, Akashi malah meraih tangan (Y/N), lalu menariknya ke suatu tempat. "Ikut aku. Akan kutunjukkan sesuatu kepadamu"

Tanda tanya imajiner keluar dari kepala (Y/N). Karena penasaran, gadis itu hanya mengangguk dan mengikuti perintah Sang kapten Rakuzan.

Tanda tanya kedua kembali muncul. (Y/N) menghentikan langkahnya tepat di depan cermin besar di ruang tengah rumah Akashi.

"Sekarang lihatlah. Apa yang ada di depanmu?"

(Y/N) memiringkan kepalanya, dan bayangan dirinya si cermin pun mengikuti.

"Pantulan bayanganku?"

Akashi memegangi kepala (Y/N). "Yang kau lihat sebenarnya adalah sosok paling sempurna diantara semua orang. Dia cerdas, baik hati, ditambah dengan parasnya yang rupawan"

(Y/N) sontak memandangi Akashi. Akashi pun lalu membalasnya dengan tatapan lembut.

"Dan bagiku, tak ada seorangpun yang mampu menandingi pesonanya"

Mulut (Y/N) membungkam. Kata kata Akashi bekerja layaknya sebuah sihir yang mampu membangkitkan kembali rasa percaya dirinya yang sempat memudar.

Akhirnya, seutas senyuman berhasil melengkung di bibir ranum (Y/N). "Arigatou, Sei-kun"

Syukurlah, dia akhirnya bisa tersenyum lagi seperti sedia kala, ucap Akashi dalam hati.

"Douitashimashite" Akashi membalas senyum manis tadi dengan belaian lembut di kepala (Y/N). "Ah, apa kau tahu siapa orang yang aku bicarakan tadi?"

Mendengar pertanyaan itu, (Y/N) memandangi Akashi dengan heran. "E-Eng...?"

Akashi kali ini menyeringai. Telunjuknya tertuju pada bayangan di cermin.

"Orang itu saat ini berdiri tepat disampingmu"

Akashi memberikan kecupan singkat di pucuk kepala (Y/N), setelah itu berjalan pergi meninggalkan (Y/N) yang masih mematung memandangi cermin. Terlihat dia yang kembali ke tempat duduknya dan menyelesaikan permainan shogi yang semula sempat terhenti.

(Y/N) sendiri masih setia memandangi cermin. Dia sweatdrop mendengar ucapan terakhir kekasih absolutnya itu. (Y/N) memijat pangkal hidungnya seraya menggeleng beberapa kali.

Ah, ternyata dirinya sendiri toh...

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Feelings [Chara x Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang