Kebobrokan diksi jangan ditanya :'> Maapkan segala typo, OOC, diksi anjlok dan semua kekurangan di ff ini :'>
After The Rain
[Arisugawa Dice x Reader]Hypnosis Mic © King Records, Idea Factory, Otomate
Enjoy~^^
.
.
.
Manik ungu kehijauan menatap kain tipis yang menyelimuti tubuh setengah telanjangnya dengan penuh keheranan.
Ingatan Dice dibawa melayang ketika ia tidur semalam. Tak ada memori apapun yang membekas selain kalah berjudi di hari kemarin.
"Kami-sama! Apa ini anugerah dari-Mu?!" Dice berseru kepada lipatan kain di pangkuan. Hal itu tentu saja mengundang perhatian pengguna jalan yang lewat. Namun tak ada dari mereka yang peduli, menganggap Dice hanyalah seorang gembel tak waras yang menunggu dijemput polisi atau orang dari rumah sakit jiwa.
Dice tak peduli.
Ia menyenderkan punggung ke lampu jalan sebagai satu satunya penerang saat tidur semalam. Perut yang tiba tiba memberi sinyal lapar membuat Dice segera mencari sekantong plastik yang berada di dekatnya.
Dice termenung sejenak, memandangi sekantong makanan yang didapatkan dengan cara yang sama seperti kain tipis di pangkuan. Sekitar beberapa malam yang lalu, sekantong makanan itu muncul secara ajaib ketika ia terbangun dari tidur lelap.
Pemberian Tuhan dan karena jimat dadu, begitulah Dice menganggap keberuntungan beruntun yang ia dapatkan. Meskipun ia sedikit ragu, Tuhan masih mau menyayangi pecandu judi seperti dirinya.
"Ah—"
Saat telinga menangkap suara tercekat yang tak asing, kepala Dice secara reflek menoleh ke sumber suara. Iris ungu kehijauan berbinar, menatap sosok yang dianggapnya sebagai sohib seperjuangan, sekaligus ATM berjalan.
"Genta—"
"Hmm... Kira kira ending yang bagus untuk kubuat selanjutnya seperti apa ya?"
Sudut perempatan imajiner muncul di kepala Dice, pasalnya Gentaro begitu saja mengacuhkannya. Segera ia bangkit dan mengejar sosok pemuda ber-hakama itu.
"Oi Gentaro! Ini aku Dice! Masa lupa sih?!"
Gentaro mau tak mau berhenti oleh karena tarikan di bahu oleh Dice.
"Maaf saja, aku tak punya kenalan seorang gembel setengah telanjang seperti dirimu." Gentaro menutup setengah wajah dengan buku di tangan—menyembunyikan seringai jahil di bibir.
"K-Kejam sekali nyaw, kau melupakan teman seperjuanganmu sendiri..."
Gentaro menutup buku, memperlihatkan seringai jahil yang sedari tadi terulas di bibir. "Maa, uso desu yo~"
"Ttaku! Kukira kau benar benar lupa! Kau mengerjaiku!"
Sang novelis terkekeh oleh kebodohan temannya yang tiada duanya. Rasanya begitu puas ketika berhasil mengerjai teman gembelnya itu, meskipun sudah tak terhitung berapa kali Gentaro sudah melakukannya.
Gentaro melipat tangan bak ibu majikan yang kejam. Iris hijau memandangi Dice dari kepala sampai ujung kaki.
"Biar kutebak. Kau mengorbankan bajumu, lalu kalah berjudi? Tak punya tempat tinggal selain pinggir jalan karena terlalu takut untuk pulang, lalu Ramuda akan menjual organmu. Begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Feelings [Chara x Reader]
FanficBerisi kumpulan kisah romansa antara kau dan mereka para husbu.