2 - SURVIVE

625 58 5
                                    

"Kita mau kemana ?" Tanya Lira kepada ku.

"Gua gak tau Lir... yang penting kita selamat dulu aja" Jawab ku sambil melihat seisi kota Jakarta yang sangat berantakan.

Akhirnya aku dan kawan ku menemukan Kantor Polisi, Ya.. mungkin itu tempat paling aman untuk kami.

"Kita mending di sini aja soalnya udah pengen sore" Seru Anis kepada semua murid kelas ku.

Sudah beberapa jam kita belum makan karna itu aku mengajak kawan ku Ahimsa, Enrico, Billy, Thendrian dan Josua untuk mencari makanan di Supermarket terdekat. Dan ada satu teman ku yang bernama Gusti, kami tidak tahu keberadaanya.

"Kalian semua tunggu di sini... gua mau cari makanan" Seru ku kepada mereka.

"To... itu kayanya ada pistol deh" Kata Billy kepada ku.

"Gua gak bisa make nya" Jawab ku kepada Billy

"Sans aja gua bisa kok... gua kan anak gamer hehehe..." Kata Billy kepada ku.

Kami pergi ke sebuah supermarket karena kami tidak bisa mengendarai sebuah mobil alhasil kami hanya bisa berjalan.

"Ah gila lu to Supermarket kan lumayan jauh" Seru Thendrian kepada ku

"Ah lebay lu... lu mau mati kelaperan ?" Sahut ku padanya.

Sesampainya di sana kami masuk ke dalam dan mencari sejumlah makanan. Di dalam kami melihat suasana sepi dan sangat berantakan.

"Kita jangan mencar... supaya gak ada yang ngilang satu sama lain" Seru ku kepada mereka.

Semua makanan dari snack sampai makanan berat kami bawa dengan keranjang.

Senja pun datang dan kami belum kembali ke Kantor Polisi itu.

Di sisi lain, teman ku Deli ingin ke WC untuk buang air kecil.

Stap... stap... stap...

Sesampainya di sana ia mendengar suara percikan air dari kaki seseorang. Dan ternyata...

Ngeeekkk...

Deli membuka pintu dan melihat sekitarnya.

Tiba-tiba sosok Polisi kekar melihat ke arah Deli dan ingin menerkamnya.

Karena Panik Deli pun teriak dan teriakannya terdengar sampai semua murid perempuan langsung berlari menuju kamar mandi

"Ada apa ?" Tanya Khaila kepada Deli.

"Ada polisi!" Jawab deli.

"Hah Polisi ?" Kata Khaila sambil keheranan

Tiba-tiba polisi itu datang dan melihat mereka.

Mereka pun langsung menutup pintu kamar mandi dan memanggil murid lainnya untuk membantunya menahan pintu.

Sementara itu kami  berada di tempat makanan dan sedang mengambil beberapa makanan dan bergegas untuk kembali. Tetapi ada satu kejanggalan.

Kami melihat seorang anak kecil yang sedang melihat ke sisi lain tempat itu.

"Eh itu ada anak kecil kasian dia sendirian" Seru Ahimsa kepada ku

Tubuh anak itu terdiam seperti patung. Dan Ahimsa mencoba mendekatinya anak itu.

"Dek.." kata Ahimsa kepada anak itu

Dengan gerakan yang cepat anak itu menoleh dengan muka yang sangat menyeramkan berlari ke arah nya.

"Lari! Lari!" Ahimsa berteriak kepada kami.

Kami akhirnya berlari membawa keranjang itu untuk langsung keluar Supermarket tetapi Ahimsa terpeleset dan terjatuh kelantai. Dan monster kecil itu menerkam dirinya.

DAAAARRRR

Tetapi tiba-tiba suara tembakan terdengar.

Ternyata Billy yang sengaja menembak kepala si anak tersebut sehingga ia langsung mati seketika.

"Lu gak apa-apa kan him ?" Tanya Billy pada Ahimsa.

"Iya... gua gak kenapa-kenapa" Jawab Ahimsa dengan muka yang tegang.

Mendengar suara tembakan itu semua mayat hidup di Tempat itu berdatangan dengan cepat. Dan kami berusaha berlari keluar.

Tetapi kawanku Enrico karena berbadan cukup besar dia di terkam dari belakang oleh mayat hidup tersebut dan menggigit perutnya sampai terlihat isi perutnya.

Monster lain pun berdatangan dan memakan semua anggota badan teman kami itu.

"Enricoooo..." teriak Josua melihat kejadian itu.

"Ayo cepet kita pergi ayo ayo.. dia udah gak ada ayo cepet.." Seru ku kepada mereka.

Akhirnya kami berlari keluar meninggalkan Enrico dan kami menuju Kantor Polisi.

"Ini semua gara-gara lu to! kalo lo gak ngajak dia, dia gak bakalan mati dengan cara kaya gini" Josua berkata dengan marah.

Aku hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa.

"Jawab anj*ng!" Josua marah pada ku sambil menarik pundak ku.

"Gua gak tau! Lu mau kita semua mati hanya buat nolongin dia ? Misalkan kita tadi kesana selamatin dia mungkin kita gak bakalan selamat... pikir lagi jo..." Aku menjawab dengan sedikit kesal.

"Udah... yang penting kita sekarang bawa makanan ini dulu oke... kita bicarakan ini nanti" Seru Ahimsa dengan menenangkan kami seolah tidak ada yang terjadi.

Sesampainya kami di sana, kami langsung masuk ke dalam kantor karna melihat kegaduhan yang terjadi.

"Ada apa ini ?" Tanya ku kepada semua murid perempuan.

"Bantuin kita cepet! Kita lagi nahan pintu karna di dalem ada..."

DRAAAKKK!

Tiba-tiba monster itu mendobrak pintu dengan kencang sampai beberapa murid perempuan terlempar. Dan monster itu berusaha menerkam salah satu dari kami yaitu Thendrian.

DAAARRR!

Tanpa basa-basi Billy menembak bahu dari makhluk itu tetapi ia malah terjatuh dan kembali bangkit. Dan ketika Billy ingin menembaknya lagi ternyata peluru dari pistol itu sudah habis.

Akhirnya ku putus kan untuk menikamnya dari belakang dengan leher yang kucekik. Dan aku melihat sebuah besi dan ku tusuk makhluk itu di bagian lehernya. Tetapi tetap saja makhluk itu seperti tidak merasakan apa-apa.

Aku keheranan mengapa monster itu tidak mati. Dan monster itu pun tiba-tiba mati seketika... dan terjatuh dengan kepala yang ditusuk pisau di bagian belakang.

Ternyata Ahimsa yang melakakukannya dengan muka yang penuh dengan cipratan darah dan bernafas terengah-engah.

"Ini gua udah gua isi pelurunya sekarang mana monster nya ?" Sahut Billy.

Kami semua hanya melihat ke arah Billy dengan Polisi yang sudah mati di depan matanya.

To be continued

Attack Of Z (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang