Matahari terbit dan aku masih sendiri dengan tubuh ku yang seperti ini. Aku tidak bisa merasakan sakit, mata ku kadang terasa perih dan setengah tubuh ku tidak bisa ku rasakan.
Dengan kesendirian ini aku tidak bisa apa-apa kecuali memakan daging mayat manusia yang sudah mati. Tapi ada kalanya aku tidak bisa memakan makanan itu dan bisa saja muntah, karna kadang kala aku memikirkan aku ini masih manusia.
"Krrrsssss... oke kita udah sampe di markas" Ucap Wahyu kepada semuanya.
"Alhamdulillah... kita nyelametin orang" Kata Gilang pada teman-temannya.
"Iyeee nih... dia semua temennya Vitto..." Ucap Galang.
"Lah trus si Vitto nya mana ?" Tanya Gilang pada Galang.
"Kita semua gak tau dia kemana..." Jawab Dhani pada Gilang.
"Hmmm... yaudah masuk masuk" Ucap Gilang.
"Ini semua gara-gara lu jak... coba kalo lu gak kecapean tadi... Vitto pasti bisa ikut" Kiki langsung bicara kepada semua orang.
"Lah kok salah gua... lu bayangin tuh gua bawa senjata segede gitu... coba lu ngerasain jadi gua ki..." Tanggapan Zaki pada Kiki.
"Udah elahhh gak ada selesai-selesainya, jangan main salah-salahan gini... Vitto udah di tempat yang seharusnya sekarang... lagian klo dia ikut nyawa kita juga bisa terancam" Seru Dwi pada anak kecod.
"Iyaa tuh betul" Ucap Billy pada mereka.
"Oke... oke... yang penting kita selamet" Ucap Wahyu.
"Yaudah makan... makan..." Kata Zaki sambil membuka kulkas.
"Makan mulu heran gua mah..." Kata Dhani.
"Napa lu... sombong amat..." Seru Zaki.
Sementara aku berjalan menyusuri hutan bersama zombie-zombie lainnya tetapi mungkin otak ku masih bekerja dengan baik.
Berjam-jam aku tidak makan. Dan hujan pun terjadi, aku masih berjalan dan terus berjalan. Sampai satu saat...
"Brukkk..."
Tubuh ku terjatuh dan aku mati sesaat.
"Salam kenal nama gua Josua, ini Billy, ini Ahimsa, ini Rifdah yang lagi duduk itu Lira, mereka berdua Deli sama Khaila trus satu lagi Anis"
Tiba-tiba Anjas dan Adin datang dan berkata. "Oshiaaapppp"
"Dateng-dateng kaga jelas dah" Kata Kiki sambil memasang muka kesal.
"Yaudah... sementara dulu kalian tinggal di sini ya..." Kata Anjas.
Malam pun tiba dan aku pun terbangun dengan merasakan seperti manusia. Entah karna mungkin vaksin dokter gila itu bekerja atau memang daya tahan tubuh ku tinggi aku tidak tahu.
Aku terbangun dengan keadaan kelaparan, lalu aku melihat sebuah pizza yang terbuang begitu saja, alhasil karna tidak ada makanan lain aku hanya makan itu saja.
Dan ketika ku melihat ke sebuah kaca mobil. Mata sebelah kanan ku seluruhnya putih, muka ku setengah pucat tetapi tangan sebelah kiri ku seperti layaknya manusia biasa.
"Eh lu kok dari tadi diem aja... kenapa emang" Kata Josua kepada Fauzan.
Fauzan hanya terdiam saja.
Sementara aku mencari teman-teman ku yang berada di markas barunya.
"Bleduuuurrrrrr beessssss..."
Suara petir pun terdengar dan hujan pun tiba.
"Njas... HP lu udah bisa kaga ?" Tanya Zaki pada Anjas.
"Kaga ada sinyal Jak..." Ucap Anjas.
"Ehhh coba sini gua bantu" Seru Billy pada Anjas.
Akhirnya mereka berdua bekerja sama untuk membetulkan Handphone yang tidak mendapat sinyal.
"Ya wajar lah gak dapet sinyal, orang lagi ujan begini" Ucap Rifdah.
"Yang penting usaha dulu neng..." Kata Anjas.
Aku pun hanya bisa mencari dan terus mencari. Dan aku pun menemukan truk yang dipakai Wahyu waktu itu.
"Makanan udah jadi blom Din..." Tanya Kiki pada Adin.
"Bloman ki sabar..." Ucap Adin.
"Tok... tok... tok... permisi..."
"Ehh Jak tolong bukain tuh ada tamu kali" Seru Kenji pada Zaki.
"Iye iyee... ngeeekkk... ASTAGFIRULLAH!" Ucap Zaki
"Anj*ng!" Ucap Kiki
"Bangsaaaaattt..." Kata Wahyu
"Mustahil" Kata Josua sambil menodongkan senapan kearah ku.
"Weeyyyy... ini gua Vitto gua masih hidup kokkk gua bukan mayat" Kata ku.
"Weyyy... weyyy... crrrssssss... gak mungkin nih" Kata Adin sambil memecahkan sebuah piring.
"Mustahil ini mustahil..." Kata Dwi.
Fauzan pun terkejut dan tak berkata apa-apa kecuali melihat ku dengan sangat serius
Akhirnya setelah kejadian itu aku diperbolehkan masuk.
"Ini beneran lu kan To ?" Tanya Khaila padaku.
"Oke oke jadi gua setelah ditinggal sama lu pada... gua sempet jadi mereka... tapi entah mukzizat apa yang gua dapet gua tiba-tiba pingsan abis gua pingsan trus bangun, badan gua udah kaya manusia lagi cuma bentukan gua aja kaya gini" Penjelasan ku atas terjadinya hal itu.
"Masih untung lu selamet to... to... klo lu jadi mayat idup mah gua udah dah disalahin" Kata Zaki kepada ku.
"Yaaa yang penting sekarang gua udah sama kalian lagi oke..." Ucap Ku
"Hufff gua kira lu udah mati to... tapi misalkan klo lu tiba-tiba berubah gua tebas pala lu to..." Kata Fauzan.
"WRACCCCKKK! ahahahahaha..." Aku teriak menakuti mereka dan tertawa.
"Gak Lucu anj*ng" Kata Kiki pada ku.
"Ngeped lu to" Kata Deli.
Tiba-tiba...
"Weh... HP gua udah ada sinyal nih..." Kata Anjas sambil memegang HP nya.
"Coba telpon siapa kek gitu cepet-cepet" Ucap Anis.
"Hallo... hallo... apa ada orang..." tanya seseorang dari telepon.
"Lu nelpon siapa Jas... ?" Tanya Galang.
"Nelpon emak gua..." Kata Anjas.
"Yah... yaudah lah..." Kata Galang.
"Hallo Jas... mamah masih hidup nak... mamah ada di Bandara Suka... r... n.. o... sek... ar... ang... disini ramai nak... siny... al... nya... putus... put... niiitttttt...." Orang di telfon itu.
"Hallo mah... mah..." Ucap Anjas sambil memegang HP nya.
"Okeee... kita ke Bandara sekarang" Ucap Lira.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack Of Z (COMPLETED)
HorrorDari sebuah virus rabies yang banyak mengubah manusia menjadi monster pemakan daging. Vitto dan teman-temannya akan bertahan hidup di Jakarta sampai semuanya berakhir. Akankah dia berhasil ? PERINGATAN! Cerita ini khusus untuk 18+ karena mengandung...