"Betul, aku memang membawa masa lalu kita, tapi aku sama sekali tidak pernah memintamu untuk ikut menuntunnya bersamaku, ini bukan hanya tentang kamu, di cerita itu juga ada aku."
"Tapi kalau tunangan aku tau dia bisa sedih ra.."
"Terus? Aku peduli?" Gadis itu pergi dengan mengangkat kepalanya, rambut pendek dan leher jenjang membuat auranya tidak bisa ditundukkan, Ara.. nama yang sangat indah untuk sikap dinginnya.
——
Ara memandang gadis yang sedang berjalan sendirian dengan susu yang ada di genggaman tangannya."Hi, kita makan yuk."
"Maksudnya?" Gadis dihadapannya itu melebarkan mata bulatnya.
Tipe gadis manis, menjijikan. Batin Ara sambil memandang Gadis itu.
"Kamu pasti udah tau kan?" Ara tersenyum dan pindah kedekat gadis itu.
"Oh iya, nama kamu siapa? Aku lupa."
"Wendy, maaf kamu siapa?"
"Kita makan aja dulu yuk, disini gak enak buat ngobrol." Ara menarik tangan Wendy lembut, dan mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu, dia akan bersikap elegan, bukan levelnya jika harus menjambak dan menampar gadis yang merebut lelakinya.
——
"Maaf, bukannya makanan disini terlalu mahal? Aku tidak bisa menerimanya.""Tidak sopan menolak ajakan seseorang Wendy... makan saja apapun yang kamu mau, habis ini juga kita bisa berbelanja, ambillah apapun yang kamu mau."
"Saya tidak mengerti, maaf saya harus kembali bekerja." Ujar Wendy sambil membungkukkan punggungnya.
"Tidak usah bekerja, temani aku hari ini."
"Maaf, anda tidak bisa menyuruh saya untuk tidak bekerja, dan lagi saya tidak mengenal anda."
Ara tertawa pelan.
"Aku Ara Agraman, apa yang tidak bisa aku lakukan untuk pekerjaku?"
Wendy melebarkan matanya dan terdiam.
"Ibu pemimpin? Maafkan saya sudah tidak sopan, sungguh maafkan saya." Wendy membungkuk dalam-dalam.
"Sudahlah, ayo temani aku makan, aku lapar."
——
Wendy sungguh menyukai pemimpin perusahaannya ini, dia sangat ramah dan baik hati."Sudah, ayo kita keluar Wendy."
——
"Wah, kamu sangat cantik Wendy!" Ujar Ara setelah melihat baju yang baru dikenakan Wendy."Terimakasih." Ujar Wendy sambil menundukkan kepalanya.
"Jangan terlalu formal, kita tidak sedang di kantor."
"Ah baiklah."
"Oke aku mengantri dulu."
Wendy terdiam selama beberapa detik.
"SAYA SAJA YANG BAYAR!!" Teriak Wendy sambil tidak sengaja menarik bahu Ara keras.
"Kenapa Wendy?"
"Maaf!! Maafkan saya."
"Tidak apa-apa duduk saja disana."
Ara sempat melirik Wendy yang sedang duduk sambil memainkan jarinya gelisah.
"Bagus Ara." Gumam Ara sambil tersenyum.
——
"Terimakasih untuk hari ini.""Ah seharusnya saya yang harus berterimakasih."
"Ngomong-ngomong kamu udah punya pacar Wendy?"

KAMU SEDANG MEMBACA
pathetic [HIATUS]
Short StoryKumpulan one shoot story, all of these stories make my day, I'm happy if that also happens to you🌈 Baca aja dulu, suka belakangan. Highest rank : #1 pathetic (160619)