20 desember 2002
19 september 1997, jumat, pukul 03.00 dini hari.
Aku, Tania isqhari lahir.Menggantikan kehidupan lain, menggantikan kehidupan ibuku yang meninggal usai aku lahir.
Ibu dan Ayahku bertemu saat mereka SMA, ayah yang sangat nakal hanya tunduk pada ibu yang lebih nakal darinya. Setelah tahun ke 5 pernikahan mereka yang bahagia, bertambah lagi alasan kebahagiaan itu, ibu mengandung aku.
"Kamu masih inget pas pertama kali kita ketemu dulu gak?". Ujar ibu 2 jam sebelum proses persalinan.
"Kapan sih aku lupa". Jawab ayah sambil mengusap rambut ibu lembut. Ayah sangat mencintai ibu, melebihi apapun.
"Jangan pernah lupa ya sampai kapanpun.. Walaupun aku udah gak ada lagi untuk nemenin kamu".
"Hust... Jangan ngomong yang aneh-aneh, semua pasti baik-baik aja". Ibu hanya bisa tersenyum mendengar kalimat ayah, dia sudah tahu.
🍃🍃🍃
Ayah hanya terdiam, dia tidak bisa merasakan apapun, tatapannya kosong, sekosong hatinya kini.
Ibu meninggal, karena aku.
Setelah ibu meninggal, ayah tidak pernah lagi tersenyum, jiwanya ikut pergi bersama ibu, bahkan aku yang merupakan anaknya tidak bisa menutupi kekosongan itu.
Dari bayi aku tinggal bersama nenekku yang juga tinggal sendirian, perusahaan ayah terus menggurita tidak terkalahkan, dia terus mencari kesibukan untuk mengalahkan rasa kerinduannya yang terus mengakar kuat setiap harinya, ayah sering tiba-tiba menangis sendiri saat mengingat saat-saat pertemuan pertamanya dengan ibu, dia sungguh rindu.
🍃🍃🍃
24 desember 2002
Saat SD aku terus membuat masalah agar ayah dipanggil kesekolah dan dia bisa memperhatikanku sebentar saja, namun sia-sia, dia hanya menatapku datar dan mengatakan jangan mengulanginya lagi, setiap aku melakukan kesalahan.
🍃🍃🍃
2 oktober 2005
Saat SMP, nenekku meninggal, aku merasa tuhan selalu merampas apapun yang kumiliki, aku tidak terlalu merasa kehilangan orangtua karena cinta nenekku bahkan lebih besar dari itu. Kini aku kembali ditinggalkan.
🍃🍃🍃
3 maret 2008
Saat aku SMA.. Ayah meninggal, dia tidak bangun-bangun dari tempat tidurnya, wajahnya tersenyum bahagia. Mungkin dia bahagia karena akhirnya bertemu ibu, akhirnya perjalanan kerinduan itu sudah sampai akhirnya. Kini aku benar-benar sendiri.
Aku mengurung diriku dikamar, semua orang berpura-pura baik agar mendapat bagian warisanku. Kenapa aku harus hidup jika kehidupanku sama sekali tidak berguna, aku memilih untuk tidur, setidaknya aku tidak sadar bahwa aku hidup.
🍃🍃🍃
5 maret 2008.
Heru, pria itu datang menemuiku, senyumnya, caranya bicara, semua tentangnya aku suka, cara dia menatapku berbeda, dia suka padaku kan? Kumohon iya.🍃🍃🍃
9 maret 2008.
Heru selalu mengerti perasaanku, dia selalu mendengarkan apapun yang aku katakan. Pagi ini dia mengajakku menemui ayah dan ibu, aku hanya terseyum dan mengangguk, aku akan selalu mendengarkan apa yang Heru katakan.🍃🍃🍃
"Dia menderita gangguan kepribadian dependen dan Erotomania, dimana dia menganggap bahwa ada sosok yang bisa memahami dirinya dan mencintainya, padahal itu adalah sosok yang dia ciptakan sendiri. Yang paling parahnya.. Sosok yang dia ciptakan itu pernah mengajaknya bunuh diri dan melukai diri sendiri." Dokter muda itu menatap Afra iba, dia tau rasanya ditinggalkan dan tidak dianggap.
🍃🍃🍃
"Seindah apapun mimpi, sadarlah itu cuma mimpi".
"Heru gak mungkin ninggalin aku". Teriak Afra.
"Heru itu gak pernah ada".
"Biarin aku tidur!! Aku mau ketemu Heru!!". Tangisan Afra pecah tak terkendali, dia memeluk tubuhnya sendiri dan mengambil botol dari sakunya
"Benzodiazepine, obat tidur dosis tinggi". Desis Dokter itu kemudian merampasnya dari tangan mungil Afra.
"Sini!!!".
"Percaya sama saya, kita bisa lewati ini bareng-bareng, kamu gak pernah sendiri". Ucap Dokter itu sambil fokus melihat kedua mata Afra.
Afra hanya terdiam kemudian menangis.
"Aku mau ketemu Heru". Ujarnya lemah.
"Heru gak pernah ada, kalau kamu mau kamu bisa anggep saya Heru, satu hal yang saya janjikan.. Saya gak akan ninggalin kamu".Ujar Dokter, afra hanya trauma ditinggalkan, itu yang membuat dia berdelusi bahwa ada seseorang yang tidak akan pernah meninggalkannya. Afra memandang lekat kedua bola mata dokter itu untuk sedetik kemudian afra sudah memeluk dokter itu sambil menangis.
Dokter itu tersenyum kecil, dia sudah berhasil menyelamatkan satu orang lagi, ibunya dulu menikah dengan pria kaya, mereka saling mencintai, namun tiba-tiba ayahnya teringat dengan almarhumah istrinya dulu dan meninggalkan ibu.. aku, dan calon adikku yang dikandung ibu.. Ayah tidak pernah tahu bahwa ibu sangat mencintai Ayah melebihi apapun, ibu meninggal.. Dengan mengiris nadinya sendiri.
——
Terimakasih sudah membaca🌻2 oktober 2018
22.18

KAMU SEDANG MEMBACA
pathetic [HIATUS]
Cerita PendekKumpulan one shoot story, all of these stories make my day, I'm happy if that also happens to you🌈 Baca aja dulu, suka belakangan. Highest rank : #1 pathetic (160619)