Dear Tash..

345 72 4
                                    

Terimakasih telah menunggu, dan selamat membaca

💎💎💎

      "Tash..". Kalimat gadis itu tidak pernah akan selesai.

💎💎💎

     Kini gadis itu sedang memegang kotak bekalnya riang sambil sesekali mengintip jendela kelas sahabatnya.

     Yang ditunggu akhirnya keluar, dengan senyum ceria gadis itu langsung menghampiri sahabatnya, namun lagi-lagi, sahabatnya hanya melaluinya tanpa mengatakan apapun.

💎💎💎

     Sesosok perempuan berambut panjang itu kini sedang duduk sendirian dibangku taman belakang sekolahnya, dia mencengkram kuat rok miliknya.. Sungguh, kepalanya sangat sakit, dia tidak bisa memikirkan apapun sekarang, semua hanya tentang penyesalan.

    "Tasha, kenapa?". Tanya gadis dengan rambut ikal dan mata indah itu, sampai sekarang Tasha masih iri terhadap gadis didepannya.

     "Gapapa". Hanya itu yang dapat dikatakannya.

     "Aku sama Fero akhirnya jadian". Ujar gadis itu sambil menatap langit diatasnya dengan mata berbinar-binar.

     Rein sangat polos, sampai Tasha sangat membencinya.

     "Baguslah".

     "Tapi kata fero jangan kasih tau siapa-siapa, tapi Tasha kan sahabat Rein, Rein gak salah kan".

     Tasha hanya memandang kosong gadis didepannya, ternyata.. Fero tahu, bahwa dia juga menyukainya.

     Tasha bangun dengan napas tersengal-sengal, mimpi itu lagi, seluruh memori itu mencengkram otaknya kuat-kuat sampai terasa hancur.

     "Tash.." Rein akhirnya mengetahui dimana sahabatnya berada.

     "Pergi..". Ujar Tasha gemetar.

     "Kenapa?". Suara Rein mulai berubah, dia sedih.

     "Gue mohon.. Pergi".

     "Kenapa tash, salah Rein apa?".

     "Pergi Rein.. Gue mohon".

     "Tasha sayang kan sama Rein".

     "Iya, gue sayang sama lo, gue mohon pergi".

     "Kenapa Tash.. Kenapa harus tasha, yang bikin Rein pergi".

     Tasha kini sedang mengajak Rein ke gudang sekolahnya.

     "Kita mau kemana Tash?". Tanya Rein agak sedikit takut, disini sangat gelap, dan...kedap suara.

     Tasha hanya menghadap ketembok gudang itu, menimang-nimang resiko yang harus dihadapinya.

     "Tash.."

     "Diem!! Lo sekarang seneng kan?? Ngaku aja, gak usah belagak sok polos! Lo tau kan gue juga suka sama fero?". Teriak Tasha, kini dibelakangnya sudah ada balok kayu besar.

     "Tasha... Rein gak tau... Maafin Rein yang gak pengertian sama sahabat sendiri". Ujar Rein.

     "Gue gak peduli, lagipula gue gak akan liat lo lagi". Ujar Tasha sambil menyunggingkan senyumnya sebelum mengambil balok besar itu dan menghantam keras kepala Rein.

"Ternyata Tasha gak pernah nganggep Rein sahabat Tasya, maaf Tash.. Asal Tasha tau, sebenernya pas digudang hari itu Rein bisa aja pergi, tapi Rein memilih untuk tetep ada disitu dan dengerin Tasha, maafin Rein, belum bisa jadi temen yang baik".

Rein pun pergi, dan tidak pernah terlihat lagi.

——
Terimakasih sudah membaca🌻

22 september 2018
22.16

pathetic [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang