Haiii! Gimana malem mingguannya? Asique tidak? Kalau nggak asik, semoga kisah Om Sehun dan dedek gemesnya bisa ngasikin malminh kalian yaaa. Wkwkwk. Cus baca sayang-sayangkuuu!
Ahra menatap lalu lalang orang yang berada di dalam restauran. Ia mengelus perutnya diam-diam di sudut yang sedikit tersembunyi. Lapar. Ia sudah makan banyak sebenarnya tadi sebelum berangkat bekerja part time di sini. Namun, tetap saja akhirnya ia merasakan lapar juga saat jam bekerjanya berlangsung. Bekerja sebagai pelayan di restauran benar-benar menguras tenaga.
Hilir mudik antara dapur dan meja pelanggan, mengantar makanan, menuangkan wine, menyetorkan bill pada kasir di depan, dan entah pekerjaan kecil lain yang dibebankan kepada para pelayan oleh para pelanggan cukup membuat kakinya berteriak pegal. Apalagi ia memakai high heels. Walaupun tidak begitu tinggi, namun tetap saja menyiksanya.
Ahra menelan ludah, melihat para pasangan yang datang ke restauran. Para gadis yang bermanja-manja pada kekasihnya sembari minta disuapi. Dan ini, cukup membuat Ahra melengos. Malas melihat pemandangaan yang terkesan cheesy baginya. Ia menunduk, menatap sepatunya."Memangnya para gadis itu tangannya sakit apa, sampai minta disuapi," Gumamnya pelan.
"Chogiyo, kami mau pesan," Ucap seorang namja yang terlihat rapi dari meja terdekat.
"Ne," Ahra tersenyum, menghilangkan guratan kesalnya secepat mungkin.
Ia melangkah, mendekati meja. Dan dengan seksama, menuliskan pesanan, dan memastikannya lagi pada pelanggan. Setelahnya, ia pun ke dapur, memberikan pesanan. Begitu selesai, ia pun berdiri lagi, di pinggir, bersiaga bila ada pelanggan yang membutuhkan.
Dan fase itu terus berulang sampai hampir dua jam kemudian. Membuat Ahra mulai memijat lehernya saat ia menyudahi pekerjaannya. Badan dan kakinya pegal luar biasa. Rasa-rasanya, ia sepertinya bisa tertidur sambil berjalan keluar resto nanti.
"Capek sekali ya," Ucap Jinhee, teman bekerjanya.
"Eung," Ahra mengangguk. "Rasanya seperti aku habis dipukuli satu kampus,"
Jinhee tertawa. Kemudian mendahului Ahra pergi ke lokernya. Yang kemudian diikuti oleh Ahra. Selesai mengganti seragamnya dengan baju biasanya, Ahra pun berjalan keluar resto. Ia menatap jam di tangannya. Sudah lumayan larut malam.
Si Im Sungmin itu. Semoga dia datang cepat.
Ahra menatap ponselnya sembari menunggu Sungmin. Teman SMA dan kuliahnya itu memang berencana mengajaknya pulang bersama. Karena Sungmin sedang ada urusan di dekat restauran. Dan ia bersyukur, ia tak perlu berlari untuk mengejar bus terakhir seperti hari sebelumnya.
Seorang namja yang baru saja keluar dari dapur restauran mendapati sosok Ahra yang berdiri tak jauh dari sana. Ia berkacak pinggang, memastikan siapa yang ada di sana. Sebab, ia hanya bisa melihat punggungnya saja. Ia pun melangkah mendekat, kemudian tanpa aba-aba langsung menepuk pundak gadis tersebut.
"Aak! Kkapjagiya!" seru gadis itu.
"Aish. Diamlah, memangnya mau kuapakan kau," Ucap Sehun ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Much Different
FanfictionHari-hari Sehun EXO setelah tak begitu aktif menjadi idol mulai berubah. Ia tak lagi menjadi laki-laki muda yang dicintai para gadis remaja dan para nuna. Para Idola sudah berganti generasi. Umurnya juga sudah mencapai angka tiga puluhan. Dunia hibu...