7. Under The Rain

1.3K 113 7
                                    

Annyeong! Happy weekend! Hm udah seminggu ya. Sekarang, karena The Wrong Beginning udah end, aku bisa fokus sama Too Much Different sama I Say I Love You. Huhuhuhuu, yuk cus baca! Biar weekend kalian ditemenin Babang Thehun. 🤣🤣🤣












Cuaca cerah pagi ini, langit biru pun tampak bersih tanpa awan. Membuat mood Bae Ahra ikut-ikutan cerah. Dia sudah sibuk mematut diri di depan cermin. Walaupun sebenarnya tak ada peningkatan berarti. Karena pagi ini pun ia malah mengenakan kaos lengan panjang berwarna kuning lemon dengan gambar Donald Duck besar, dan celana ripped jeans yang biasa. Tak lupa sepatu converse berwarna putih yang ia pakai terus. Rambutnya pun hanya ia ikat asal dengan kuncir berwarna kuning senada. 

"Warna cerah untuk hari yang cerah," Ia berdialog tak penting.

Ia pun meraih ransel hitamnya lalu keluar kamar. Kemudian menyapa seluruh penghuni kos dengan suaranya yang lantang. Ia tersenyum lebar, kemudian mendudukkan pantatnya, dan meraih roti panggang buatan Hana.

"Ya," Ujar Hana, mengamati wajah teman kosnya. "Moodmu sedang baik ya?"

Ahra nyengir. Kemudian mengangguk-angguk.

"Maja. Moodku sedang bagus,"

"Wae?" Tanya Hana.

"Hehehe, Im Sungmin mau mentraktir makan,"

Hana mendecakkan lidah.

"Bahagiamu itu, sederhana sekali hem?"

"Geureom. Karena aku ini sering bersyukur, jadinya mudah bahagia haha," Ahra tertawa kecil.

"Ahra-ya,"

"Mwo?"

"Karena kau sedang dalam mood yang baik...," Hana tersenyum. "Kau yang mendaur ulang sampah ne? Wadahnya sudah penuh tuh,"

Ahra mendengus.

"Ah shireo,"

"Ya sudah," Hana mengangkat bahunya. "Nari Sunbae! Ahra tidak mau....,"

Ahra mendelik, kemudian buru-buru berdiri.

"Aish! Iya! Iya! Ini aku mau melakukannya,"

Ahra kemudian berjalan ke sudut dapur. Mengambil sekantong besar sampah, kemudian dengan merengut ia berjalan ke depan. Sampai di depan Hana, ia mengacungkan kantong sampahnya.

"Nih lihat. Aku melakukannya, jangan bilang-bilang Nari Sunbae,"

Hana nyengir, kemudian memgacungkan jempolnya.

"Aigoo, kerja bagus. Uh, Ahra cantik sekali!"

Ahra mengibaskan rambutnya, kemudian menjawab dengan percaya dirinya.

"Tentu saja, aku ini memang cantik tak terkendali,"

Hana menggeleng-gelengkan kepalanya, menyesali perkataannya barusan. Dengan langkah riang, Ahra pun membuka pintu depan, kemudian dengan sampah di tangan, ia melaju keluar rumah. Meninggalkan pintu berdebam di belakangnya dan Hana yang terbahak-bahak.

"Aigooo! Padahal Nari Sunbae tak ada di rumah! Dia takut sekali sih! Hahaha!"

***

Ahra memandang pemandangan di depannya sambil mendecakkan lidah. Ia melipat tangannya, dan sudut bibir atasnya sedikit terangkat. Pose biasa jika ia sedang mencibir orang. Sementara Sungmin, yang sedang dipandangi hanya memasang tampang tak bersalah, walaupun kini namja itu menggaruk-garuk belakang kepalanya.

Too Much DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang