26. He Knows!

608 67 26
                                    

Kuy

Ramein!

Kolom komentar jangan sepi dong gaessss, nanti kaya hatiku. S.E.P.I.

OK.

Kuy vote komen yhaaaa

❤❤❤












Ruangan dengan desain mewah itu tampak hanya diisi oleh beberapa orang saja. Seorang pegawai tengah menunjukkan beberapa model perhiasan yang akan dijual kepada pasangan itu. Si laki-laki, Kim Junmyeon, tampak sibuk berbicara dengan seorang pegawai, sementara gadis di sampingnya hanya diam saja menyimak.

"Sayang," Panggil Junmyeon.

Tak ada sahutan dari bibir Ahra.

"Sayang," Junmyeon memanggil lagi.

Pegawai yang tengah memegang beberapa model itupun mulai memperhatikan. Mencari tahu kenapa si gadis yang dipanggil tidak menyahut. Perlahan, Junmyeon berdehem, kemudian sedikit menyenggol Ahra.

"Ahra-ya," Panggilnya sembari menatap Ahra.

Ahra tergagap, ia baru sadar kalau Junmyeon memanggilnya. Begitu pula dengan pegawai yang kini tengah memandanginya heran.

"Ne...ne Oppa?" Tanya Ahra pelan.

"Memikirkan apa?"

Ahra hanya tersenyum tipis, memasang dusta.

"Tidak apa-apa," Ujar Ahra.

"Itu biasa, Junmyeon-nim. Biasanya para calon mempelai memang punya banyak pikiran,"

Ahra hanya menghembuskan nafas. Mendengar bagaimana si pegawai menyebut soal calon mempelai. Karena rasanya, itu menghantam kesadarannya.

"Sayang. Kau belum memilih cincin," Uajr Junmyeon.

Apa katanya? Sayang?

Ahra mendelik, namun buru-buru mengontrol ekspresinya. Ia hanya mengikuti arah pandang Junmyeon ke jajaran cincin yang ada di depannya.

"Oppa sudah pilih?" Tanya Ahra.

"Hem. Tapi aku mau lihat pilihanmu juga," Ujar Junmyeon.

Ahra hanya mengangguk pelan, kemudian memandang ke arah jajaran cincin. Tak butuh waktu lama, ia menunjuk ke arah cincin dengan bentuk yang menurutnya manis.

"Ini?" Tanya Ahra. "Aku suka modelnya,"

Junmyeon tertawa kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junmyeon tertawa kecil.

"Pilihan kita sama ya," Ucap Junmyeon.

"Heh?" Ahra melongo. "Oppa tadi memilih ini?"

Too Much DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang