19. Proper Confession

760 80 30
                                    

Yuk cus!

Jangan lupa!

Vote!

And comment yaaa! 💕





"Oppa!"

Panggilan cempreng itu membuat Sehun berbalik. Ia memandang sang gadis yang terburu-buru keluar dari pintu tempat kos. Pundak gadis itu bergerak naik turun, menandakan bahwa ia habis berlarian untuk turun menemuinya.

"Ck. Lama sekali sih," Sehun berucap ketus.

Wajahnya benar-benar terlihat tidak sedap dipandang.

"A...ada apa kesini?" Tanya Ahra gugup, sembari tangannya meremas-remas jemarinya sendiri.

Mata gadis itu menelusur, dan menemukan gundukan besar berwarna putih yang sedang digendong oleh Sehun. Mata gadis itu berbinar, tersenyum riang.

"Vivi! Vivi-yaaa!"

Ahra tampak antusias, dan langsung berlari menghampiri Sehun. Kemudian mengulurkan tangannya ke depan. Bermaksud menyongsong si anjing kesayangan Sehun.

"Guk!"

Seolah menjawab panggilan Ahra, Vivi menyalak, menyambut gadis itu. Sehun mencebik, mengamati bagaimana gadis itu justru asyik menoel-noel Vivi, dan malah mengacuhkannya. Spontan, Sehun memiringkan badannya, menghalangi Ahra dari menyentuh Vivi. Ia juga mulai drama, mengajak Vivi bicara.

"Apa-apaan," Ujar Sehun ketus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa-apaan," Ujar Sehun ketus. "Jangan mau disapa dia, Vivi-ya,"

Kenapa kau malah lebih semangat lihat Vivi daripada aku? Kenal Vivi saja baru semalam.

"Oppa, kenapa sih?" Protes Ahra.

Jawaban Ahra itu tentu saja membuat Sehun makin cemberut.

"Dasar tidak peka," Omel Sehun.

Dasar cewek.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Too Much DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang