2 - Sahabat kok gitu?

169 37 20
                                    

Sorak Sorai terdengar dari tengah lapangan SMA Khayangan. Lapangan yang biasanya sepi itu kini mendadak menjadi penuh dan sesak dengan segerombol manusia ricuh. Mereka adalah tim hore dari tim-tim yang sedang bertanding di lapangan Basket.

"Ayo Gibran!!! Ayo Gilang!!! Ayo Gibran!! Ayo Gilang!!" begitulah sorak-sorai itu terdengar ketika tim kelas XI-IPA D sedang bertanding memperebutkan gelar utama Basketball Competation SMA Khayangan tahun ini.

Priiiiiiiitttttttt......

Suara peluit terakhir terdengar, menandakan pertandingan berakhir dan Skor akhir menempatkan Kelas XI-IPA D sebagai pemenangnya.

Seketika riuh semakin menjadi menyambut sang pemenang yang tak lain adalah tim dari dua cowok paling populer di sekolah itu yaitu Gibran dan Gilang. Cowok-cowok dengan segudang prestasi, pintar, kaya, dan gantengnya gak ketulungan. Untungnya mereka adalah sahabat dari orok, so gak ada ceritanya dua cowok kece tonjok-tonjokan.

Mereka berdiri di tengah lapangan dan menjadi sorotan puluhan pasang mata siswa yang mayoritas perempuan itu dengan napas yang masih terengah-engah, tiba-tiba seseorang menyeruak masuk lapangan dan langsung memeluk keduanya, siapa lagi kalau bukan Vanessha.

Si Gadis lugu, cantik dan perfect nya setipe sama Gilang dan Gibran, dialah pelengkap dua pria tampan itu, mereka disebut The Perfect Triangle.

Gilang dan Gibran langsung membalas pelukan Echa erat.
"Selamat teman-teman Echa, bangga deh!!" Ucap Echa senang dan sangat antusias.

"Iya lah siapa dulu, Gilang!!" Jawab Gilang menyombongkan diri.

Mendengar jawaban Gilang, Echa langsung melepaskan pelukannya dan memukul lengan Gilang keras.

"Awww Cha sakit!! Udah disanjung malah di pukul, labil Lo!" Protes Gilang.

"Abisnya Gilang sombong banget, baru menang di sekolah aja udah begitu, apalagi kan yang main bukan cuma Gilang saja, harus rendah hati dong!" Ceramah Echa yang hanya dibiarkan oleh keduanya.

"Iya iya! Kan cuma bercanda!" Sahut Gilang mengalah.

Lalu tiba-tiba Echa langsung menggandeng tangan mereka berdua.

"Apa lagi sekarang?" Tanya Gibran yang risih melihat tingkah Echa mendapat sorotan tajam dari luar lapangan.

"Kalian tahu gak? Echa tadi udah teriak-teriak semangatin kalian berdua?" Jelas Echa dengan nada merayu.

"Kita gak nyuruh!" Jawab Gibran acuh.

"Ihhh dengerin dulu!"

"Iya terus kenapa?" Gilang memicingkan mata curiga melihat tingkah Echa.

"Gara-gara tadi, kerongkongan Echa sama perut Echa jadi kering, Gibran dan Gilang traktir Echa di kantin ya!! Please!" Pinta Echa dengan nada memelas.

Gilang dan Gibran seketika budek berjamaah, mereka langsung memalingkan wajah dan melepaskan rangkulan tangan Echa.

"Lang, kayaknya gue harus ke ruang pak Bambang deh, tadi di panggil soalnya!" Ucap Gibran tanpa melihat Echa.

"Oh iya gue juga, tadi mau ke Bu Eka, belum ngumpulin tugas Kimia" tambah Gilang sambil menepuk jidatnya seolah-olah telah melupakan sesuatu.

Keduanya langsung pergi begitu saja meninggalkan Echa sendiri di tengah lapangan. Echa hanya mematung melihat tingkah kedua temannya yang menjengkelkan.

"Gilang!! Gibran!!! Ihhh dasar Medit!!" Teriak Echa kencang hingga semua orang mendengarnya, Gibran dan Gilang hanya bisa menahan tawa sambil berlalu meninggalkan Echa dengan wajah merengutnya.

Aku, Kau & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang