20 - Pengakuan #1

15 1 0
                                    

Gita dan Echa tengah terduduk di kursi panjang Balkon rumah Gibran saat tim jejaka sedang asik main palystation.

Perasaan seorang Gita sedang dalam mode bahagia, membuat senyumannya pun tak pernah hilang di malam minggu mereka. Echa yang duduk disampingnya pun mulai dibuat risih dengan keadaan sang sahabat yang lebih terkesan mengenaskan. Apa segitu hebatnya pengaruh Cinta, sampai orang waras pun berubah gila.

"Gita, berhenti dong ketawa nya, sumpah serem banget Echa liat Gita cengengesan gak jelas" ketus Echa yang sedari tadi menemani Gita yang masih tertawa sendiri meresapi semua kejadian Aldo yang dengan lantang mengungkapkan perasaannya di depan sahabat dan juga mantannya.

"Lo sih Cha belum tahu rasanya jatuh cinta, entar kalau udah tau, baru deh Lo bakal ngalamin apa yang gue alami" jelas Gita dengan bangganya, namun tidak dengan Echa yang merasa tak akan begitu.

Mereka pun terdiam sejenak meresapi semua hal yang telah mereka alami semenjak saling kenal dan akhirnya beberapa dari mereka jatuh cinta.

"Cha gak kerasa ya? 7 tahun kita bareng mulu, dan sekarang gue jadian  ama temen sendiri, padahal dulu behhh amit amit suka sama Aldo, udah dekil, kurus keriting pula rambutnya, tapi pas udah puber malah ganteng banget, kan jadi cinta Sekarang" celoteh Gita tanpa henti membuat Echa tak bergeming dan hanya bisa mengulas senyum.

"Kalau Lo gimana Cha? Setelah kak Reno, Lo lagi dekat sama siapa?" Tanya Gita mencoba mengulik kisah percintaan sahabatnya.

"Gak ada, Echa mau fokus sekolah biar pinter" balas Echa diplomatis

"Yaelah sok fokus belajar, Lo tanpa belajar pun udah dapat nilai tinggi kali" cerca Gita tak terima dengan jawaban Echa.

"Ya abis mau gimana Git, gak ada yang ngedeketin Echa tuh? Masak Echa duluan yang ngedeketin cowok, mau di taruh dimana harga diri Echa?" Mendengar perkataan Echa membuat Gita jengah. Ia menganggap Echa ini benar-benar bodoh dalam hal percintaan.

"Ngapain Lo nyari, kalau mereka udah ada di sekeliling Lo sejak lama?"

Echa mengernyitkan dahi tak paham dengan perkataan Gita

"Eh? Maksudnya?"

Gita sekali lagi memutar bola matanya malas, "Lo jadi cewek kurang peka banget sih? Sahabat Lo sendiri suka sama Lo, masak Lo gak paham juga sih?" Beber Gita yang membuat Echa tertegun seketika.

"Maksud Gita, Gibran dan Gilang?" Tanya Echa memastikan.

"Ya iyalah siapa lagi?" Dan beberapa saat kemudian Echa langsung tertawa terbahak-bahak, merasa ucapan Gita adalah humor paling receh yang pernah ia dengar.

"Ihhh malah ngakak, gue serius Cha!"

Echa yang paham hanya mengangguk meskipun tak bisa menyembunyikan senyuman mengejeknya, masih tidak menyangka Gita akan mengatakan hal itu.

"Lo gak percayaan banget sih" kesal Gita langsung mengalihkan pandangannya menatap langit gelap dengan sedikit bintang.

"Gita... Yang paling cantik, mana mungkin mereka suka sama Echa, gak mungkin lah, percaya deh!" elak Echa kekeh.

"Gue serius Cha, gini deh lo setiap hari gak ngerasa perhatian mereka itu berlebihan, mereka selalu deketin lo mulu, berangkat bareng, pulang bareng, nyariin lo, khawatirin lo, apalagi dah, banyak pokoknya" oceh Gita cepat membuat Echa sedikit berpikir keras, sebagian akal Echa membenarkan tapi sebagian lagi mengelak nya.

"Mereka itu over banget kalau lo ada masalah, pasti mereka jadi posesif lah, ngekang lo lah, gak boleh gini lah, gak boleh gitu lah, bener kan?" Tanya Gita yang membuat Echa sedikit terprovokasi, namun segera Echa tepis pikiran-pikiran picik itu, ia tak mau berharap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Kau & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang