13 - Gejolak Batin

46 17 7
                                    

Gibran sedang duduk di kursinya dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Gibran sedari tadi mencoba fokus membaca novelnya, namun hingga kini tak satupun kalimat dalam novel bisa ia pahami. Pikirannya sedang pecah setelah melihat Echa yang bertemu dengan Reno si kakak Kelas berengsek.

"Brengsek!!" Gerutu Gibran sembari memikirkan Reno.

Gibran melemparkan novelnya asal, dan menyenderkan tubuhnya pada kursi, memejamkan mata mencoba menenangkan diri dengan alunan lagu yang masih terdengar.

Tiba-tiba suara Eno teman sekelasnya datang menyeruak keheningan kelas dan melepaskan earphone Gibran paksa dari telinganya.

"Woyy, gak usah gini juga kali!" Bentak Gibran kesal karena terkejut

Gibran yang telah membuka matanya melihat temannya itu tampak letih dengan napas tersengal-sengal, seperti baru selesai lari maraton.

"Kenapa Lo?" Tanya Gibran penasaran, sedangkan Eno masih mencoba mengatur napas

"Itu .. itu... Si Gilang!" Jawab Eno terbata-bata

"Si Gilang kenapa?" Tanya Gibran datar yang kembali mencoba membaca novelnya

"Itu... dia mukulin Kak Reno di kantin" Ucap Eno mencoba menjelaskan. Seketika tatapan Gibran langsung tajam kepada Eno, membuatnya bergedik ngeri.

"Dimana Gilang sekarang??" Tanya Gibran dingin

"I...tu, di... Kantin!" Jawab Eno terbata-bata

Tanpa menunggu waktu lagi, Gibran langsung menutup novelnya dan bergegas keluar kelas untuk segera mencari Gilang.

'nyari masalah aja tuh anak!' ucap batin Gibran

Tak perlu waktu lama Gibran telah sampai di kantin dan sejauh mata memandang Gibran masih belum menemukan sosok Gilang. Sepertinya ia telah terlambat, karena keadaan kantin terlihat sudah kondusif. Gibran pun hendak kembali ke kelas namun tiba-tiba seseorang melambaikan tangan padanya, dan dapat dilihatnya Kak Yuta disana.

Tanpa pikir panjang, Gibran langsung menghampirinya. Gibran sangat dekat dengan kak Yuta, mereka sama-sama OSIS, bedanya Yuta Ketua dan Gibran adalah Wakilnya.

"Kak, Lo ngapain disini?" Tanya Gibran basa-basi sambil melihat teman-teman lainnya

"Sini duduk dulu, ngobrol bentar bareng kita" pinta kak Yuta pada Gibran

Tak lama kemudian, Darius menepuk bangku di sampingnya, mengisyaratkan Gibran untuk segera duduk di sampingnya. Gibran melihat Darius tampak senang, sudah lama ia tak melihat teman SMP nya itu yang sekarang beda kelaa. Dan langsung saja Gibran duduk menghadap kak Yuta yang ingin menyampaikan sesuatu.

"Kenapa kak?" Tanya Gibran

"Gini, jadi Lo tadi udah dengar kan, Gilang mukulin Reno sampai masuk UKS?" Tanya Yuta to the point

"Iya gue baru dengar dari Eno, gue kaget biasanya Gilang gak pernah kayak gitu" jelas Gibran

"Ya gue gak bisa bilang Gilang yang salah, kalau aja Reno gak bilang yang aneh-aneh ke Gilang pasti Gilang gak bakal mukulin dia" lanjut Yuta menerangkan

"Memang Reno bilang apa ke Gilang?" Tanya Gibran penasaran sambil memicingkan sebelah matanya.

Yuta dan Darius sesekali mencuri pandang, mereka melakukan bahasa isyarat melalui mata mereka.

"Kenapa?" Desak Gibran yang tak tahan melihat tingkah Keduanya. Alhasil Yuta pun membuka suara.

"Hmm.. jadi gini Bran..."

Yuta pun menjelaskan secara rinci bagaimana kronologi kejadian tanpa terlupa. Ia menjelaskan bagaimana Reno yang tiba-tiba muncul dan menyebut Echa cewek gampangan di depan Gilang, bahkan Reno menyebut Echa Ayam Kampung sebutan lain bagi seorang pela**r.

Aku, Kau & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang