Light Innocence 24 : Firra story

12 1 0
                                    

  Saat ini, disebuah lapangan pasir luas yang dihiasi oleh langit cerah, di sebuah pantai luas begitupun laut biru yang ada didekat kami.

Yah, hari ini adalah darmawisata seluruh murid disekolah Alfi dan teman - teman. 

Sambil menunggu intruksi, Sherly melihat Firra yang sedang duduk dikursi panjang sambil dipayungi pohon besar disebelahnya, ia pun menatapi laut dengan senyuman tipisnya. 

Namun, Firra terlihat sangat berbeda dari biasanya. Ia mengganti model rambutnya.

Biasanya jika seorang gadis mengubah model rambutnya berarti ia sedang jatuh cinta.

    "F-firra?.., ini kamu kan?"

    "Yah begitulah, apa aku terlihat aneh?"

     "T-tidak, kamu benar - benar manis dengan gaya rambut dipanjangkan seperti itu"

     "Aah.. Kau terlalu berlebihan"

   Mereka pun tertawa bersama dan kemudian intruksi dari guru pun dimulai.

    Saat ini mereka berdua berjalan di barisan paling belakang dari semua murid, sejak tadi Alfi dan Riski tidak terlihat, bahkan di Bis pun.

    "Hei Sherly, ada yang ingin kubicarakan denganmu"

    "Baik, aku akan mendengarkannya"

    Firra pun terdiam sesaat.

   "Aku akan keluar dari Klub"

Sherly pun terkejut, kemudian ia langkahnya berhenti.

     "Apa - apaan kau ini" gumam Sherly.

     "Eh?"

     "Kau hari ini sangat aneh Firra..! , semenjak kau kembali dari absen kau benar-benar berbed 

         "..........."
  
     "Apa yang membuat kamu seperti ini..!"

      "Maafkan aku..."

   Firra pun pergi meninggalkan Sherly, ia berlari sambil menangis.

     *****(BAGIAN KE-2)*****

     Pov'Alfi

  Sejak turun dari bis tadi aku memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.

  Mereka berdua benar - benar aneh, selain itu Firra mengubah model rambutnya, itu yang membuatku merasa aneh.

    Dari belakang seseorang memegang pundakku.

    "HUWAA!"

  Aku pun terkejut dan menoleh kebelakang. Ternyata ia adalah Riski, dia baru saja turun dari bis karna meninggalkan barang penting miliknya.

      "Masa gitu aja udah kaget"

      "Gua lagi ngelamun tau!"

    Riski pun tertawa kecil dan mulai berekspresi sedih.

       "Lah, lu kenapa? Kok melas gitu?"       
       "Emm gapapa kok, aku cuma mikir aja"

        "Mikir apa?"

        "Kalo aku bakal nyimpen perasaan ini"

    Aku pun berhenti berjalan, kemudian menarik kerahnya.

         "Jangan bercanda!"

     Riski pun terdiam saat aku berteriak.

          "M-maaf"

Light InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang