INDONESIA?

310 15 0
                                    

Enjoy untuk bab ini yah, jangan lupa dishare ketemen temen kalian
.
.
Happy reading

Fynia tidak tahu siapa yang mengirim pesan itu, dia terkejut? Yah, benar sekali Fynia terkejut bukan main saat membacanya. Tubuhnya yang sedari berdiri kini terduduk dipinggir kasur, jika dibilang trauma itu bisa jadi. Saat ini hal yang bernama 'trauma' masih tercantum dalam dirinya. Ingin rasanya ia hilang tiba-tiba dari kehidupan yang mengancam dirinya sendiri. Tuhan memang adil, ia memberikan kehidupan yang berbeda-beda ada yang indah dan ada yang buruk.

Fynia yang sudah sedari bengong, kini ia dengan cepat mengerjakan kegiatannya. Selesai dengan packing untuk ke Indonesia, ia kini menyandarkan tubuhnya kepunggung kasur lalu mengambil novel yang terletak didekatnya, ia membacanya perlahan. Dengan berjalannya waktu matanya mulai merasakan lelah, kini ia mengantuk lalu tertidur dikasurnya.

***

Pagi ini ia terbang jam sepuluh pagi, kini ia harus membereskan rumah terlebih dahulu, sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan kepada Boy untuk mengantarkannya ke bandara. Ia sudah selesai bersiap-siap, kini ia sudah dikabarkan oleh Boy bahwa Boy sudah tiba didepan rumahnya. Dengan berat hati Fynia mengangkat tubuhnya yang berbaring dikasur, lalu menggeret kopernya dan membawa tas selempang bewarna hitam itu. Ia membuka pintu rumahnya, lalu mengehela nafas dan beranjak masuk kemobil Boy.

Setelah masuk Fynia menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi penumpang dimobil Boy.

"Jaga diri kamu ya Fyn,aku gak bisa jadi supir kamu saat kamu di Indonesia" ucap Boy yang masih menatap jalanan didepannya.

Fynia melihat kesamping,tepat kearah Boy, Boy yang menyadarinya tetap saja tidak mau berpaling dari tatapan jalanan nya.

Setelah sampai di bandara, Boy membantu Fynia membawa barang-barang Fynia.

***
CLARA POV

Hari ini aku tidak akan kemana-mana,aku hanya mempersiapkan beberapa yang harus kusiapkan. Aku duduk sekejap hanya untuk beristirahat saja.

Tiba-tiba perasaanku sedikit gelisah, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku berharap sesuatu yang buruk tidak menimpah kami.

Mataku berpaling kesudut pintu,aku melihat seorang pria memakai hoodie hitam. Aku tidak melihat jelas pria itu, sempat terpikir bahwa itu El tapi tidak, tubuh itu tidak terlalu asing bagiku.

Aku berdiri dari dudukku, melihat dengan teliti pria itu. Dia melangkahkan kakinya kearah.. Yap,kearahku. Aku tidak gugup, tapi dia terlihat mencurigakan.

El yang sedang mengatur beberapa tempat pun melihat kearahku, aku tidak melihatnya tapi aku tau dia menghampiriku,karena pri ini.

Pria itu berhenti tepat dihadapanku, dia cukup tinggi.Hening tercipta beberapa detik. Aku melihat tangannya menyodorkan sesuatu seperti surat. Belum sempat aku bicara dia sudah melangkahkan kakinya beranjak pergi dari tempat ini.

"Clara, ada apa? Siapa pria itu? " tanya El tiba-tiba mengejutkanku.

"Aku tidak begitu mengerti apa yang dia lakukan, dia datang tanpa bicara apa apa lalu memberiku ini" ucapku sambil menunjuk sesuatu yang kupegang.

"Apa itu? " tanyanya.

"Aku pikir ini hanya sebuah ucapan saja" ucapku yang disautkan anggukam darinya.

"Baiklah, aku akan membereskan semuanya lalu kita pergi untuk makan siang" ucapnya,aku mengangguk.

***
AUTHOR POV

Malam ini Fynia sampai di Indonesia dengan selamat. Sebelumnya Clara sudah mengabarkan bahwa supirnya akan menjemput Fynia.

Awalnya Clara ingin menjemput Fynia, tapi mendadak El tidak maksimal, dia kurang sehat karena banyak mengatur ini dan itu.

Fynia menunggu akan kedatangan supir yang menjemputnya, sudah kirang lebih tujuh menit dia menunggu. Entah mengapa kini dia merasakan ketidak nyamanan, dia mulai gelisah. Sampai akhirnya Fynia menemukan mobil yang menjemputnya.

Disaat perjalanan menuju rumah, Fynia melamun sejenak. Sudah enam bulan kurang dia tidak menginjakkan ke tanah air, dia sudah terlanjur betah dengan Swiss. Dia jadi teringat sesuatu, dia harus mengabarkan kepada Boy, Kezia, dan Irene bahwa dia sudah sampai di Indonesia. Yap, tidak lama kemudian dia menyadari bahwa dia akan lulus dalam masa pelajarnya. Dia akan melanjutkan pendidikannya diluar negeri, dia tidak berpikir panjang soal itu, dia akan melanjutkannya di Swiss. Negara yang tenang baginya.

Lamunannya terbuyar karena ia menyadari bahwa mereka telah tiba. Fynia menghela napas sebelum turun, dia meminta kepada supir untuk membawa barangnya kedalam. Tidak diduga rumahnya masih sama seperti dulu, baginya rumahnya tidak memiliki seni yang mewah tapi memeiliki kesan yang nyaman. Begitulah keadaanya.

Dia disambut oleh Clara dan El, terlihat bahwa Clara dan El sangat senang,terlebih lagi Clara yang sangat menanti kedatangan adiknya itu. Clara menghampiri Fynia dan langsung memeluk erat adiknya itu, Fynia membalas pelukan itu, El yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

Mereka merenggangkan pelukan erat itu "tidak kuduga kau akan menikah dengan dia kak" ucap Fynia yang menatap El yang sedang berdiri dibelakang Clara.

Tidak heran jika Fynia sedikit menjengkelkan dengan El, mereka sudha cukup dekat semenjak Fynia menjadi pasien setia El.

Clara tertawa atas apa yang diucap oleh Fynia,sedangkan El hanya memandang kesal calon adik iparmya itu, ah ralat sudah menjadi adik ipar.

"sikapmu memang tidak berbah ya dari dulu, selalu menjengkelkan" ucap El kesal. Clara yang melihatnya pun terlihat tersenyum.

"bagaimana pun dia tetap musuhku" ucap Fynia yang direspon tatapan sinis dari el "sudahlah aku lelah kak, aku keata ya" ucapnya yang diangguki Clara.

Sebelum naik menuju kamarnya, dia memasang wajah ejekkan untuk El.
"selamat malam kak, selamat malam musuhh terjelek" ucapnya lalu berlari menaiki anak tangga.

Clara yang melihat tingkah adiknya itu hanya bisa menggeleng geleng saja.

-ToBeContinue-

Sudah lama enggak update lagi
Yah, begitulah seorang pelajar sibuknya melebihi seorang pegawai.

Segitu dulu deh ceritanya, nanti update lagi

Sebelumnya aku mau berterima kasih kepada kalian semua yang udah setia baca karyaku.

-Comingsoon-

FRUSTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang