Chapter XII

7.1K 704 51
                                    

Typo bertebaran 😅😅😅

Happy Reading..... 💕











Flshback

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan bagi Mark, setelah penyerbuan gagal mereka untuk mendapatkan dokumen-dokumen itu ia tak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat hingga saat ini, ditambah lagi dengan kejadian hilangnya Plan yang membuat seluruh anggota kalang kabut.

Mark lebih memilih menyibukkan diri dengan meneliti ulang rencana mereka yang gagal dan mengamati Gun sampai ia tertidur.

Kejadian yang menimpa keluarga Gun menjadikan pria itu selalu menangis dalam diam, Mark sering kali melihat Gun yang tidur membelakanginya menangis. Terbukti dari bahu nya yang bergetar dan isakan yang ia coba sembunyikan dari Mark.

Mark yang mengetahui itu tidak tau harus melakukan apa, ia hanya duduk di sofa mengamati Gun dan menunggunya selesai dengan kesedihannya. Dan setelah itu ia akan tidur setelah memastikan Gun cukup nyaman dalam tidurnya.

Dan malam ini hal yang serupa terjadi lagi dengan Gun, jika para phi nya sibuk memberitahu perihal pekerjaan mereka berbeda dengan Gun yang sejak awal mungkin sudah tau pekerjaannya atau ia tidak ingin tahu.

Malam sudah larut, seperti biasa Mark akan mengambil posisi tidur di sofa yang berada dikamar sementara Gun akan menyamankan diri didalam selimut miliknya.

Tubuh dan pikiran Mark yang memang sudah terlalu lelah menjadikan pria itu dapat terlelap dengan sangat cepat, mungkin ini pengaruh karena ia begadang beberapa hari terakhir.

Pukul satu dini hari Mark terbangun karena suara isakan lirih yang terdengar di dalam kamarnya, mencoba untuk tak peduli namun tangisan tersebut semakin menjadi dengan dengungan suara tanpa ada kata terucap.

Hal itu membuat si Silver Wolf sadar jika bukan hanya dia yang berada didalam kamar, sadar akan hal itu Mark terbangun dari tidurnya melihat kearah tempat tidur yang ditempati oleh Gun dan tak mendapati pria yang di tolongnya disana.

Tangisan dan dengungan itu tetap ada,  dan Mark sadar akan itu. Hingga akhirnya ia berjalan menuju tempat tidurnya dan melihat Gun yang menangis dengan posisi tubuh yang duduk disudut kamar tepat disamping meja lampu tidurnya berada.

Memeluk dan menyembunyikan wajahnya di dalam lututnya Gun bahkan tak sadar dengan kehadiran Mark yang menatapnya dengan pilu, Mark berjalan mendekati Gun mencoba untuk menenangkan Gun.

Saat Mark mencoba untuk memeluk Gun, pria malang itu menghindar dengan merapatkan dirinya pada tembok dibelakangnya seakan-akan tembok tersebut mampu menelannya hidup-hidup.

"hiks...hiks....eung...eunggg...hiks"  Gun menghindar dengan kepala yang terus menggeleng, melihat hal itu Mark menarik kembali tangannya yang akan merengkuh Gun.

Mengambil posisi jongkok dihadapan Gun,  Mark mencoba berbicara padanya dengan jarak yang tidak terlalu dekat. "Gun...ini aku P'Mark, tak apa...tak ada yang perlu ditakutkan, mereka tak akan berani menampakkan batang hidung mereka selama kau masih berada disisiku" melihat Gun yang kini mulai lebih tenang Mark mencoba mengulurkan tangannya kehadapan Gun.

"hiks...eungg...eungg...hiks...hiks" Gun menatap uluran tangan Mark, namun tak langsung menyambutnya. "Tenanglah...aku akan melindungimu, percayalah pada phi...Gun" melihat wajah dan senyuman yang menenangkan milik Mark, Gun akhirnya meraih uluran tangan pria penyelamatnya.

Bruk...

Mark cukup terkejut karena Gun tidak meraih uluran tangannya, melainkan langsung memeluk dirinya "hiks...hiks...eunggh...hiks..." mendengar isakan yang masih keluar dari mulur Gun, Mark membalas pelukan pria itu dan mengelus punggung rapuh itu dengan lembut "Menangislah...kau terlalu muda untuk menghadapi ini semua, tapi tetap ingat kau harus berusaha untuk bahagia Gun..."

Amante de la mafia (Mafia Lovers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang