Chapter II

10.4K 973 73
                                    

Selamat membaca 😊😊😊

Ada Typo manusiawi iya kan 😁😁😁

















Perth sedang berjalan menuju game canter, ia terlalu malas menggunakan mobil karena jarak antara rumah atau markas mereka dengan game canter tidak terlalu jauh.

Dia akan bermain game sampai malam biar saja para P'  nya mencarinya dia tidak perduli, saat berjalan dia mendengar keributan disamping sebuah toko yang diapit oleh toko lainnya, hingga terbentuk gang kecil.

Perth menghampiri gang itu, dan ia melihat tiga orang remaja pria mungkin umurnya sekitar 19 tahun sedang memojokkan Pria yang mungkin lebih muda dari mereka, jika tiga remaja itu berwajah garang, pria yang dipojokkan itu memiliki wajah yang kelewat manis.

"Bukankah kau orang kaya hah!!!! Mana uang yang kami minta!!!! " Ucap pria dengan jaket hitam yang menutupi seragamnya

"P'  jangan se-seperti ini, orang tua ku baru saja me-meninggal satu bulan yang lalu"

"Oh karena itu kau tidak masuk sekolah!!!! Kau menghindari kami agar tidak memberikan kami uang lagi hah!!!! " Teman pria itu yang berambut cokelat ikut memarahi pria manis itu.

"Ta-tapi aku tidak memiliki u-uang sama sekali" Pria manis itu mengatakan hal tersebut dengan wajah yang menunduk takut, bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

Perth masih setia melihat kejadian itu, ia melipat kedua tangannya dan bersandar pada tembok toko disebelah kanan. Jarak antara dirinya dan para kelompok anak ingusan yang sok pereman itu lumayan jauh, ia ingin melihat sejauh mana mereka akan bertindak.

Sedangkan pria yang menjadi ketua diantara anak berandal itu hanya diam,menyaksikan teman-temannya menyiksa sipria manis.

"Bagaimana ini bos, sepertinya dia tidak memiliki uang. Padahal aku sudah gembira saat melihatnya dijalanan tadi, kita bisa bersenang-senag dengan uang si tuan muda ini" Itu si pria berjaket hitam tadi.

Ketua mereka mulai mendekati Pria manis yang sedang menunduk ketakutan "Mungkin aku akan bersenang-senang dengan cara lain benarkan SAINT "

Saint yang mendengar itu semakin ketakutan, ditambah si ketua geng yang mendenkatkan wajahnya pada ceruk lehernya "Me-menyingkir.... Jangan sentuh a-aku" Saint mencoba mendorong dada pria itu agar tidak semakin mendekat padanya.

"Kau sangat harum dan kulitmu sangat putih, bagaimana jika aku meninggalkan jejak merah dilehermu itu pasti sangat indah"

"Ja-jangan lakukan itu ku-kumohon"

Bagai angin lalu pria itu tetap mendekati leher Saint bahkan ia sudah menahan kedua tangan Saint disamping kepalanya , sedangkan dua temannya yang lain hanya bisa menelan ludah saat mendengar kata-kata bos mereka, karena demi apapun mereka ikut tergoda dengan Saint setelah mendengar hal itu "To-tolong!!! Tolong aku hiks....!!! "

Perth sudah tidak tahan lagi menonton aksi para berandal ingusan itu, dia berjalan dengan wajah datar dan dingin andalannya dan tiba-tiba saja menendang Pria mesum tadi.

Brugh.....

"Ck...ck...ck kau bahkan belum cukup umur untuk melakukan itu, dan lagi apa kau tuli? Dia sudah bilang jangan menyentuhnya"

Saint yang melihat hal itu langsung saja bersembunyi dibalik badan Perth berharap mendapatkan perlindungan dari pria-pria jahat itu.

Siketua geng yang tersungkur itu segera berusaha berdiri "Siapa kau!!! Jangan ikut campur berikan dia padaku!!!! "

Merasa jaket kulitnya diremas dengan kuat Perth segera mengalihkan pandangannya pada Saint lalu kembali lagi pada siketua genk. "Untuk apa aku mendengar ucapanmu bocah, aku bahkan lebih tua darimu bocah tengik"

Amante de la mafia (Mafia Lovers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang