Chapter XIV

5.6K 495 33
                                    

Happy reading....  💞💞💞

Awas Typo 😋










The Black Mask kini sedang berkumpul di ruang bawah tanah yang sebelumnya sudah mereka ubah menjadi marskas. Saat ini mereka akan memulai misi, mereka telah memastikan para pria cantik sudah aman di tempat yang mereka persiapkan.

Bukan tempat berkelas seperti yang ada di drama-drama yang memiliki dinding yang kedap suara, kaca anti peluru, kamera pengintai yang lebih dari satu, karena The Black Mask hanya memiliki markas dengan fasilitas terbatas. Dan mereka meletakkan kekasih dan calon kekasih mereka di kamar Mean sang ketua kelompok, hanya kamarnya yang cukup aman bagi anggota The Black Mask meninggalkan mereka.

Langit malam ini gelap dan kelam tanpa satupun hiasan langit yang terlihat, benar-benar gelap namun tidak hujan maupun mendung. Langit seakan-akan ikut menutup diri untuk mendukung perbuatan dosa yang akan dilakukan oleh kelompok Mean.

Terkadang terlintas dibenak mereka hukuman apa yang akan di berikan oleh Tuhan jika mereka masuk kedalam neraka yang paling dalam, menjalani hidup bagaikan monster pencabut nyawa bukan lagi sebagai malaikat pencabut nyawa, kalimat malaikat terlalu baik untuk disematkan pada mereka.

Dan kini mereka telah membawa manusia suci yang tak pernah tersentuh oleh dosa sekecil apapun kedalam kehidupan mereka, takdir yang menunggu mereka di ujung kehidupan sudah di pastikan adalah takdir yang buruk. Namun mereka akan berdoa bagi apapun yang mau mendengarkan doa dari pendosa seperti mereka agar malaikat mereka tidak memiliki tadir kelam seperti mereka.

"Pastikan semuanya berjalan dengan benar kita harus mengumpulkan uang untuk pindah dari tempat ini secepat mungkin karena aku merasakan sesuatu yang buruk akan menghampiri kita" Mean mengatakan kalimat itu dengan tangan yang sibuk memasang topeng miliknya, mengambil samurai miliknya yang ia letakkan didalam lemari kaca Mean mengecek keseluruhan senjatanya. Mean mengayunkan samurainya memastikan ia dapat menggunakannya dengan nyaman.

"Apa kita akan benar-benar meninggalkan Earth dan yang lainnya disini????" Title yang telah mengenakkan topengnya dan sedang mengisi amunisi pistol miliknya ia mengalihkan pandangannya pada ketua mereka dan pada anggota yang lain.

"Aku tahu kekhawatiran mu phi, aku juga merasakan hal yang sama, tapi jika kita tidak melanjutkan pekerjaan kita yang tertunda sudah hampir satu bulan kita tak akan pernah bisa membawa mereka ketempat yang lebih aman" Perth telah siap dengan senapan laras panjang miliknya dan memasukkan beberapa pisau belati kecil untuk berjaga-jaga.

"Aku sudah meletakkan satu kamera pengintai yang langsung tersambung pada hp milik ku, kalian tidak usah khawatir berdoalah agar tak jadi hal buruk selama kita bekerja" Mark tidak tau apakah kalimat yang ia lontarkan cukup untuk membuat para phi nya dan juga Perth merasa lebih tenang,  karena kekalutan yang terus mereka bawa saat menjalani misi akan memberikan dampak terhadap konsentrasi para anggotanya. Namun ia cukup yakin Phi nya dan Perth sangat profesional dalam urusan pekerjaan.

"Kalau begitu jika kalian sudah siap kita akan berangkat sekarang" para anggota The Black Mask berjalan menuju motor besar milik mereka setelah mendengar instruksi dari sang ketua.

Seperti biasa mereka mengenakkan pakaian serba hitam, topeng yang malam ini mereka kenakan adalah hitam dengan perpaduan emas, sarung tangan yang di bagian jari-jarinya berlubang, jeans hitam yang robek, baju turtle neck lengan panjang untuk Mean dan Title sementara Mark dan Perth memakai jaket kulit hitam yang trendi untuk menutupi kaos hitam didalamnya.

Terlepas dari kalimat kesempurnaan hanyalah milik Tuhan keempat anak adam ini bagaikan Fallen Angel yang sangat berbahaya, penampilan mereka yang liar dan tampan secara bersamaan mungkin dapat membuat para wanita maupun pria uke rela menghabiskan satu malam bersama mereka.

Amante de la mafia (Mafia Lovers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang