26. Dont Leave Me

52.8K 3.1K 140
                                    

Ini chapter lumayan panjang loh, bacanya pelan-pelan aja ya biar gak berasa singkat hahaha🤣

***

Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, saat ini Lily masih berada di dalam kamarnya, ia masih memikirkan pertengkarannya dengan Gabriel kemarin sore. Hingga saat ini, Lily tak menanggapi satupun panggilan dan pesan dari Gabriel.

Drrt drrt. Ponsel Lily berdering, ia melihat ada panggilan dari Elsa.

"Halo?"

"Aku gak ke kampus kayanya hari ini Sa, kamu mau gak main ke rumahku? Iyaa Sa, aku butuh kamu," kata Lily, matanya mulai berkaca-kaca.

"Oke aku tunggu ya.."

Lily kemudian menutup telfonnya, ia benar-benar butuh teman bicara sekarang.

Setelahnya sekitar satu jam, Elsa akhirnya tiba di kediaman Lily, setelah di sambut oleh mbok Ona, ia langsung bergegas naik ke kamar Lily.

"Lily?" panggil Elsa mengetuk pintu kamar Lily.

"Masuk."

Elsa membuka pintu kamar Lily, ia dengan jelas melihat sahabatnya yang kini terduduk di atas kasur, matanya sembab dan rambutnya berantakan, ia terlihat kacau.

"Elsa.." panggil Lily.

"Ya ampun Lyana, kamu kenapa?" tanya Elsa mendekati Lily, ia langsung memeluk Lily dengan erat.

"Apa ini permasalahan orangtuamu lagi?" tanya Elsa. Lily menggeleng di pelukan Elsa.

"Terus apa? Gabriel?"

"Iya," kata Lily pelan, tangisannya semakin pecah.

Elsa menarik Lily dan mengusap pelan pipi Lily yang basah. "Ayo, kamu bisa ceritain ke aku semuanya," kata Elsa.

Akhirnya Lily menceritakan semuanya yang terjadi kemarin, mulai dari Adrian yang menyatakan perasaannya hingga pertengkarannya dengan Gabriel.

***

Setelah cukup lama mendengarkan Lily bercerita, kini Elsa mulai menanggapi Lily.

"Lily, aku emang gak terlalu kenal sama Gabriel, tapi entah kenapa aku merasa yang kamu simpulkan tentang Gabriel itu agak sedikit terburu-buru. Kamu bahkan belum tau pasti kalau semua itu adalah ulah Gabriel kan?"

"Tapi Sa.."

"Aku tau, Gabriel jago berantem, dia suka mukulin orang, dia gak bisa mengendalikan dirinya dan lain-lain, tapi Ly, tetap aja kamu saat ini hanya berasumsi kalau Gabriel yang melakukannya."

"Kalau kamu mau dengar saranku, kamu temui Gabriel, minta kejelasan sama dia, andaikan dia memang benar-benar melakukan itu, maka kamu baru punya hak untuk marah sama dia"

Lily mengerjap, ia kembali cemberut.

"Aku gak mau ketemu Gabriel.." kata Lily pelan.

Elsa menghela nafasnya, setelah cukup lama berteman dengan Lily, ia cukup hafal dengan sikap Lily yang sering kekanakan dan keras kepala

"Tapi Sa.."

"Aku tau, Gabriel jago berantem, dia suka mukulin orang, dia gak bisa mengendalikan dirinya dan lain-lain, tapi Ly, tetap aja kamu saat ini hanya berasumsi kalau Gabriel yang melakukannya."

"Kalau kamu mau dengar saranku, kamu temui Gabriel, minta kejelasan sama dia, andaikan dia memang benar-benar melakukan itu, maka kamu baru punya hak untuk marah sama dia."

Lily kembali cemberut. "Aku gak mau ketemu Gabriel.." kata Lily pelan.

Elsa menghela nafasnya, setelah cukup lama berteman dengan Lily, ia cukup hafal dengan sikap Lily yang sering kekanakan dan keras kepala.

Gabriel & LilyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang