18. Gabriel Emerald (part 2)

46.3K 3.1K 75
                                    

Flashback dimulai.

Dua tahun yang lalu.

"Gabriel! Liandy temenmu lagi berantem tuh!"

Seorang gadis berseragam putih abu-abu menghampiri Gabriel yang sedang tiduran di kelasnya, ia sangat mengantuk karena semalaman begadang.

"Biarin," sahut Gabriel cuek.

"Ih tolongin dong, kasian dia tuh kayanya kalah deh."

"Mampus," sahut Gabriel tak peduli.

"Kamu kan temen deketnya."

Gabriel tak menjawab lagi, kini ia sudah hampir terlelap saking mengantuknya.

"Eh anjir itu si Andy lagi di keroyok di kantin belakang."

"Hah? serius?"

"Iya, awalnya cuma berantem sama kakak kelas, dia sempet menang tuh, eh tau-tau ada dua temen kakak kelas itu nongol, jadinya dia dihajar bareng-bareng."

Gabriel yang tadinya hampir terlelap, kini kembali membuka matanya, ia dengan jelas mendengar ucapan temannya barusan, ia berdecak kesal.

Padahal hari ini hari terakhir masuk sekolah sebelum ujian akhir, padahal Gabriel sudah berhasil bersembunyi selama hampir satu tahun di sekolah ini, tapi bocah tengik itu malah cari masalah, batin Gabriel kesal.

Gabriel kemudian bangkit dari acara tidur siangnya, ia berjalan pelan ke arah luar kelas.

"Gab mau kemana? jangan bilang mau bantuin Andy? gausah Gab, kakak kelas itu rame-rame, sangar-sangar pula," tanya salah murid disana.

"Engga kok, cuma mau ngelerai mereka," kata Gabriel santai lalu berjalan ke luar.

"Buset tu anak gimana cara ngelerainya coba? yang ada dia malah ikutan dihajar."

"Tau tuh dia," gumam teman-teman Gabriel.

***

Gabriel akhirnya sampai di kantin belakang, ia melihat kerumunan murid disana, seperti sedang menonton.

Kantin belakang di SMA ini memang cukup sering di jadikan tempat berkelahi, karena jarang ada guru atau penjaga sekolah yang datang kesini.

Gabriel melewati kerumunan murid tersebut, menampilkannya pada pemandangan dimana sahabatnya, Liandy sudah tersungkur di lantai, wajahnya penuh lebam, ia meringis kesakitan tak berdaya, di depan tiga orang murid yang Gabriel ketahui adalah kakak kelasnya. Ini seperti de javu.

"Permisi kak," ucap Gabriel.

Tiga orang kakak kelasnya itu sontak menengok ke arah Gabriel. "Wah siapa nih? bau-baunya pahlawan kesiangan, hahaha, mau nolongin temen lu?"

"Ehm, engga kak, saya cuma mau minta maaf, apapun yang dilakuin sama Liandy, tolong dimaafin kak, dia orangnya emang suka gak sopan."

"Wey.. goblok.. ngapain minta maaf.. gua gak salah.." sahut Liandy di sela ringisan dirinya yang sedang terduduk menahan sakit.

"Hahaha dasar dua manusia lemah, yang satu minta maaf karena gak berani ngelawan, yang satu gak mau minta maaf padahal gak bisa ngelawan," kata kakak kelas itu lalu mereka tertawa.

Gabriel mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, tidak, ia tidak kesal pada kakak kelas itu, ia kesal pada teman bodohnya, Liandy.

"Tolong maafin teman saya kak, dia udah kalah, sekarang tolong biarin dia pergi," kata Gabriel memohon.

Ketiga kakak kelas Gabriel hanya terkekeh dan tertawa jahat mendengar penuturan Gabriel. "Hahaha coba lu berlutut, trus minta maaf, abis itu kita bakal lepasin temen lu ini."

Gabriel & LilyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang