3. Roti Sobek

83.7K 4.5K 52
                                    

Sinar matahari menyelinap memasuki celah jendela kamar Lily, membuatnya terbangun dari tidurnya yang lelap. Lily perlahan bangkit dan melihat ponselnya yang bergetar, ia melihat ada pesan dari Elsa.

From : Elsa
Ly ayo bangun! Katanya mau olahraga?

Lily melempar ponselnya ke arah kasur dan kembali berbaring sambil menghela nafasnya. Kemarin Lily memang mengajak Elsa untuk berolah raga di hari minggu pagi ini, namun sekarang ia jadi sedikit menyesal. Lily akhirnya bangkit dan bersiap.

Setelah selesai bersiap, Lily turun dari lantai atas rumahnya dan melihat Mbok Ona di dapur. "Mbok Andy kok gak ada di kamar?" tanya Lily.

"Loh tadi kan udah berangkat Non, mau olahraga kayanya."

"Hmm," gumam Lily. "Yaudah aku jalan ya Bi, mau olahraga juga," kata Lily kemudian berjalan ke arah luar. "Oke non," jawab Mbok Ona.

Lily memasuki mobil yang terparkir disana, seorang supir yang sedang mengelap mobil tersebut ikut memasuki mobil tersebut.

"Pak ke apartemen Elsa dulu ya, baru ke tempat fitness," kata Lily. "Baik Non," jawab supir tersebut.

***

Lily dan Elsa akhirnya sampai di tempat olahraga yang terletak cukup jauh dari rumah Lily, namun tidak jauh dari apartemen Elsa.

Lily dan Elsa memasuki ruang fitness yang besar tersebut, hampir semua mata kini menatap mereka, Lily dan Elsa sudah mengenakan celana leging dan atasan ketat yang membuat lekuk tubuh mereka terlihat jelas. Lily dan Elsa tidak menghiraukan tatapan orang-orang pada mereka, selama tidak diganggu, Lily dan Elsa akan cuek saja karena sudah terbiasa dengan hal itu.

Lily dan Elsa memulai olahraga mereka hari ini dengan melakukan cardio yaitu berlari pelan di atas alat treadmill. Setelah cukup berkeringat, mereka akhirnya turun dan hendak memulai hiit-cardio.

"Kak!"

Suara tak asing tersebut memanggil, membuat Lily dan Elsa sama-sama menengok ke arah suara. Lily mengerjap tak percaya, saat ini dihadapannya, empat orang laki-laki berjalan ke arahnya.

Lily melihat tiga laki-laki yang berpakaian olahraga lengkap, dan satu laki-laki yang bertelanjang dada, pandangannya langsung tertuju pada lengan kekar dan perut kotak-kotak laki-laki tersebut, Lily menelan ludahnya, astaga roti sobek, batin Lily

Masih asyik memandangi pemandangan indah tersebut, Lily akhirnya tersadar, dengan cepat ia mengalihkan pandangannya, ia bahkan menggigit bibirnya sendiri saking malunya.

"Kak, olahraga disini juga ternyata?" suara itu membuat Lily sepenuhnya kembali ke akal sehatnya. Lily melihat adiknya, Liandy yang sudah berdiri di sampingnya, lengkap dengan kaus olahraganya.

"Hai kak," Lily kemudian melihat Virgo dan Evan yang tersenyum menatapnya dari belakang Andy, sama, mereka berdua berpakaian lengkap, kalau begitu.. berarti..

"Kak."

Lily sontak menengok ke arah belakang, ke arah suara serak tersebut. Kini dihadapannya, ia melihat wajah tampan seorang laki-laki yang bertelanjang dada, Lily kembali menelan ludahnya, sial, malu banget, kenapa juga sih ni anak gak pake baju?! batin Lily kesal.

"Eh, ha.. hai Gabriel," ucap Lily berusaha bersikap biasa, namun ia merasakan pipinya memanas dan segera menunduk.

"Eh ada kak Elsa juga," kata Andy cengengesan lalu berjalan ke arah Elsa.

"Hai, kalian udah lama disini?" sapa Elsa tersenyum ramah.

"Baru selesai nih kak."

"Eh kebetulan banget, sekalian aja kita omongin soal ke Bali Dy," kata Virgo mendekati Andy. 

"Bener juga," gumam Andy. "Kalau gitu, kalian selesain aja dulu olahraganya, kita tunggu di resto samping."

"Eh? Mau ngapain?" tanya Lily bingung.

"Ada yang mau kita omongin kak, udah ya, kita duluan kesana, yok," ajak Andy kepada ketiga temannya. Keempat laki-laki itu kemudian berjalan menjauhi Lily dan Elsa menuju ke arah kamar mandi laki-laki.

Lily memandang punggung Gabriel yang terlihat lebar dan kekar, kenapa sih laki-laki itu selalu membuat dirinya rasanya ingin mimisan?

"Wah wah si Gabriel itu, badannya sama sekali gak kaya anak SMA," kata Elsa. Lily menatap Elsa dan tersenyum canggung, kemudian ia mengalihkan pandangannya.

"Kalau aku jadi kamu sih, gak akan kuat ditaksir cowok macam itu," goda Elsa.

"Haha," tawa Lily memaksa, ia segera berjalan menjauhi Elsa. Elsa yang melihat itu hanya terkekeh pelan, salah tingkah lagi dia, batin Elsa.

***

Setelah cukup lelah ber-olahraga, Lily dan Elsa mulai membersihkan diri dan mengganti pakaian mereka dengan pakaian santai. 

"Sa, kita langsung balik aja yuk," kata Lily setelah selesai merapikan rambutnya. "Loh kenapa? kan tadi adikmu.."

"Gak usah udah, paling juga gak penting."

"Jangan gitu, kali aja ini penting, lagian sekalian kita makan disana, aku laper Ly," kata Elsa. "Tapi.."

"Udah ayo!" Elsa langsung menarik lengan Lily. Lily hanya pasrah mengikuti Elsa yang membawanya masuk ke dalam restoran di samping gym.

"Kak!" teriak Andy dari salah satu meja di restoran itu.

Lily dan Elsa menghampiri Andy dan teman-temannya disana, Lily melihat Elsa yang mengambil posisi duduk di sebelah kiri meninggalkan satu tempat kosong untuk dirinya, di samping Andy, 

Lily duduk disana. Lily mendongak dan melihat Gabriel yang ternyata duduk tepat di hadapannya, posisi yang salah, batin Lily.

"Pesen dulu kak, aku yang traktir," kata Andy nyengir lalu memberikan buku menu pada Elsa. 

"Aku juga kan?" tanya Lily.

"Kalau kakak bayar sendiri aja," jawab Andy membuat Lily mendengus kesal.

"Parah lu Ndy hahaha," sahut Evan yang terkekeh.

"Kakak biar aku yang bayarin."

Lily sontak menengok ke arah suara tersebut, menatap Gabriel. "Eh? Gak.. gak usah.. cuma bercanda kok," jawab Lily tersenyum tipis, kini ia melihat adiknya dan kedua teman lainnya yang saling tukar pandang sambil cengar-cengir, membuat suasana menjadi sangat canggung.

Suasana macam apa ini? batin Lily kesal, ia langsung menengok menatap adiknya tajam. 

"Sebenarnya mau ngomongin apa sih?"

"Oh, ini loh kak, jadi kan rencananya kita berempat sama dua temen sekelas lain mau liburan ke Bali minggu depan, nah tau-tau dua temen kelas kita itu gak bisa ikut, padahal kita udah pesen tiket dan penginapan untuk enam orang," jelas Andy.

"Lalu..?" tanya Lily bingung.

"Ya jadi kita mau ajak kakak sama kak Elsa, buat gantiin dua temen kita itu, daripada sayang tiket dan penginapannya hangus," ucap Andy.

"Sebenernya tiket pesawatnya bisa di batalin, tapi penginapannya yang gak bisa, kita udah terlanjur pesen tiga kamar, kita juga udah pesennya yang hotel bintang lima kak, kan sayang."

Lily dan Elsa menyimak setiap ucapan Andy dan mencernanya, Lily baru saja membuka mulutnya berniat menolak ajakan adiknya itu namun terhenti saat Elsa angkat bicara.

"Boleh!" kata Elsa berbinar membuat Lily membelalak.

"Wait what?" tanya Lily pelan sambil melotot pada Elsa.

"What?" tanya Elsa dengan wajah tak berdosa sambil mengedikkan bahunya.

"Sa.." gumam Lily.

"Oke mantap!" kata Andy bersemangat. "Berati kita berenam fix berangkat ya," sahut Virgo. "Yeaay," ucap Elsa senang.

Sedangkan Lilyana hanya terdiam, ia dengan perlahan menengok ke arah depan, dan menelan ludahnya, liburan? bersama Gabriel? hell no.

Bagaimana ini? padahal Lily sudah membulatkan tekadnya untuk menghadapi Gabriel, memintanya menjauh dan berhenti bersikap manis padanya. Lily tidak mau sampai jatuh ke pelukan cowok itu!

-bersambung

Gabriel & LilyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang