Saat ini Lily dan Adrian sudah berada di dalam mobil menuju rumah Lily. Suasana hening awalnya menyelimuti mereka, hingga Adrian mulai menanyakan banyak hal pada Lily yang membuat mereka kini mulai larut dalam obrolan.
"Aku juga sering denger anak teknik tuh serem-serem banget," kata Lily terkekeh.
"Tapi gak semuanya kan?"
"Iya haha makanya aku sempet kaget waktu kamu bilang kamu anak teknik."
"Kalo kamu, ambil jurusan ekonomi, emang minat disana?" tanya Adrian.
"Ehm, awalnya sih engga, tapi karena dorongan orangtua, ya mau gimana lagi," kata Lily menghela nafasnya.
"Ohh, emang awalnya minat dimana?"
"Aku.. cukup tertarik di public relation atau broadcasting, tadinya pingin banget ambil jurusan komunikasi, tapi apa boleh buat, daripada gak di restuin ortu," kata Lily.
"Oh.. iya sih aku setuju, aku yakin pilihan orangtua tetep yang terbaik," ucap Adrian.
"Oh ya Adrian, aku pernah denger kalau anggota dari perkumpulan ini tuh jumlahnya sampe 90an orang, tapi kok tadi cuma ada beberapa orang doang yang aku liat?" tanya Lily.
"Iya, yang sering ngumpul di markas cuma beberapa dari kita aja, yang lainnya dateng pas emang lagi ada acara aja."
"Oh gitu.." kata Lily mengangguk.
"Lily?"
"Hm?"
"Kamu.. udah lama kenal Gabriel?" tanya Adrian.
"Hmm kalau kenal mah udah lama banget, dari dia SMP, waktu itu aku masih kelas 1 SMA," kata Lily tersenyum.
"Tapi kalau deketnya, ya baru-baru ini aja," sambung Lily.
"Oh gitu."
"Lily, kalau kamu belum tau, kamu itu adalah seseorang yang cukup banyak dibicarakan ama anak-anak kampus, apalagi anak teknik."
"Aku.. sering diomongin ya?" tanya Lily.
"Iya, tapi bukan diomongin yang jelek-jelek pastinya."
"Aku juga termasuk salah satu orang yang suka ngomongin kamu," lanjut Adrian.
"Hah?"
"Well, menurutku kamu itu cantik banget, gak salah kalau banyak yang naksir sama kamu, selain itu kamu juga orangnya baik dan supel, gak suka milih-milih teman."
"Wow, kok kamu bisa menilai aku kaya gitu? kita aja baru kenal," kata Lily terkekeh.
"Sebenarnya.. aku udah tau kamu cukup lama."
"Eh? serius?"
"Iya, aku sering banget liat kamu di kantin sama temen-temenmu," kata Adrian.
"Oh.. karena kita seangkatan mungkin ya."
"Aku.. selama ini hanya tau kamu sebagai Lily, aku gak pernah tau kalau kamu adalah Lyana-nya Gabriel."
Lily sempat terdiam mendengar penuturan Adrian, Lily memang dikenal dengan nama panggilannya 'Lily' di kampus, sedangkan Gabriel selalu menyebutnya Lyana, jadi mungkin itulah kenapa Adrian mengira kalau Lily dan Lyana adalah dua orang yang berbeda.
Akhirnya Lily dan Adrian tiba di depan rumah Lily, mobil Adrian masuk ke dalam pagar rumah Lily dan berhenti di halaman depan, mereka berdua turun dari mobil.
"Adrian, makasih ya udah dianterin, kamu gakmau mampir dulu?" tanya Lily mendekati Adrian.
"Sama-sama, gak usah aku langsung pulang aja," jawab Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriel & Lilyana
Romance18+ Adult Romance Lilyana Mikailis, mahasiswi semester lima yang kini pusing tujuh keliling. Bukan karena tugas, bukan karena skripsi yang segera datang, tapi karena laki-laki bernama lengkap Gabriel Emerald, murid kelas tiga SMA yang sudah beberapa...