Jaemin dan Renjun menyapa Jeno ketika masa pengenalan selesai. Mereka bertiga satu kelas, tapi karena Jeno terlambat jadi dia tidak mendapatkan teman sebangku. Dan kalau dilihat-lihat, sepertinya hanya dia sendiri saja yang tidak memiliki teman sebangku. Terkutuk lah Jeno dan keterlambatannya.
Jeno sepertinya harus menerima kenyataan di mana dia harus duduk sendirian selama satu semester, karena Jaemin bilang biasanya semester dua, selalu ada murid pindahan. Tapi Jeno tidak perlu menunggu selama itu, karena ternyata ada yang nasibnya sama dengan dirinya.
"Maaf saya terlambat!"
"Kau terlambat selama satu jam. Masih mau melanjutkan sekolah?"
"Tentu saja masih, kalau tidak untuk apa aku repot-repot datang?"
"Baiklah, silahkan duduk di kursi yang masih disediakan."
Jantung Jeno berdetak kencang ketika anak baru itu berjalan menuju ke arahnya. Akhirnya dia tidak duduk sendirian. Dia menarik bangku sebelah Jeno dan tersenyum lebar. Jeno bahkan sampai terpana, karena dia baru sadar, bahwa orang di sebelahnya ini adalah orang tertampan yang sejauh ini dia lihat. Setelah Mark, tentunya.
"Aku duduk di sini ya?"
Jeno mengangguk pelan.
"Jarang ngomong ya? Aku Lee Donghyuck."
"Lee Jeno."
"Marga kita sama, kayaknya kita bakal jadi teman yang baik, hehe."
Jeno benci dengan jantungnya yang berdetak untuk orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Is Not Supposed To Be Sad
FanfictionSeperti dalam drama percintaan, ciuman pertama Jeno terasa hangat dan bercampur air mata.