Jeno masuk ke sekolah. Dia mengabaikan tatapan teman-temannya. Berkali-kali dia menangkap Renjun dan Jaemin melirik ke arahnya, tapi tak ada di antara mereka yang sedikit pun berusaha untuk berbicara dengannya. Donghyuck bahkan terlihat di kelas. Mungkin mereka semua masih kecewa. Tidak apa-apa. Jeno akan menyelesaikannya sendiri. Jeno pasti bisa.
Jeno akan mencegat Mark di depan gerbang. Dia akan mencegatnya pulang sekolah nanti. Ya, dia tidak bisa kabur. Kakaknya benar, kesempatan tidak datang dua kali. Belum tentu dia dapat melihat Mark lagi, meski yah, mustahil. Mark tidak mungkin ke mana-mana kan? Hanya otaknya yang sedang mempermainkannya sekarang.
Jeno mencoba menunggu Mark di depan kelasnya, tapi hatinya kecewa ketika mendapat pemberitahuan bahwa Mark sudah izin dispen saat jam pelajaran ketiga. Terpaksa Jeno harus menunggunya di depan ruang OSIS. Ketika Jeno sampai, dia terkejut melihat perempuan yang biasanya berada di samping Mark berdiri di depan ruang OSIS.
Pasti sedang menunggu Mark. batin Jeno pilu. Dia bingung apakah dirinya harus mundur sekarang, atau tetap melanjutkan aksinya? Tapi Jeno tidak mau menunggu lagi. Toh dia akan dibenci pada akhirnya, untuk apa menunda lagi? Jeno akhirnya menunggu sampai Mark keluar dan menemui perempuan itu. Mereka terlihat tidak senang. Mereka terlihat bertengkar. Perempuan itu menampar Mark dan pergi.
Jeno langsung ragu. Barusan dia melihat sebuah situasi privasi seseorang. Jika dia ketahuan mengintip dia pasti akan-
"...Jeno?"
Ya Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Is Not Supposed To Be Sad
FanfictionSeperti dalam drama percintaan, ciuman pertama Jeno terasa hangat dan bercampur air mata.