Semakin lama Jeno semakin sadar dengan keberadaan Donghyuck. Sekarang kemanapun Jeno pergi, Donghyuck pasti mengikuti. Jaemin dan Renjun memang lebih sedikit waktunya bersama Jeno, tapi mereka tidak merasa tersingkir. Asalkan Jeno tidak merasa kesepian. Lagian juga salah mereka suka lupa mengajak Jeno dalam aktifitasnya karena tidak duduk bersama. Jeno tidak marah, sungguh. Bahkan ketika pulang ekstrakurikuler pun Donghyuck menunggu Jeno di depan pintu. Bukan hanya itu, dia bahkan menawarkan diri untuk mengantar Jeno pulang. Heran, kenapa sampai sejauh itu? Padahal mereka hanya teman. Maka dari itu, setiap pulang ekstrakurikuler wajah Jeno selalu berseri. Jeno mengakhiri ekstrakurikuler debatnya dengan senyuman. Dirinya tahu Donghyuck pasti menunggu di luar untuknya. Tapi ketika pintu terbuka, bukan wajah teman sebangkunya yang dia lihat.
"Ah, Jeno."
"K-Kak Mark?"
"Baru saja aku ingin masuk."
"T-tapi kegiatan sudah selesai kak.."
Jeno benci dirinya yang berubah canggung dan pemalu begini. Apa karena mereka jarang bertemu? Jeno hanya berdiri menatap Mark dengan perasaan gugup, hingga akhirnya Mark membuka suara.
"Ikut sebentar, yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Is Not Supposed To Be Sad
FanfictionSeperti dalam drama percintaan, ciuman pertama Jeno terasa hangat dan bercampur air mata.