Perasaannya kacau. Bukannya lega, Jeno justru khawatir sekarang. Apa maksudnya Mark? Kenapa dia berkata seakan dirinya akan pergi? Di rumah Jeno bahkan semakin takut.
"Tidak, tidak.." Jeno tidak tinggal diam. Dia mencoba menelepon Renjun, tapi tidak diangkat. Dia mencoba menelepon Jaemin, tapi panggilannya diabaikan. Ada apa dengan mereka? Apa Jeno langsung ke rumah Mark saja? Tapi Mark mau ke mana sebenarnya?
Jeno tanpa berpikir langsung berlari. Dia hanya memakai baju tidurnya karena dia berpikir setelah mandi dia akan mengistirahatkan tubuh, tapi Mark mengganggu kinerja otaknya. Jadi dia terus berlari, dan berlari, hingga sampai di rumah seseorang. Dia mengetuk pintu, seorang wanita dengan umur yang sudah berkepala empat keluar dari pintu.
"Oh, Renjun tidak ada di rumah. Sayang, bukankah Renjun memberitahumu?"
"Memberitahuku soal apa?"
"Renjun sedang menghadiri sebuah pesta."
"Pesta?"
"Iya. Pesta perpisahan, katanya. Tak mungkin kau tak diberitahu, kan?"
Perpisahan?
Siapa yang akan pergi?
"Perpisahan...siapa?"
Jangan katakan. Jangan sebut nama itu. Tolong, jangan mengatakannya. Bukan dia, bukan dia jadi tolong jangan sebut namanya.
"Mark, dia akan pindah ke Kanada malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Is Not Supposed To Be Sad
FanfictionSeperti dalam drama percintaan, ciuman pertama Jeno terasa hangat dan bercampur air mata.