Jika ada unsur kesamaan, dalam cerita, nama dan juga alur, itu secara tidak di sengaja. Karena cerita ini saya ambil dari pengalaman pribadi dan sedikit mengarang.
Sementara Nana sedang mengganti, Allan sedari tadi merutuki dirinya. Kenapa dia harus masuk kedalam toilet wanita, ya tuhan Allan sekarang malu sekali.
Saat tadi ada yang meneriaki Nana, Allan langsung berlari menuju Alya.
"Ya, Nana kemana? Nana kenapa?" Ucap Allan dengan nada yang khawatir.
"Nana dateng bulan llan, terus dia tembus dan sekarang dia kayanya lagi ke toilet, gua mau beliin dia pembalut dulu. Sama bawain dia rok cadangan." Jawab Alya panjang lebar.
"Rok cadangan nya ada di mana?"
"Di ruang BK." Ucap Alya sambil mengambil pembalut yang di berikan si ibu pemilik warung.
Tanpa menjawab Allan langsung merampas pembalut yang ada di tangan Alya dan pergi berlari tanpa mendengarkan teriakan Alya.
"Ya, si Allan mau kemana?" Aldi bertanya.
"Aduh gatau gua, mana pembalut buat si Nana di bawa lagi." Panik Alya.
"Udah Ya, gausah panik. Allan paling mau nyamperin Nana." Ucap Aldo berusaha menenangkan Alya dan di angguki oleh Aldi.
"Tapi gamungkin dong Allan masuk ke toilet cewe."
"Allan mah bakal ngelakuin apa aja buat Nana, Alya." Aldi pun menepuk pundak Alya.
Alya hanya menghembuskan napas pasrah.
Sementara Allan sekarang dia sudah berada di depan ruang BK.
"Assalamuaikum bu, saya mau pinjem rok cadangan bu." Kata Allan yang sudah membuka pintu dan berusaha tenang sambil memyembulkan kepalanya.
"Waalaikumussalam, buat apa?"
Sungguh Allan ingin berteriak, dan mengambil rok itu secepat mungkin sekarang."Buat temen saya bu."
"Oh yaudah ambil di lemari itu." Guru BK itu menunjuk lemari besi.
Tanpa babibu Allan pun langsung masuk menuju lemari tersebut lalu mengambil rok untuk Nana.
"Makasih bu, Assalamualaikum." Tanpa mendengar jawaban Guru BK itu, Allan langsung berlari setelah mendapatkan benda yang ia butuhkan menuju toilet wanita.
Allan sudah tidak memikirkan lagi bahwa ia mempermalukan dirinya sendiri karena memasuki toilet wanita, bersyukur tuhan sedang berpihak kepadanya. Karena Toilet itu tidak ada orang sama sekali, hanya ada suara seseorang yang sedang merutuk.
Seperti Nana, Allan pun sudah mengetahui suara Nana tanpa melihat. Dan mengetahui Nana dari wanginya saja.
.
.
Sekitar sepuluh menit pun akhirnya Nana keluar."Udah?" Nana hanya mengangguk.
"Mau ke kantin lagi?" Allan bertanya karena Nana belum makan siang.
"Gamau, Nana malu."
"Tapi Nana kan belum makan, makan dulu ya. Nanti Nana sakit." Nana menggeleng kuat. Membuat Allan menghembuskan napas pasrah.
"Yaudah sekarang Nana mau apa?"
"Mau nikah sama Guanlin." Senyuman bodoh pun keluar dari bibir mungil Nana dan langsung mendapat sentilan di keningnya. Membuat Nana kembali mencibir.
"Gausah ngayal." Allan sangat menyesal, kenapa dia harus bersikap baik pada Nana. Tunggu biar bagaimana pun Allan menyayangi Nana. Ups.
Menyayangi sebagai adik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise? { H I A T U S }
Teen Fiction"Allan harus janji ke Nana, jangan pernah tinggalin nana. Allan harus sama nana selama lamanya" kata bocah perempuan berusia lima tahun yang sedang meneteskan air mata. "Iya, Allan janji gabakal tinggalin Nana. Allan juga janji kita akan terus bersa...