Jika ada unsur kesamaan, dalam cerita, nama dan juga alur, itu secara tidak di sengaja. Karena cerita ini saya ambil dari pengalaman pribadi dan sedikit mengarang.
Allan berjalan menyusuri koridor kelas, sampai akhirnya ia sudah berada di depan kelasnya lalu langsung masuk dan duduk di tempat duduknya dan Nana.
"Si Allan kalo gada si Nana kaya kehilangan separuh jiwanya." Cetus anak laki laki di belakang Allan--derry.
"Tau itu, kaya gada semangat idupnya pisan." Sambung Rendi."Bacot lu." Allan pun menyandarkan tubuhnya ke bangku sambil menutup mata. Lalu ia menghela napas berat dan melirik ke bangku Nana.
Tidak lama kemudian guru pun datang dan di ikuti anak perempuan di belakangnya, ketua kelas pun menyiapkan doa sebelum belajar.
"Waalaikumussalam." Jawab Ibu Irma setelah anak anak selesai mengucapkan salam.
"Anak anak, perkenalkan ada anak baru. Ayo kamu kenalkan nama mu ke teman teman kelas kamu." Lanjut Ibu Irma dan di angguki oleh anak perempuan itu.
"Hallo, kenalin. Nama gua Alisha Salsabilla, kalian bisa panggil gua Icha. Salken ya." Anak anak yang pun langsung menjawab sapaan Icha.
"Hai Icha." Semua serempak tapi tidak dengan Allan, ia sedari tadi meniduri kepalanya di atas meja.
"Yaudah Alisha, kamu duduk di belakang Putri." Perintah Ibu Irma.
"Bu, saya duduk di bangku bareng anak laki laki itu aja ya bu." Icha pun menunjuk Allan. Anak anak yang melihatnya langsung kaget.
'Eh, itukan tempat Nana.'
'Itu bocah berani banget anjir.'
'Wah Belom tau taunya dia.'
'Nana tau bahaya haha.'
Icha tidak menggubris ocehan anak anak, tanpa permisi kepada Ibu Irma. Icha langsung pergi ke tempat Allan.
"Emm, hai. Gua duduk deket lu ya?" Allan langsung terbangun dan menatap Icha dengan tatapan mengerikan.
"Ga." Ucap Allan sambil memalingkan wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Icha dan hanya mendapatkan tatapan mengerikan lagi.
Tanpa meminta izin, Icha langsung menaruh tasnya di bangku Nana dan ia langsung duduk.
Kurang ajar memang.
Icha seperti tidak memiliki beban sama sekali karena menduduki bangku Nana. Sementara Allan sudah siap meledakkan emosinya.
"Lu denger ga si? Gua bilang gaboleh ya gaboleh." Bentak Allan membuat semua orang kaget.
"Sudah sudah, Allan biarin icha duduk di situ. Soal Nana, nanti Nana yang urus." Lerai Ibu Irma membuat Allan menghembuskan napas kesal.
Sementara Icha, ia sedang membeku. Matanya berkaca kaca dan tubuhnya gemetar. Lalu dengan cepat ia kembali tersadar.
"Sorry." Allan tidak mendengarkan, Ia kembali menidurkan kepalanya di atas meja.
***
Kring.. kring..
Pelajaran pun telah usai dan berjalan dengan baik, meski tadi pagi ada kejadian sedikit menegangkan.
Tanpa berlama lama, Allan langsung bergegas ke kantin. Ia tidak perlu merapikan buku, karena saat pelajaran akan di mulai. Ia langsung memakai aerphone dan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise? { H I A T U S }
Teen Fiction"Allan harus janji ke Nana, jangan pernah tinggalin nana. Allan harus sama nana selama lamanya" kata bocah perempuan berusia lima tahun yang sedang meneteskan air mata. "Iya, Allan janji gabakal tinggalin Nana. Allan juga janji kita akan terus bersa...