perahu.

31 5 3
                                    

Jika ada unsur kesamaan, dalam cerita, nama dan juga alur, itu secara tidak di sengaja. Karena cerita ini saya ambil dari pengalaman pribadi dan sedikit mengarang.

***

"Ayah, Papa." Orang yang di panggil pun menengok lalu tersenyum sambil melambai lambai agar Allan dan Nana mendekati mereka.

Saat Nana dan Allan berjalan tiba tiba Nana berhenti.
"Allan mau naik perahu bebek." Rengekan pun keluar membuat Allan memutar mata malas lagi, tapi semalas malasnya Allan terhadap Nana. Pasti ia akan tetap mengikuti Nana.

"Ga."

"Allan, yaudah Nana aja yang naik. Allan gausah, Allan liatin Nana aja yayaya." Bujuk Nana agar Allan mengizinkan.

Allan hanya menghela napas pasrah yang membuat Nana senang, Nana selalu berhasil membuat orang di sekitarnya luluh.

"Yaudah, tapi lu tunggu di sini. Gua minta izin dulu." Nana mengangguk cepat.

Allan berjalan menuju Papa dan Ayah Nana berada.

"Pa, Yah. Allan sama Nana naik perahu bebek dulu ya, Anak Ayah nih ngeselin." Mereka berdua hanya terkekeh geli.

"Anak Ayah ngeselin tapi kamu sayang kan kekeke?" Ucap Candra---Ayah Nana.

"Idih ngapain sayang sama orang gila."

"Udah udah kasian tuh Nana, ngeliatin orang naik perahu bebek aja. Udah kaya anak ilang hahah." Ucapan Abimangku---Papa Allan, pun membuat Mereka bertiga tertawa karena melihat tingkah Nana yang menggemaskan.

"Yaudah Allan ke Nana dulu ya. Pa, Yah." Pamit Allan dan langsung pergi

"Iya tiati." Allan hanya mengacungkan ibu jarinya.

Allan berjalan menuju Nana yang sedang tersenyum sangat lebar karena melihat orang orang menaiki perahu bebek.

"Nana." Nana pun menengok dan memasang tampang polosnya itu. Ya tuhan, Allan ingin sekali menutupi wajah Nana ini. Karena jika ada orang yang melihatnya pasti akan menculik Nana karena sangat lucu.

"Allan udah? Ayo kita naik perahunya." Tanpa meminta persetujuan Allan, Nana langsung menarik tangan Allan.

"Allan, cepetan sewa perahunya. Itu tuh yang warna biru lucu, mau yang itu. Allan yang warna pink juga lucu ihh! Mau dua duanya, gamau tau Nana mah." Allan ingin sekali mendorong Nana ke danau itu. Ya tuhan Allan menarik kata katanya lagi, Nana tidak lucu. Dia merepotkan.

"Gabisa dua duanya Nana, pilih salah satu." Nana menggeleng kuat.

"Bisa! Allan naik yang biru, Nana yang pink." Ucul Nana.

"Ga." Allan tahu Nana itu orangnya ceroboh.

"Ih, Allan jahat sama Nana. Allan ga sayang Nana huaa." Apa yang Nana ucapkan tadi? Allan tidak menyayangi Nana? Justru Allan tidak mengizinkan Nana naik perahu sendiri, karena Nana bisa kenapa kenapa.

"Gaboleh Nana, nanti Nana jatoh." Allan mengusap kepala Nana.

"Allan." Mata Nana sudah memanas, ia ingin sekali menangis.

Allan hanya menghembuskan napas kasar, ia tidak ingin Nana menangis. Karena jika Nana menangis ia akan di kira sebagai penculik yang menculik anak kecil.

"Yaudah, tapi tiati." Nana langsung mengusap matanya yang sudah berkaca kaca lalu langsung menaiki perahu bebek berwarna merah muda itu.

Allan hanya menggeleng kepala sambil membayar kedua perahu itu, lalu menaiki perahu berwarna biru.

Nana langsung mengayuhkan perahu tersebut meninggalkan Allan. Menuju tempat yang banyak orang menaiki perahu bebek.

"Nana." Panggil Allan yang sudah berhasil mengejar Nana. Sementara Nana hanya terkekeh geli.

Allan hanya tersenyum melihat Nana yang begitu kegirangan.
.
.
.
Sekitar 20 menit mereka menaiki perahu, mereka sangat bahagia terutama Nana.

Nana sedang menunggu Allan, mereka sedang berlomba dengan perahunya. Dan Nana sudah sampai duluan.

"Allan payah haha." Nana hanya tertawa sambil melihat pantulan dirinya di permukaan air. Itu sangat berbahaya, karena posisi itu membuat perahunya tidak seimbang.

Allan sudah melihat Nana lalu tersenyum. Di sini bukan mereka saja yang bermain perahu bebek itu, jadi wajar saja jika Allan sulit menemukan Nana. Senyuman Allan pun pudar karena melihat, ada perahu orang lain yang menyenggol perahu Nana. Ingat, posisi perahu Nana yang tidak seimbang karena ia sedang melihat dirinya di air. Dan di sini banyak orang. Membuat Nana masuk kedalam air.

"NANA." Allan langsung melompat kedalam air, lalu berenang menuju Nana. Orang orang di sekitarnya langsung panik lalu ada salah satu dari mereka yang memanggil staff keselamatan.

Ikatan Ayah kepada seorang Anak apalagi anak perempuan sangat kuat. Candra yang sedang memancing bersama Abimangku, memiliki perasaan tidak enak. Ntah karena apa, tiba tiba ia teringat dengan Nana.

"Bi, ko gua kaya gaenak hati nih. Kita liat si Nana sama si Allan yuk, sekalian pulang. Udah siang." Ucap Candra sambil melihat jam ditangannya. Lalu di angguki oleh Abimangku.

Tanpa berlama lama, mereka pun langsung merapikan alat alat mereka. Lalu mereka berjalan menuju tempat Nana dan Allan.

Sementara Allan ia sedang menggendong Nana di punggungnya, lalu menaiki Nana ke atas perahu dari staff keamanan. Setelah meniduri Nana di atas pangkuannya. Bersyukur karena danau tersebut tidak ada hewannya sama sekali.

Allan sedari tadi berusaha membangunkan Nana sedari tadi, dengan banyak cara. Sementara staff keamanan sudah memberikan kotak P3K, tapi Allan tidak menyentuhnya sama sekali.

Ia sedari tadi menepuk nepuk pipi Nana. Tidak butuh waktu lama, perahu yang mereka naiki sudah berada di permukaan. Allan pun langsung menggendong Nana, lalu berjalan menuju saung terdekat.

"Allan, Nana." Allan langsung menengok. Lalu melihat Ayah dan Papanya berlari menuju mereka.

"Allan, Nana kenapa?" Tanya Candra khawatir.

"Nana kecebur Yah." Allan langsung meninggalkan mereka berdua, dan berjalan menuju saung tersebut. Lalu di ikuti kedua bapak bapak itu.

Allan langsung meniduri Nana di saung tersebut, sambil menepuk nepuk pipi Nana lagi. Sementara Candra mengambil kotak P3K dan Abimangku berusaha mengusir orang orang yang penasaran dengan mereka.

"Na, bangun Na." Ucap Allan frustasi, Allan begitu ceroboh. Kenapa ia membiarkan Nana menaiki perahu itu sendiri. Allan langsung menjambak rambutnya kasar. Lalu ia kembali berusaha membangunkan Nana.

Jika kalian bertanya kenapa Nana bisa tenggelam, dia tidak bisa berenang. Dan kaki Nana terlalu pendek untuk menyentuh dasar danau.

Candra pun akhirnya datang dengan membawa kotak P3K, lalu ia mengambil minyak angin. Dan mengolesinya di bawah hidung Nana.

***

"APA?! NANA KECEBUR?" Teriak mereka bertiga--Alya, Aldi, Aldo. Setelah mendengar cerita Allan.

Allan, Alya, Aldi dan Aldo sekarang sedang berada di kantin. Allan belum sarapan pagi karena tadi ia tidak nafsu makan.

"Terus sekarang Nana gapapakan? Wah kebangetan nih Om candra gamau ngasih tau." Ucap Alya.

"Nana gapapa, tadi dia mau ikut gua sekolah. Tapi sama Ayah gaboleh." Ucapan Allan hanya di angguki oleh mereka bertiga.

"Terus, terus. Si Nana gimana bisa sadar?" Tanya Aldo.

"Di olesin minyak angin ama Ayah." Mereka hanya ber oh ria.

Kring..

"Gua ke kelas duluan ya, Bye." Ucap Allan yang langsung meninggalkan mereka bertiga.

Promise? { H I A T U S }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang