Jika ada unsur kesamaan, dalam cerita, nama dan juga alur, itu secara tidak di sengaja. Karena cerita ini saya ambil dari pengalaman pribadi dan sedikit mengarang.
***
"Allan.!" Pekik gadis yang tengah kegirangan.
"Allan tadi gimana sekolahnya? Seru? Pasti pada kangen Nana ya llan? Aduh kasian, besok Nana mau masuk sekolah. Kasian fans fans Nana pada nyariin." Ingatlah kawan, penyesalan selalu ada di akhir cerita. Allan menyesal karena sudah tergesa gesa datang ke rumah Nana.
Tadi setelah bel pulang berbunyi, Allan pun langsung berlari keparkiran dan menancap gas, ia ingin cepat cepat pulang.
Setelah sampai ia bukan langsung masuk ke rumah dan ganti baju, malah dia langsung berlari lagi ke rumah Nana. Ia rindu kepada Nana.
Bukan kepada Nananya, ia rindu menjahili Nana. Bagi dia menjahili Nana itu sama seperti makan, jika ia tidak menjahili Nana sehari saja. Ia akan lemas.
Lebay.
"Pede lo!" Cetus Allan. Membuat Nana merengut. Allan yang melihat itu langsung tersenyum tipis.
"Allan tuh gada manis manisnya ya sama orang sakit. Pantesan Allan jomblo, gada yang mau lah sama Allan. Secara gitu, Allan kasar, Allan gila, Allan bego, pokonya semua yang buruk ke Allan semuanya." Ucap Nana panjang lebar.
"Oh." Singkat, padat dan jelas.
"Nana mah udah cape ngomong panjang kali lebar kali tinggi kaya rumus matematika sama fisika, Allan cuman jawab 'oh'. Mati aja sono llan, ga guna idup juga. Hush hush sana." Akhirnya emosi Nana sudah meledak bagaikan gunung krakatau yang mampu menghancurkan dunia.
"Ya." Tolong ambilkan cangkul sekarang! Nana ingin sekali mengubur hidup hidup orang yang ada di depannya ini.
"Bodoamat." Nana pun langsung mengalihkan pandangnya dari Allan.
"Hahaha, aduh sakit perut hahaha." Allan sudah tidak bisa menahan tawanya karena melihat Nana yang semakin marah.
"Dih Allan gilanya makin jadi. Tadi mah diem diem aja, terus tiba tiba ketawa sendiri sendiri. Ih serem, pergi jauh jauh dari Nana sana hush hush. Nanti Nana ketularan gila ew gamau."
"Makasih pujiannya."
"Dih siapa yang muji Allan? Pede jasa ew." (Banget.)
"Bagi gua itu pujian lho."
"Terserah."
"Sia mah pundung wae."
(Lu mah ngambek bae.)"Suka suka aye lah bang." (Saya, aku, Nana.)
Percakapan orang gila.
Mana ada orang yang berbicara dengan bahasa sunda dan di jawab dengan bahasa betawi.
Hanya mereka saja lah yang seperti itu.Jangan ditiru!
Jika kalian menirunya, kalian sama gilanya dengan mereka.
Hanya memperingati, sekian.
Terimakasih."Yain." Ucap Allan.
"Kekeke, eh llan. Tadi di sekolah gimana?" Tanya Nana dan membuat Allan kesal karena harus teringat lagi dengan kejadian tadi.
"Kepo." Ledek Allan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise? { H I A T U S }
Teen Fiction"Allan harus janji ke Nana, jangan pernah tinggalin nana. Allan harus sama nana selama lamanya" kata bocah perempuan berusia lima tahun yang sedang meneteskan air mata. "Iya, Allan janji gabakal tinggalin Nana. Allan juga janji kita akan terus bersa...