Ga usah sok polos deh, lo bukan kertas HVS

152 11 1
                                    

Bagian 2

" Mel ada yang salah ya dari gue?" tanya Asaika yang tiba-tiba pada Melsa.

" Gak kok. Emangnya kenapa," kata Melsa.

" Coba lo perhatiin . Perasaan dari tadi semua orang liatin gue deh, kenapa ya?" jawab Asaika sambil memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kantin.

" Ada apaan sih. Kok lo liatinnya gitu amat. Ada yang salah dari gue?" tanya Asaika langsung pada seorang siswa yang duduk tidak jauh dari mejanya.

" Lo liat aja sendiri di mading," ujar siswi tersebut yang membuat Asaika dan Melsa penasaran.

" Yuk Mel kita liat!" Ajak Asaika pada Melsa.

" Yuk, gue juga penasaran. Apaan sih sebenarnya." Mereka berdua pun meninggalkan makanannya di atas meja karena saking penasarannya. Diperjalanan menuju mading semua siswa tengah sibuk berbisik-bisik, entah apa yang ia bicarakan. Benar, sesampainya mereka berdua di mading, tampak sekumpulan siswa yang tengah mengerumuni madding. Asaika dan Melsa menerobos kerumunan tersebut untuk bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Nih dia orangnya," ucap salah satu siswa yang melihat kedatangan Asaika.

" Iya.. iya. Lo ga malu apa?" tanya siswa yang lain.

" Sesampainya di depan madding. Asaika begitu juga dengan Melsa terkejut dengan apa yang mereka lihat.

" Siapa sih yang nempelin ini segala?" tanya Asaika.

" Gue," tiba-tiba terdengar suarah dari arah mereka.

"Maksud lo apaan?" tanya Melsa.

" Gue cuman mau bilangin kalau Asaika yang naïf ini hanyalah seorang pelayan Café," ujar Gauri dengan nada yang begitu keras sampai-sampai orang di sekitar tersebut semuanya mendengar perkataan dari Gauri.

" Terus hubungnnya sama lo apaan?" tanya Melsa lagi.

" Kok lo yang sewot sih," sekarang Gauri yang bertanya pada Melsa.

" Jelas lah. Yang lo hina sekarang itu teman gue," balas Melsa. Asaika pun mengambil foto yang terpampang tersebut dan merobeknya kemudian membuang ke tempat sampah.

" Kenapa di buang sih. Padahal masih banyak siswa yang lain yang belum liat," ujar Gauri.

" Kita pergi aja dari sini Mel. Ngapain juga kita dengerin dia," ujar asaika yang tampaknya tak menghiraukan apa yang terjadi sekarang.

" Hmm. Permisi gue mau lewat," ujar Melsa pada Gauri dan menyenggol bahunya.

" Aww."

Asaika pergi menuju kelasnya. Ia tidak jadi melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena insiden tadi.

" Lo kok diam aja sih Asa?" tanya Melsa yang heran dengan respon Asaika tadi.

" Terus gue mau apa Mel. Lagian gue ngak masalah tu foto gue dipampang di sana. Gue harap semua orang bisa belajar dari gue kalo kita itu hidup harus mandiri, ga harus bergantung pada orang tua aja," ucap Asaika dengan santai.

" Iya sih. Apa lo ngak ngerasa malu?" tanya Melsa lagi ketika sudah sampai di tempat duduk mereka.

" Ngapain juga harus malu. Lagian memang itu pekerjaan gue, kenapa harus malu? Halal juga kok," ujar Asaika yang membuat Melsa sangat bangga mempunyai teman seperti Asaika.

" Gue salut ama lo Asa. Lo yang kuat ya hadapin si Gauri," kata Melsa.

" Ya, thanks ya udah bela gue tadi," ucap Asaika yang menatap wajah temannya itu.

Afraid of Surprise [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang