Haruskah gue letusin balon hijau, agar kalian semua tahu kalau gue sedang kacau?

39 5 0
                                    


Bagian 17

Lusa adalah hari Anniversary pernikahan orang tua Sammy. Jadi Asaika diajak untuk ikut mempersiapkan pestanya. Berarti Asaika sekarang ngak kebutik bersama Raka dan juga Rhohil.

" Hmm. Gini nih," sindir Rhohil ketika melihat Asaika lagi dibonceng sama Sammy.

" Ehh lo Rho. Gue ikut Sammy ke rumahnya dulu ya. Soalnya mau ada pesta. Hmm.. Jadinya gue ngak ke butik sekarang," ujar Asaika yang melihat kembarannya itu.

" Hmm ngak papa kok Sa," sambar Raka.

" Thanks. Gue cabut dulu. Hmm lo berdua jangan lupa makan!" perintah Asaika.

" Siap Bos," ujar mereka serempak.

" Bos-bos ,emangnya gue Bekas Orang Sinting apa?"

" Tuh lo tahu," balas Rhohil. Beginilah kalau adik-kakak ketemu. Pengennya berantem mulu.

" Udah, lo jalan ada Sam. Ngak ada habisnya kalau liat nih berdua berantem," Raka yang memecah pertengkaran mereka berdua. Sammy pun mengikuti saran dari Raka.

" Gue pamit dulu ya. Asaika sama gue."

" Iya." Asaika tersenyum kemudian menjitak kepada Rhohil dan Raka ketika motor Sammy mulai meninggalkan perkiran sekolah.

" Asa," teriak keduanya. Asaika pun tertawa melihat mereka berdua. Kini Sammy dan Asaika sedang membelah jalanan Kota Jakarta. Asaika terlihat sangat bahagia, begitu juga dengan Sammy. Asaika memeluk erat Sammy, seakan Sammy akan pergi dari nya.

" Kencang amat pegangnya neng," goda Sammy.

" Ngak boleh ya?" Asaika mulai melapaskan tangannya yang berada di pinggangnya Sammy.

" Ciee ngambek nih," Sammy menarik tangan Asaika untuk kembali ke pelukannya. Asaika pun tertawa bahagia. Ternyata Sammy berhenti di sebuah taman.

" Kenapa berhenti?" Sammy tank menjawab pertanyaan Asaika tapi ia mengajak Asaika untuk duduk di sebuah kursi.

" Ngapain coba di sini. Kita kan mau persiapin pestanya."

" Hmm. Ngak papa lah. Istirahat dulu," jawab Sammy.

" Owhh. Kalau gitu aku aja yang bawa motornya," pinta Asaika.

" Ngak usah. Kalau aku pergi kamu--" sebelum melanjutkan omongannya Asaika menjauh dari Sammy.

" Sa, sayang. Dengar dulu donk," ketika Asaika berbalik, jidat Asaika tepat berada di bibirnya Sammy. Kayaknya Sammy sengaja deh.

" Ihh." Sammy meletakkan kepala Asaika tetap di bawah dagunya. Jantung Asaika sekarang dag-dig-dug, berdetak dengan sangat kencang.

" Sayang.." pangil Sammy.

" Hmm. kamu ngak senang ya, kalau aku panggil sayang?" tanya Sammy.

" Ngapain senang dipanggil sayang? Makanan yang jatuh belum lima menit juga namanya sayang," jawab Asaika.

" Kalau ini sayangnya beda."

" Bener nih?"

" Iya Sa.. sayang."

" Sa, aku minta maaf ya."

" Maaf kanapa?" Asaika mulai melepaskan pelukan dari Sammy.

" Maaf kalau aku belum bisa ngasih kamu coklat. Tapi aku janji akan ngasih kamu seperangkat alat sholat," ujar Sammy dengan penuh cinta.

" Janji ya?" Asaika kembali memeluk Sammy.

" Janji."

" Kamu tahu ngak kalau yang tadi itu pertama kali nya lho. Kamu udah nyurinya aja."

Afraid of Surprise [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang