04

3.1K 501 18
                                    




_________________________

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________










Hari ini hari H pemeriksaan. Tim pemeriksa kelengkapan dari OSIS udah siap dari tadi pagi, termasuk Jihoon. Dia udah bawa-bawa kerdus ukuran sedang ke multimedia lengkap sama pulpen.




Ini udah terhitung kelas ke lima yang dia dan timnya periksa, artinya kelas terakhir karena tiap tim dikasih jatah 5 kelas. Dari tadi timnya kaya yang udah gak tahan digodain, dilunjakin, diapa-apain lah pokoknya. Cuma Jihoon yang diem aja paling anteng.






"Kalian kelas 10 jangan berani ngelanggar aturan sekolah, dan jangan berani sama kakak kelasnya. Hormati kakak kelas yang lebih tua dari kalian, daripada kena seret masuk ke ruang BK," ucap Jihoon tenang namun serius.





Teman-temannya sampai merinding juga gak nyangka kalau Jihoon bakal ngomong kaya begini.




Setelah ngomong begitu Jihoon keluar kelas dan balik ke ruang multimedia buat nyetor barang sitaan. Sesaat dia teringat pada Karmelia. Apa dirinya tidak terkena pemyitaan?



Ah, peduli amat. Jihoon menepis pikirannya dan berpikiran teman sekelasnya lolos dari penyitaan.








Selesai menyetor barang sita, Jihoon buru-buru balik ke kelas setelah pamit ke Renjun sebelumnya. Entahlah dia tiba-tiba kepikiran dengan Karmelia. Dia juga tidak tau kenapa kepikiran dengannya terus. Kenapa tidak Felix yang jelas-jelas sering bawa barang aneh ke sekolah.



Sampai di kelas, Jihoon lihat kelasnya sudah selesai di periksa. Sejauh ini tidak ada yang heboh. Berarti tidak banyak yang di sita.




Mata Jihoon seketika menangkap keberadaan Karmelia yang tengah berdiri di deretan bangku belakang. Dengan tergesa Jihoon masuk mendatangi Karmelia untuk menanyakan kabarnya.






"Karmel, gak apa-apa kan?" tanya Jihoon.


"Gak apa-apa gimana? Haha, gue gak lagi jatuh jadi gak apa-apa."



"Duh, bukan! Lo gak kena sita apapun kan?"




Karmelia menggeleng, namun selanjutnya ia menunjuk ke arah Ryujin dan Felix secara bergantian. "Ryujin kacanya diambil, terus si Felix legonya juga diambil."



"Gak usah dipikirin terutama Felix. Dia emang gak genah, bawa-bawa lego ke sekolah padahal gak dimainin juga."





Karmelia tertawa pelan dan jalan ke bangkunya. Ada Ryujin di sampingnya yang masih gak terima kaca kenang-kenangan dari mantan di sita sama anak OSIS.








"Broo!!! Lego adek gue di sita!!! Mampus lah gue ntar di amuk sama dia!!!"



Jihoon kaget denger teriakan Felix yang membahana. Raut mukanya Felix sudah kecut gimana gitu. Dia gak berani pulang karena takut kena gebok adeknya.





"Lo gimana sih? Katanya gentlemen, tapi kena gebok adek sendiri malah takut. Cemen lo ah!" ledek Jihoon.


"Lagian ngapain juga sok bawa-bawa lego ke sekolah kalo gak dimainin juga? Mampus kan lo, rasain!" tambahnya kali ini sambil tertawa puas.






Felix berdecak kesal, bibirnya sudah monyong gak karuan. Kan dia gak mau harus ganti rugi lego si adek. Kalau kata Felix mah mahaaaallllll.




"Bacot lo ah, kenapa juga lo gak milih meriksa di sini?!" protesnya.




Jihoon cuma geleng-geleng liat kelakuan si Felix. Udah salah, malah nyalahin balik. Mau Jihoon tenggelemin ke tong sampah aja rasanya kalo gak inget dia sahabat karib.




"Ya kan sekali-kali gue lepas dari sini, Lix. Yang mandiri gitu lho tanpa ada gue!"


"Huh... iya-iya, janji gak bawa yang aneh-aneh lagi."



Jihoon menepuk lengan Felix pelan sebelum buka buku biologinya. Namun setelahnya dia beralih menatap Karmelia dari belakang. Ia tepuk pelan pundak gadis itu sampai berbalik padanya.





"Lo pulang sama siapa?" tanya Jihoon.


Karmelia nyengir, "Supir angkot dong, hehe."





Entah kenapa, Jihoon juga ikut senyum dengar jawaban dari Karmelia. Cara dia nyebut supir angkot dengan bangga aja udah lucu menurut Jihoon.


"Mau pulang sama gue lagi, nggak?"



Karmelia ngangguk semangat. "Makasih lho, Hoon. Berkat lo uang jajan gue jadi irit. Hehe..."



"Tapi kalo ke rumah gue dulu gak apa-apa 'kan?" tanya Jihoon.



"Gak apa-apa, emang mau ngapain?"





"Ganti baju bentar, baru anter lo balik. Itung-itung impas, kemarin gue udah tau rumah lo dan sekarang lo tau rumah gue."








_________________________

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________


[2] ᴄʟᴀꜱꜱɪᴄ • ᴘᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang