________________________
________________________
"HEH?!" pekik Karmelia syok berat.
Gadis itu berulang kali natap Jihoon lalu natap kertasnya lagi,gitu-gitu aja sampai Upin dan Ipin besar. Karmelia gak sanggup ngomong, dia gagap-gagap melulu jadi berulang kali mukulin pipinya.
"B-b-beneran ini, Hoon?"
Jihoon ngangguk.
"HEH?!"
Karmelia nunduk sambil megangin kepalanya. Pening banget mikirin beginian. Lebih sulit dan rumit daripada soal-soal UNBK dan USBN yang pake soal essay.
"Kalo gue jadi pacar lo ada untungnya, nggak?" tanya Karmelia.
Jihoon mikir sebentar. "Umm... mungkin pesannya bunda gue waktu itu bisa gue penuhin."
"Y-yang mana?"
"Jagain lo."
Jihoon ngomongnya tenang nan santai banget, beda sama Karmelia yang deg-deg setengah mampus. Pas banget bianglalanya berhenti di atas. Jam udah nunjukin hampir pukul enam pas.
"Ji-jihoon... jawabnya boleh nanti, nggak? Mau pulaanngg."
"Kapanpun lo siap ya jawab aja. Ya udah habis ini pulang, tunggu bianglalanya turun dulu."
Perlahan tapi pasti, bianglala yang mereka naiki ini turun ke bawah. Begitu sampai dibawah, Jihoon turun duluan lalu bantu Karmelia turun. Mereka jalan beriringan ke tempat parkir dan pulang karena udah deket waktu maghrib.
___________
Rutinitas biasa, setelah makan malam bareng Karmelia beserta Bunda dan Ayah pasti ngumpul di ruang keluarga buat nonton tv. Kadang ngobrol-ngobrol juga sambil nyemil. Kali ini juga begitu, Karmelia yang sibuk nugas sementara Bunda dan Ayah nonton tv sambil nyemil.
Nugas sebenernya udah selesai dari tadi, tapi dia masih kepikiran sama tembakannya Jihoon. Bukan, bukan tembakan pistol tapi pernyataan cinta cowok itu.
Karmelia jadi nggak fokus ngapa-ngapain sekarang. Tadi aja dia hampir nuang kuah kaldu di gelas buat diminum.
"Bau-baunya Lia ini ada pikiran," kata Ayahnya yang berlagak seperti Roy Kimochi. Karmelia noleh aja sambil berdeham, ngangkat kepalanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ᴄʟᴀꜱꜱɪᴄ • ᴘᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ ✔
FanfictionTingkah laku Jihoon itu terlalu manis untuk disebut klasik. ㅡ05/02/2019 ~ 14/02/2019