________________________
________________________
Jihoon sekarang sudah memarkirkan mobilnya di sebuah garasi rumah yang lumayan besar. Bukan, bukan rumahnya. Ini rumah Kakeknya.
Mesin mobilnya sudah Jihoon matikan, dan sekarang ia harus membangunkan Karmelia yang masih tidur pulas di jok sampingnya.
"Mel? Bangun, udah sampai..."
Karmelia mengusap matanya sebentar dan diam. Setelah sadar sepenuhnya dia noleh ke Jihoon dengan tatapan campur aduk.
"Dimana?" tanya Karmelia.
Jihoon melepas seatbeltnya, dan seatbelt Karmelia juga. "Rumah Kakek gue," jawab Jihoon.
Karmelia ngangguk dan ikut turun bersama Jihoon. Dia lebih milih mengikuti Jihoon dari belakang. Sekarang mereka sudah masuk ke dalam kediaman Kakeknya Jihoon. Sepi, itu yang Karmelia rasakan sekarang.
Apa Jihoon selalu hidup di tengah kesunyian macam ini? Entahlah, Karmelia tidak tau juga.
Jihoon mengajaknya ke halaman belakang rumah setelah dilihatnya keadaan rumah cukup sepi. Tempat satu-satunya pasti kolam ikan di halaman belakang.
Benar saja, sosok kakek tua di pinggir kolam yang diyakini adalah Kakeknya Jihoon menyambut kedatangan mereka. Karmelia memperhatikan Jihoon yang memeluk Kakeknya erat sementara dirinya masih berdiri diam di dekat mereka.
"Kek, kenalkan ini teman Jihoon. Namanya Karmelia," ucap Jihoon pelan, tapi masih bisa di dengar Karmelia. Kakeknya Jihoon menatap Karmelia dan senyum terukir jelas di wajah keriput kakek tua ini.
Karmelia menyalimi tangan Kakeknya Jihoon sopan.
"Apa kabar, Kek?" tanya Karmelia.
"Hoho... baik, Nak."
Uh, demi apa Karmelia gemas dengan Kakeknya Jihoon ini. Walau sudah tua, tapi lucu.
"Kok rumah sepi? Pada kemana?" tanya Jihoon.
"Pamanmu sudah ke kantor pagi-pagi sekali, Bibimu di pasar, lalu si bocah tengil itu masih tidur."
"Bocah tengil?" bisik Karmelia bingung.
"Sepupuku," jawab Jihoon. Karmelia ngangguk ngerti kemudian ikut nyimak obrolan Kakek dan Cucu itu sebelum dipanggil masuk ke dalam rumah oleh sosok wanita paruh baya yang menurut Karmelia adalah Bibinya Jihoon.
"Ma! Gubi kok ilang?!"
Teriakan dari lantai atas rumah Kakek Jihoon ngebuat Karmelia berhenti makan. Kemudian sosok cowok yang bajunya sudah rapi tapi rambutnya masih acak-acakan turun ke lantai bawah. Dia kaget, Karmelia juga. Kemudian kepala cowok itu dipukul sama Kakeknya Jihoon pakai tongkat.
"Masih pagi, jangan teriak. Etika kamu dimana?""
"Iya, Kek... maaf... aduuhh," ringis cowok itu.
Cowok itu lalu duduk di samping Jihoon dan ikut sarapan. Namun tak disangka, dia tiba-tiba nepuk leher belakang Jihoon sampai laki-laki itu tersedak.
Karmelia kaget dan refleks ngasih minum ke Jihoon.
Cowok tadi dapat pukulan lagi, kali ini dari Bibinya Jihoon.
"Kamu itu! Jihoon baru datang sudah ditepuk sampe keselek! Kalo si Gubi Mama potong mampus kamu," ancam Bibinya Jihoon yang ternyata ibu dari cowok itu.
Cowok tadi langsung anteng setelah nyengir ke Mamanya. Dia sarapan sampai habis dan kenalan sama Karmelia karena dari tadi dia cuma liat gadis itu diem aja.
"Hyunsuk, sepupunya Jihoon. Pacarnya, ya? Hehe," ucap Hyunsuk.
Karmelia batuk sedikit dan geleng-geleng ke Hyunsuk. "Temen aja kok..."
Hyunsuk malah noleh ke Jihoon yang masih minum. Tatapannya aneh, bikin Jihoon pingin nampar mukanya.
"Itu tandanya dia ngode pengen di seriusin, Hoon!"
Berhubung Kakek gak ada di ruang makan, Jihoon jadi lebih leluasa mukulin si Hyunsuk pakai sepatunya. Karmelia sudah gedek-gedek aja sambil ketawa ngeliatin mereka berkelahi.
"Jihoon, tadi lo ngomong pake aku-aku khusus kalo ada Kakek ya?" celetuk Karmelia iseng. Sekarang dia lagi di kolam ikan belakang rumahnya Jihoon, mainan air dan gangguin ikan koi.
"Iya. Kakek gue gak suka denger cucu-cucunya ngobrol pakai gue-lo. Nggak sopan," jawab Jihoon.
Karmelia ngangguk ngerti. "Terus si Hyunsuk itu sepupu lo? Kelakuannya emang begitu, ya?"
"Haha iya, dia memang begitu. Padahal sudah dilarang sama Bibi buat gak berisik, tapi tetep aja berisik. Apalagi kalo ayam kesayangannya itu ilang, pasti bakal ribut sendiri."
"Oh... jadi Gubi itu ayam?"
Jihoon ngangguk. Karmelia speechless, ternyata orang tampang cool macem Hyunsuk peliharaannya ayam.
"Habis ini mau kemana lagi?" tanya Jihoon. Karmelia geleng-geleng ke dia, "Gak tau. Kan lo yang ngajak gue jalan, jadi terserah aja."
"Ya udah, kalo udah puas gangguin ikannya cepet siap-siap. Kita main ke Game Station," ajak Jihoon.
Karmelia ngangguk semangat dan cepet beranjak dari situ buat siap-siap. Gak sabar dia tuh mau main di Game Station. Pasti banyak mainannya.
________________________
________________________
Berhubung besok mapel try outnya Bahasa Inggris, jadi agak molor dan bisa nyantai. Udah pro, kok. 'Kan tiap hari ngomong pake basing sama Vernon, adu bacot pake basing juga sama Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ᴄʟᴀꜱꜱɪᴄ • ᴘᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ ✔
FanfictionTingkah laku Jihoon itu terlalu manis untuk disebut klasik. ㅡ05/02/2019 ~ 14/02/2019