________________________
________________________
"Jihoon, sebentar. Gue lupa ngembaliin buku ke perpus, masih buka kan?" tanya Karmelia panik saat di parkiran. Dia baru ingat belum mengembalikan buku yang dipinjamnya dari perpustakaan siang tadi.
Jihoon yang melihatnya panik pun menyimpan kembali helmnya untuk menemani gadis itu ke perpustakaan terlebih dulu.
"Ayo gue temenin."
Karmelia berjalan bersama Jihoon ke perpustakaan sekolah. Di tangannya sudah ada sebuah buku lumayan tebal. Tadi siang ia sempat meminjamnya untuk bahan tugas, ditemani Ryujin tentunya. Namun Karmelia hampir lupa untuk mengembalikan buku itu.
Sampai di perpustakaan, beruntung tempat itu masih buka. Karmelia cepat-cepat mengembalikan buku agar tidak membuat Jihoon menunggu terlalu lama.
"Eh? Cepet banget?" tanya Jihoon begitu melihat Karmelia sudah keluar dari sana.
Karmelia senyum, membuat pipinya terangkat. "Kasian lo nanti kelamaan nunggu, hehe."
Jihoon manggut-manggut, kemudian mengajak Karmelia kembali ke parkiran untuk pulang.
Tidak butuh waktu lama bagi Jihoon untuk mengendarai motornya ke rumah. Sebuah rumah lumayan besar dengan gerbang menyambut mata Karmelia. Ini rumah Jihoon, duganya.
"Masuk dulu, Mel," kata Jihoon setelah membuka pintu rumah. Karmelia mengangguk dan mengikuti Jihoon masuk ke rumahnya.
Sekarang gadis itu sudah anteng di sofa ruang tengah. Jihoon pamit ke kamarnya dan meninggalkan Karmelia di sana yang sibuk melihat-lihat.
Mata Karmelia mengedar, dari dinding rumah Jihoon, meja berisi bingkai foto, rak buku, dan dapur yang kelihatan dari ruang tengah. Ia sempat melihat foto Jihoon bersama seorang wanita, ada pula bersama sepasang Kakek Nenek. Tapi Karmelia tidak menemukan foto Jihoon bersama seorang pria alias ayahnya.
Karmelia pikir, ia hanya tinggal bersama ibunya.
Tapi setelah di lihat-lihat, rumah Jihoon sangat sepi. Seperti tidak ada orang dan tadi juga Jihoon membuka pintu rumah yang di kunci. Kemana ibunya?
"Sepi ya?" tanya Jihoon yang sudah keluar dari kamar. Karmelia senyum padanya dan mengangguk kecil.
"Gue tinggal sendiri, sama kucing."
Karmelia hanya mengangguk. "Mama lo kemana?" tanya Karmelia pelan.
Jihoon diam, ia ikut duduk di samping Karmelia. Terlihat ia menarik nafas panjang dan setelahnya ia tersenyum walau kecil. "Ada kok, mau ketemu?" jawabnya.
"Eh, ada? Nggak ah, malu."
"Malu kenapa? Bunda gue nggak gigit kok, haha!"
Karmelia menggeleng pelan, pipinya sudah samar-samar mengeluarkan semburat merah. Ia menenggelamkan wajahnya di bantal sofa yang ia pegang. Uh! Benar-benar malu!
"Haha, pipi lo langsung merah ya kalo malu? Lucu kaya anak bayi," ledek Jihoon. Karmelia berdecak sambil cemberut, "Lo tuh yang kaya bayi! Imut gitu mukanya gak sesuai sama umur."
"Imut? Hehe, makasih atas pujiannya."
"Iih! Pulang aja ayo!!"
Karmelia bangkit dan berjalan keluar duluan. Jihoon menyusul setelah mengambil kunci motornya, ia masih terkekeh pelan melihat tingkah Karmelia yang lucu barang dari belakang sekalipun.
"Kalo mau ketemu Bunda, nanti aja ya?" kata Jihoon.
"Terserah aja, gue nurut," jawab Karmelia yang sudah duduk manis di jok belakang. Jihoon melajukan motornya menuju rumah Karmelia, agak sedikit laju supaya gadis itu cepat sampai ke rumah.
Takutnya akan di amuk oleh ayahnya. Jihoon mana berani.
Sampai di depan rumah Karmelia, gadis itu turun duluan dengan senyum sumringah di wajahnya.
"Assalamualaikum, Bun! Lia pulang!" pekik gadis itu yang berlari ke halaman rumahnya.
Jihoon yang masih stand by di depan rumah Karmelia jadi agak mengintip sedikit dan mendapati Karmelia tengah salim dengan Bundanya. Jihoon senyum dan merasa iri karena tidak bisa lagi mencium tangan Bunda seperti Karmelia.
"Pulang sama siapa itu, Li? Pacar?" goda Bundanya Karmelia.
Karmelia menggeleng cepat, "Bunda ih! Lia mana ada pacar, itu teh temennya Lia!"
"Hehe iya deh. Ajak masuk temennya, suruh mampir dulu."
Karmelia ngangguk dan kembali ke luar gerbang menemui Jihoon. Beruntung Jihoon belum pergi dari situ, jadi Karmelia tidak susah-susah menahannya.
"Jihoon, disuruh Bunda masuk dulu. Mau ya?" kata Karmelia.
"Malu ah," jawab Jihoon yang meniru Karmelia.
Karmelia manyun, dia pukul Jihoon karena kesal. "Haha iya maaf. Ya udah gue masuk."
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam, wah... temennya Lia ganteng banget? Siapa namanya?"
Jihoon senyum ke Bundanya Karmelia. Dia raih dulu tangan kanan Bunda di depannya lalu dia salimi. "Nama saya Jihoon, Tante."
_________________________
_________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ᴄʟᴀꜱꜱɪᴄ • ᴘᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ ✔
FanfictionTingkah laku Jihoon itu terlalu manis untuk disebut klasik. ㅡ05/02/2019 ~ 14/02/2019