Pakar Cinta -2

278 38 1
                                    

"Ambil posisi setengah!" bentakkan dengan suara bass yang memenuhi aula olahraga sekolah itu berasal dari seorang guru tinggi dengan stelan olahraga dan juga pluite yang terkalung di lehernya. Sedangkan suara gaduh yang berisi ringisan dan umpatan berasal dari lima siswa yang tengah mengambil posisi push-up setengah.

"Tangan saya kebas, Pak!" Mingi ---lelaki tinggi yang memiliki mata segaris mengaduh, memasang wajah melas dengan bibir memble berharap dikasihani Pak Chanyeol. Tapi bukannya melunak, Pak Chanyeol malah mengambil bambu rotan di belakangnya, memukul pelan kepala Mingi.

"Kebas kata kamu?" desis Pak Chanyeol tajam, membuat nyali Mingi ciut.

"Pak, Pak, saya mau pingsan, Pak!" Kini giliran Wooyoung yang menurunkan tubuhnya dengan pipi mengenai lantai dan lidah menjulur lelah keluar. (Bayangin aja Oscar Oasis kalau gak nemu air wkwk)

"Yak! Jeong Wooyoung! Angkat tubuh kamu atau hukuman kalian semua saya tambah?" Pak Chanyeol berteriak menggunakan uratnya. Wajah -yang menurut para siswi- ganteng itu memerah. Mungkin kelewat kesal dengan kelakuan lima murid di hadapannya.

Wooyoung naik dengan segera, mengambil posisi push-up kembali. Sebenarnya masih enggan, tubuhnya lelah. Ya kali, sudah lebih dari sepuluh menit mereka berada di posisi itu. Ayolah, Dude, dua menit saja rasanya tangan mau copot. Apalagi ini?

"Setengah, Jeong Wooyoung!" peringat Pak Chanyeol lagi, memukul pantat Wooyoung.

Wooyoung meringis, menuruti perintah Pak Chanyeol. Sepertinya Pak Chanyeol benar-benar ingin membunuh mereka.

"Kenapa kalian bolos kemarin?" tanya Pak Chanyeol lantang. "Orang tua kalian memasukkan kalian ke sekolah ini untuk belajar, bukan untuk membuat onar!" lanjutnya lagi sambil memukulkan bambu rotan ke tanah, menciptakan suara nyaring yang membuat orang-orang di sana berjengit kaget.

"Ho, sebentar lagi gue bakalan mati kayaknya," ringis Yeosang di sisi Yunho. Wajah pemuda itu merah padam, tidak jauh beda dengan empat siswa lainnya.

"Samaan lah anjir. Gue bakal ke kantin dan tidur di sana setelah ini pokoknya," balas Yunho terengah.

"Hukuman ini mah nggak akan seberapa dibandingkan dengan hukuman yang bakalan Aera kasih ke gue. Sialan, gue harus kuatin mental," keluh Wooyoung murung.

"Rasain, dasar bucin! Mana Aera kayak Nenek lampir kalau lagi ngamuk," San membalas.

"Nenek lampir itu sahabat lo."

"Dan dia pacar lo."

Masa hukuman yang hanya berlangsung setengah jam itu terasa berabad-abad bagi Yunho dan yang lainnya. Selain karena harus menahan bobot tubuh dengan tangan, ocehan Pak Chanyeol juga sungguh menyebalkan. Tidak terhitung berapa kali pikiran untuk menyekap Pak Chanyeol dan membungkam mulutnya itu lewat.

Yunho berjalan lunglai menuju kantin. Begitu pula Mingi, Wooyoung, Yeosang, dan San. Wajah kelima siswa itu sama-sama ditekuk dengan bahu merosot lelah.

"Hei, siapa suruh kalian ke kantin? Masuk kelas!" teriakkan Pak Chanyeol dari arah belakang membuat mereka menghela napas. Ya kali, mereka butuh minum setelah menghabiskan banyak tenaga sia-sia untuk menjalani hukuman.

"Kami haus, Pak!" teriak Mingi. "Beli minum dulu sebentar terus ke kelas, Pak. LIMA MENIT!"

"DUA MENIT! SAYA HITUNG DI SINI!"

"Anjir. Dikira gua lagi pelatihan tentara apa dikasih waktu dua menit?" Mingi menggerutu.

"Udahlah, goblok. Daripada dihukum lagi. Buruan!" San menepuk lengan Mingi, mengajaknya berlari.

Thantophobia▪️ATEEZ YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang