Permainan -11

190 30 3
                                    

Yunho menyandang tas ranselnya di bahu kanan, berjalan dengan kaki-kaki panjangnya memasuki sekolah. Tak lupa, Mingi si manusia yang terus saja berceloteh berada di sisinya dengan senyuman secerah mentari hari ini. Iya, secara dia menang taruhan dan akan menyaksikan permainan heboh hari ini.

"Mau di lapangan? Depan kelas? Atau di---"

"Bacot lo. Tunggu aja," sela Yunho sebal karena Mingi terlalu bersemangat untuk melihat kesialannya.

Mingi terbahak hingga mereka menemukan target di koridor dekat kelas. Eunbyul, tinggi 160cm, berambut hitam kriting yang selalu diikat, kacamata tebal yang entah minus berapa, kulit sawo matang, wajah pucat seperti zombie karena terlalu banyak begadang dan membaca buku, keseluruhan: biasa saja, nyaris di bawah standar. Ah, sial. Yunho mendesis frustrasi.

"Hwang Eunbyul. Eunbyul. Eunbyul. Eunbyul?" panggil Mingi menggunakan nada. Yang dipanggil seketika menoleh sambil membenarkan kacamatanya yang melorot.

Tepat di depan kelas mereka yang ramai sebelum pelajaran mulai, Mingi mendorong Yunho untuk mendekat padanya.

"Kampret!" umpat Yunho sebal pada Mingi yang nyengir kuda sampai matanya hanya menjadi satu garis tipis, lucu.

Yunho menarik napas dalam-dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Lantas dalam hitungan ketiga, ia berteriak, "HWANG EUNBYUL!" Hingga semua mata kini tertuju padanya. Termasuk sepasang mata beriris cokelat yang baru saja tiba.

"Mau jadi pacar gue?" lanjut Yunho masih lantang meski tak selantang sebelumnya.

Suasana yang sempat hening seketika menjadi kembali gaduh. Orang-orang mulai berspekulasi tentang mereka. Pun si gadis beriris cokelat tadi.

Sedangkan Eunbyul, dia tentu saja tercengang di tempatnya. Lututnya bergetar, matanya melotot tanpa berkedip. Yang benar saja, dia hanya siswi biasa, dan Yunho? Apa yang merasukinya hingga menyatakan cinta? Tapi demi apa pun, ini kali pertama baginya, jadi bolehkah kalau saja ia sedikit berharap?

"A-aku... maksudnya..." Eunbyul tergagap, bingung dengan apa yang harus dia ucapkan.

Yunho tersenyum bak malaikat. Senyum yang selalu ia gunakan untuk meluluhkan kaum hawa. Mendekat, Yunho meraih tangan Eunbyul meski dalam hati merasa enggan.

"Gue suka sama lo," ucapnya.

Eunbyul membatu. Jantungnya meledak, merasa dunia hanya tertuju padanya saat ini. Namun baru saja hendak menjawab, seseorang lewat, berkata dengan nada tidak suka.

"Cuma mau bilang, dia ini brengsek. Kalau sayang hati lo, mending mundur."

Eunbyul seketika menoleh, bertanya dengan bingung, "Brengsek?" lirihnya. Kebahagiaan yang tadi meluap tergantikan dengan ketakutan akan kenyataan yang akan ia terima.

"Dia jadiin lo bahan taruhan," bisik gadis itu di telinga Eunbyul, sedangkan kedua netranya menatap Yunho tajam.

"Apa?" Eunbyul melirih. Kembali menatap Yunho, kali ini dengan tatapan berbeda dari sebelumnya. Kedua tangan Eunbyul mencengkeram erat buku di dekapannya. Marah, kesal, dan benci. "Apa yang dikatakan Minji benar? Aku, cuma..." ucapannya menggantung. Dia tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri dengan mengatakan secara lantang apa yang Yunho perbuat padanya. Rasanya menyesakkan, sekaligus malu di saat yang sama.

"Gue ditolak?" Yunho bertanya demikian alih-alih mencoba mengorek agar Eunbyul melanjutkan ucapannya. Toh, Yunho tahu betul apa yang Minji ucapkan.

Tanpa menjawab, Eunbyul berlalu begitu saja ke dalam kelas. Wajah pucatnya kali ini terlihat hidup berkat semburat merah yang hadir di pipinya.

Ada faedahnya juga, batin Yunho.

Kini hanya tersisa ia dan Minji di tengah arena yang sejak tadi disaksikan oleh siswa dari kelas sekitar. Yunho dengan senyum tipis yang seolah tidak ada kejadian apa pun barusan. Sementara Minji dengan tatapan tajam seolah siap bertempur dengan Yunho.

Saat tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir keduanya, Minji memutuskan mengakhiri kontak mata. Berjalan meninggalkan orang tersebut, tetapi lengannya tiba-tiba saja dicekal dengan kuat, namun juga lembut di saat yang sama.

"Ke mana?"

"Eh?" Minji menoleh cepat. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat wajah Yunho begitu dekat.

"Lo udah gagalin permainan gue, seharusnya lo tanggung jawab."

"Sayangnya, gue gak mau." Minji tersenyum tipis. Memasang wajah tangguh setelah menetralkan kembali dirinya.

"Gantiin posisi Eunbyul, jadi pacar gue."

"HAH?" Minji tercengang dengan apa yang baru saja Yunho ucapkan di tengah banyak mata yang menyoroti mereka. "Dasar gila!" desisnya kesal. Hendak pergi tapi lagi-lagi Yunho menarik tangannya.

"Lo ngelakuin ini juga karena cemburu, kan?" Yunho tersenyum. Bisik-bisik dari manusia sekitar mulai terdengar. Dan Minji membencinya.

"Mimpi. Gue gak pernah suka sama lo. Catet baik-baik. Gak-per-nah-su-ka. Paham?" Minji berdecak keras, dan pergi secepat yang ia bisa.

Yunho benar-benar brengsek. Dia mempermalukan Minji di depan orang-orang seperti itu. Entah apa yang akan Minji lakukan terhadap masalah ini.

***

Aloha, update~Jangan lupa cek profilku untuk baca cerita punyaku yang lain:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aloha, update~
Jangan lupa cek profilku untuk baca cerita punyaku yang lain:)

Thantophobia▪️ATEEZ YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang