0.3 - LBG

285 44 1
                                    

"Park Jeongwoo, cepatlah, sudah sore, langit sudah mulai gelap" aku menggerutu, kenapa lama sekali sih?

"kak Chae jangan menggerutu seperti itu, tunggu sebentar lagi, biarkan saja langit mengurusi urusan nya sendiri" dasar Park Jeongwoo tidak tau diri, kalau saja dia sudah besar aku tidak akan menjemputnya seperti sekarang ini

"iya biarkan langit mengurusi urusan nya sendiri, tapi bekerja lah sedikit lebih cepat, aku ingin istirahat" tetap saja aku menggerutu, pulang dari sekolah aku harusnya segera pulang, tapi ini malah menjemput Park TidakTahuDiri Jeongwoo

"kak Chae masuk saja, jangan diluar sana, nanti aku akan minta kakak ku untuk mengantar kak Chae dan Jeongwoo"

"tidak usah Inhong, aku dan Jeongwoo nanti akan pulang sendiri, kasian kakak mu juga ingin istirahat, jangan jadi adik tidak tau diri seperti Jeongwoo ya Inhong?"

aku tersenyum kepada Inhong, anak ini baik sekali, kenapa Jeongwoo tidak bisa seperti dia? Padahal mereka teman dekat

"ah, tidak apa-apa nanti aku akan mengantar mu dan Jeongwoo pulang" suara dari belakang ku mengagetkan ku "nanti panggil aku saja, aku masuk kamar dulu ya" dia tersenyum manis ke arah ku

Kenapa manis sekali?

"tuh kak! Dengar kan? Kak Byounggon akan mengantar kita pulang, jadi berhentilah menggerutu dan biarkan aku fokus pada kerjaan ku" aku mendengus, kerjaan katanya

"iya.. iya tapi lebih....-"

"lebih cepatlah sedikit, aku tau itu, jadi sekarang tolong tutup mulut mu yang dari tadi tidak berhenti berbicara" aku sudah bilang kan dia tuan Park yang tidak tau diri

Tapi aku akhirnya mengalah, kalau aku terus berbicara pekerjaan Jeongwoo tidak akan selesai dengan cepat

"kenapa kau tidak masuk?" ah iya, hampir lupa kakak laki-laki nya Inhong

"tidak apa, aku akan menunggu diluar" aku tersenyum

"masuklah, seperti kata mu ini sudah mulai gelap, kau akan kedinginan" tanpa persetujuan dari ku dia menarik ku masuk kedalam rumah nya, aku hanya berjalan dibelakangnya

"wah Jeongwoo seperti nya kita akan menjadi ipar" kata Inhong saat menyadari aku dan Byounggon masuk dengan bergandengan tangan

"kak Byounggon, jangan karena kau kakak nya Inhong kau bisa se-enaknya memegang tangan kakak ku seperti itu" Jeongwoo menatap ke arah tangan ku yang masih Byounggon pegang

"aku hanya membawa kakak mu masuk, jangan bawel" Byounggon melepaskan tangan nya, kemudian menatap ke arah ku "tunggu sebentar, aku akan ganti baju" lalu dia pergi dari hadapan ku

"Halo? Park Chaeri apakah dirimu masih menapak di bumi? Apa gaya gravitasi masih bekerja pada mu?" aku menatap Jeongwoo dengan tatapan galak, mau apa anak ini sebenarnya?

"Gaya gravitasi masih bekerja pada ku, dan sekarang tolong teruskan lah pekerjaan mu dan bekerjalah sedikit....-"

"lebih cepat" itu yang keluar dari mulut Jeongwoo, Inhong dan teman-teman nya yang lain, aku hanya mendengus

"baiklah aku akan diam" kata ku kemudian duduk dan tidak berkata apapun, dan memilih untuk memperhatikan apa yang mereka lakukan

Tugas anak SMP tidak begitu sulit, dan tidak ku percaya kelompok belajar ini di kepalai oleh Jeongwoo, memang adik ku sangat pintar

"kau merasa bangga kan? Aku tau aku memang pintar" dia berbicara seperti itu tanpa menoleh, dan masih fokus ke pekerjaan nya

"tidak usah besar kepala seperti itu, kau bisa menjadi bodoh kapan saja" Jeongwoo mendengus

"mana ada, jangan mengarang" kali ini giliran aku yang mendengus

"bisa sekarang juga, kau mau? Akan ku benturkan kepala mu ke meja, lalu kau jadi bodoh" teman Jeongwoo menatap ku dengan tatapan takut

"kau menyayangi ku, kau tidak akan melakukannya" Jeongwoo terkekeh "tunggu sebentar sepuluh nomor lagi"

aku melotot, sepuluh nomor lagi katanya

"kau daritadi mengerjakan apa? Kenapa masih sepuluh nomor lagi?" Jeongwoo hanya menaruh jari telunjuk nya di depan bibir nya, dan aku hanya menurut

"Chae, kemari lah" Byounggon memanggil ku dari arah dapur "kau belum minum, mau minum apa?" tanya nya begitu aku duduk di meja pantry

"apa saja, air putih juga tidak apa" jawab ku sambil tersenyum

"Yang didapur tolong jangan saling menggoda, karena aku sangat geli mendengar nya" Jeongwoo berteriak dari ruang tamu, dasar anak tidak tau sopan santun

Byounggon terkekeh, dia melihat ke arah ku

"adik mu sangat melindungi mu, bersyukurlah karena hal itu" dia tersenyum lagi, astaga aku bisa diabetes lama-lama

"aku bersyukur, walau kadang dia sedikit menjengkelkan, tapi aku tau dia sayang padaku"

"dan aku tau kamu menyayanginya"

Bisa kah kau berhenti tersenyum wahai saudara Byounggon

"dan bisakah kau berhenti tersenyum?" yup, baru saja aku mengeluarkan dari mulut ku yang sialan ini

"apakah aku terlihat aneh saat tersenyum?" aku menggeleng, takut dia marah, muka nya sangat seram jika tidak tersenyum, tapi tidak lama dia kembali tersenyum "aku hanya sangat senang ada kau disini"

Kenapa dia sangat manis

"tidak, kau tidak terlihat aneh, sama sekali tidak"

"lalu kenapa kau meminta ku untuk berhenti tersenyum?" wajah bingung Byounggon sangat menggemaskan

"jangan seperti itu" aku terkekeh "kau terlihat lucu, sangat lucu, dalam artian yang baik" aku mengalihkan pandangan ku, apa yang baru saja aku katakan

"bukan aku yang lucu, tapi kau apalagi saat malu seperti ini" aku merasakan pipi ku mengahangat "dan lebih lucu lagi jika pipi mu merah seperti itu" astaga, ini malah membuat ku makin malu

"berhentilah" aku tekekeh, saat melihatnya, dia sedang melihat ku, aku pusing

"mengapa kau menyuruh ku untuk berhenti? Aku suka melihat mu seperti itu" dia berjalan ke depan ku "minum lah, habis ini aku antar kau pulang"

"tapi Jeongwoo...-"

"dia sudah selesai dari tadi, dia sudah dibelakang mu sejak lima menit yang lalu" aku memutar badan ku benar saja sudah ada Jeonwoo disana

"apa itu barusan?" dia menatapku dengan tatapan tidak percaya

Astaga mau ditaruh mana muka ku ini

+++++

really • silver boys [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang