0.5 - BYD

201 44 0
                                    

"Hai Yedam?" aku tersenyum ke arah nya, dia teman sekelas ku, aku sudah mengenal nya dari lama sekali, sekitar hampir sepuluh tahun

"mengapa kau terlihat sangat bahagia?" aku tersenyum makin lebar "apa yang baru saja terjadi? Berhenti menakuti ku Hain" aku terkekeh

"tadi Sungyeon menyapa ku" aku menyengir bodoh, Yedam merotasikan matanya "reaksi apa itu Bang Yedam? Teman mu sedang bahagia" ucap ku

"aku fikir kau lulus ulangan kimia, ternyata hanya karena itu" Yedam menatapku tidak percaya

"kalau kimia kau tidak usah berharap Bang Yedam, aku sudah pasti gagal di setiap tes nya" aku memperlihatkan gigi ku

"kenapa kau bangga sekali? Itu hal yang memalukan astaga, kenapa aku harus memiliki teman yang seperti mu sih?" aku memegang dada ku dramatis

"kau baru saja menyakiti ku Yedam" aku cemberut, dia hanya mendengus

"terserah kau saja, sekarang duduk sebentar lagi bel akan berbunyi" aku mengangguk kemudia duduk di tempat ku

****

Aku sedang berjalan ke kantin, tentu saja bersama Yedam

"sejak kapan adik mu dekat dengan Kim Doyoung?" tanya ku begitu melihat Hyuri yang sedang bercanda dengan pangeran nya sekolah

"aku tidak tau, waktu itu tau-tau aku melihat dia sedang digendong oleh Doyoung" Yedam melihat ke arah adiknya yang sedang tertawa bahagia bersama Doyoung

"Hyuri memang hebat" gumam ku

"hebat dari mana nya? Dia terlihat seperti perempuan menggoda" aku manabok lengan Yedam dengan keras "apa-apaan kau ini?" tanya nya tak percaya

"kau yang apa-apaan, dia adik mu, dan dia tidak terlihat seperti perempuan penggoda, dia bahkan tidak pernah terlihat bersama Doyoung sebelum nya, mungkin mereka memang saling tertarik" jawab ku

"aku tidak mengurusi urusan percintaan adik ku" Yedam menjawab dengan nada yang ketus, dia ini kenapa?

"iya karena urusan percintaan mu saja belum benar, iyakan?" aku tertawa dan Yedam meninggalkan ku begitu saja "Yedam! Tunggu aku" aku berlari mengejar nya

Tetapi berhenti saat melihat Sungyeon yang sedang melihat ke arah ku, dia tersenyum kemudian melambai ke arah ku, aku balas dengan senang hati tentu saja

"Hey! Cepat lah, sedang apa kau? Tersenyum seperti orang bodoh" Aku melotot ke arah Yedam, yang benar saja aku baru saja dipermalukan didepan Sungyeon, aku berlari ke arah nya dia tertawa senang sambil mengeluarkan lidah nya

Aku menoleh ke arah Sungyeon, dia masih disana tapi tidak sendirian, sekarang sedang tertawa bersama perempuan, sepertinya teman sekelas nya, aku tidak tau siapa perempuan itu

Sungyeon menoleh ke arah ku, tidak seperti tadi, kalau tadi dia tersenyum sekarang dia pura-pura tidak melihat ku

Ada apa dengan dia? Beberapa detik yang lalu dia masih tersenyum dan melambai kepada ku, lalu apa ini? Menggapku tidak ada?

Aku berjalan dengan gontai tidak berniat untuk menyamai langkah Yedam

Tapi Yedam memelankan langkah nya, jadi sekarang aku berjalan sejajar dengan nya

"kenapa langsung lesu begitu?" Yedam bertanya kepada ku tapi aku hanya menggeleng "sudah lah, ayo kita makan, kau mau apa? Biar aku yang pesan, tapi tetap bayar sendiri ya" dia mengapit lengan ku di antara lengan nya, sudah biasa

"aku apa saja" aku menjawab ucapan Yedam dengan malas, maaf Yedam tapi aku baru saja ditelantari oleh Sungyeon

"baiklah, kau boleh bersedih untuk sekarang tapi, saat makananya datang aku tidak ingin melihat wajah seperti itu lagi" Yedam meninggalkan ku untuk memesan makanan, ah dia memang kadang seperti ini

*****

"Hain, nanti istirahat bisa bertemu?" aku menoleh dan mendapatkan Sungyeon disana

"ada apa? Apakah penting?" sebenarnya hari ini aku tidak ingin bertemu dulu dengan Sungyeon, tapi saat melihat wajah nya tepat di depan ku, aku kembali jatuh untuk nya

"tidak begitu penting, nanti istirahat kau tunggu aku di taman ya"

"baiklah" aku menghela nafas pelan, mengapa aku lemah sekali menjadi perempuan? Mental tempe.

Sekarang aku sudah di taman sudah 10 menit aku disini dan Sunyeon tak kunjung datang, 10 menit lagi bel akan berbunyi, kemana dia?

Aku berdiri dari bangku taman, hendak balik ke kelas, tapi aku melihat apa yang seharusnya tidak aku lihat

Iya, aku melihat Sungyeon dengan perempuan yang kemarin, sedang tertawa bahagia.

Aku hampir lupa, urusan ku dengan dia kan tidak begitu penting, Sungyeon sendiri yang bilang, kenapa aku tidak terpikirkan?

"kenapa?" aku menoleh mendapatkan Yedam berdiri disana "Sungyeon lagi?" aku menghela nafas

"bahkan aku tidak perlu memberitahu mu, kau sudah tau sendiri" ucap ku

"kau terlalu sering mengeluh tentang Sungyeon bagaimana bisa aku tidak tau?" ah iya, dia benar juga

"apa kau bosan mendengarkan ku berceloteh tentang Sungyeon?" aku menoleh ke arah nya, sekarang dia yang menghela nafas

"tentu saja aku lelah, kau membicarakannya setiap saat, tapi memangnya aku bisa apa? Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan mu" dia menatap ku, tatapan nya sedih sekali, se akan-akan dia tau apa yang aku rasakan

"aku tidak bisa memaksa mu untuk berhenti menyukai Sungyeon, walau aku berusaha"



+++++++

Yedam terjebak zona teman:)

Thankyou

really • silver boys [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang