1.1 - PJH

86 32 2
                                    

"Jia bantu aku, aku tidak bisa seperti ini terus" aku merengek ke Jia karena aku masih saja jatuh ke pesona seorang Park Brengsek Jihoon

"kau nya sudah benar-benar berniat untuk melupakannya belum? Kalau belum jangan minta tolong kepada ku, karena tidak akan berhasil" Jia ini belakangan ini jadi sering marah-marah apa yang telah Junkyu lakukan? Seperti nya aku harus menemui Junkyu

"aku ingin, tapi tetap tidak bisa" aku kembali merajuk

"diam lah, sibuk kan dirimu, maka kau akan lupa, sudah dulu ya aku ingin ke perpustakaan aku sibuk" Dan akhir-akhir ini Jia lebih sering ke perpustakaan dari pada ke kantin, dan dia tidak ke perpustakaan seorang diri dia bersama Yoshinori, yang beberapa hari yang lalu baru saja menyatakan perasaan nya ke Jia

Dasar Jia bodoh, Yoshinori akan merasa bahwa kau membuka diri untuk nya

"permisi? Apa ada Jia?" nah, ini pacar nya baru muncul ke permukaan setelah sekian lama juga tidak terlihat di kantin

"mau apa kau? Mau putus?" ujar ku sinis

"Jia baru saja pergi dengan pacar baru nya" Jihoon menyauti, aku tertawa

"pacar barunya? Kemana dia?" wajah Junkyu sangat khawatir, astaga rumit sekali hubungan mereka

"kau cari saja sendiri, kalau memang kau masih percaya dengan pacar mu itu" Jihoon membalas dengan ketus, jelas tidak terima teman dekatnya diperlakukan semau nya

Junkyu pergi meninggalkan kelas ku, Jihoon berbalik menghadap ku

"maaf sudah menguping" Katanya, aneh sekali dia meminta maaf hanya karena menguping pembicaraan ku dengan Jia

"tidak apa, terima kasih atas ucapan ketus mu itu, Junkyu memang membutuhkan itu" dia hanya mengangguk kemudian berbalik

Memang masih berbicara, tapi ya seadanya saja, satu kata-dua kata lalu sudah, tidak ada lagi pertengkaran kecil seperti dulu

Aku merindukannya


Jia masuk kedalam kelas disusul oleh Junkyu dan Yoshinori dibelakangnya

"mau mu apa?" Jia berucap dengan tenang, Junkyu berdiri disebelahnya, dan ada Yoshinori juga

"aku hanya ingin kau tau diri Jia, aku pergi bersama Hyuri hanya untuk membeli kaset playstation baru, sedangkan kau, dia menyukaimu, kau malah berduaan dengannya"

Untung saja saat ini di kelas hanya ada aku dan Jihoon, karena sekarang sedang istirahat, jadinya drama ini tidak akan diperbincangkan oleh satu sekolahan

"haha membeli kaset kata mu? Hanya berdua? Kenapa tidak mengajak Doyoung? Hyuri kan temannya Doyoung, dan apa kau tau kalau Hyuri juga menyukaimu? Dan lebih parah nya lagi kau membatalkan janji mu dengan ku hanya untuk pergi dengan nya Junkyu, siapa disini yang tidak tau diri?"

Aku tidak tau harus berbuat apa, tapi untung Jihoon bangun dari tempat duduk nya kemudian menarik Junkyu menjauh sedikit dari Jia

"hey, sudahlah, masa kau membentak perempuan seperti itu? Itu sangat tidak jantan tau" Jihoon melanjutkan menarik Junkyu untuk keluar dari kelas, Junkyu hanya diam ditarik Jihoon keluar

"hey kau tidak apa?" tanya ku, ku lihat Yoshinori tampak khawatir

"ini salahku kan? Maaf kan aku Jia" Jia diam tidak menjawab, aku jadi merasa tidak enak

"tidak apa Yoshinori, kau kembali lah, Jia biar aku yang mengurusnya" Yoshinori tampak ragu tapi kemudian dia menurut

"apa aku sudahi saja semua ini? Ini bahkan lebih drama daripada drama" Jia mengucap pelan, tapi tetap saja dia tidak menangis, dasar perempuan kuat

"bicara lah dengan nya" dia diam tidak menanggapi apapun, dia beranjak mengenakan tas nya dan pergi dari kelas begitu saja, aku tidak mengejarnya, aku tau dia hanya butuh waktu sendiri.

"hey kemana Jia?" Jihoon yang baru saja masuk ke dalam kelas langsung bertanya saat tidak melihat tas Jia di tempat biasa Jia menaruh nya

"dia baru saja pergi"

"kau tidak menyusul nya?"

"dia tidak suka dilihat saat menangis, dia selalu memintaku untuk pergi saat sebenarnya dia sedang membutuhkan ku" ya memang Jia seperti itu, sudah lama berteman sampai sekarang aku belum pernah melihat air mata nya

"kau tau Miu?" Jihoon memutar kursi nya menghadap ke arah ku

"tidak?"

"aku tidak akan pernah menjadikan mu sebagai pacar ku" rasanya seperti ribuan jarum ditumpahkan tepat di hati ku, dia berbicara dengan nada yang amat serius

"tidak ada yang meminta mu untuk menjadi pacar ku Park....-"

".....Brengsek Jihoon"

Aku melotot menatapnya tak percaya, dari mana dia tau panggilan itu?

"kau sering memanggilku seperti itu kan? Aku sering dengar suara bisik-bisik dibelakang ku, aku dengar tapi sedang berpura-pura bodoh saja" dia menatap ku sombong

Dia kembali menoleh ke arah ku

"tetap lah seperti dulu, aku akan berusaha untuk lepas dari perempuan itu"

Apa katanya barusan???

++++++++








Halo lagi chingus
Jangan lupa buat vote sama komen ya chingusss!!!!
Terima kasih juga udah mau bacaaaa

Thankyou

really • silver boys [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang