Prolog

2K 91 0
                                    

Kini gadis itu tengah menanti ojol yang beberapa saat lalu dipesannya untuk pergi ke sekolah. Dia menunggu didepan pagar rumahnya yang menjulang tinggi, sebutlah itu mansion.

Selagi mengotak - atik handphone pintarnya itu, sebuah mobil berhenti didepannya.

"bareng gue" kata seorang lelaki dibalik kemudi mobil.

"makasih, udah pesen ojol" jawab Aretta datar sambil memutar bola matanya jengah.

"yaudah" si lelaki pun menutup kaca mobilnya dan melaju meninggalkan Aretta yang hampir saja mengumpat.

Sejak kecil, Aretta selalu kesal dengan laki - laki tadi, yang mana Aretta sendiri malas sekali menyebut namanya. Dialah lelaki yang selalu mengganggunya sejak kecil, walaupun kini konsistensinya sudah berkurang dan lelaki itu terkesan lebih dingin sekarang.

Tak lama, ojol yang dipesan Aretta pun tiba. Dia bergegas naik dan pergi ke sekolahnya tercinta.

-------

Seorang lelaki baru saja turun dari tangga lantai dua rumahnya menuju lantai dasar.

"Pagi mih" dia mencium pipi neneknya yang biasa dipanggil mamih itu.

"pagi kesayangan mamih" balas neneknya.

"papa sama mama udah pergi ya mih? " tanyanya lagi.

"iya barusan aja, nanti kalo kamu pergi ajakin Eca sekalian ya, Man" ujar nenek kepada Salman. Ya, lelaki itu bernama Salman Al Fatih, biasa dipanggil Salman.

Dia hanya bisa mengangguk karena tak ingin menyakiti hati nenek kesayangannya itu, yang selalu menjaganya sejak kecil ketika kedua orang tuanya sangat sibuk bekerja.

Salman segera menuju ke garasi mansionnya yang sangat luas itu. Berjejer beberapa mobik disana, ada mobil sport, adapula minibus. Salman menuju ke mobil kesayangannya dan segera melaju keluar gerbang rumah yang sangat megah itu.

Ketika melaju, dia teringat pesan neneknya tadi, dan membelokkan arah menuju komplek sebelah.

"bareng gue" dia menormalkan nada bicaranya dan terkesan dingin.

"makasih, udah pesen ojol" jawab Aretta datar sambil memutar bola matanya jengah.

"yaudah" dia segera melajukan mobilnya tanpa melihat ke belakang lagi.

-------

Aretta tiba disekolah ketika keadaan sekolah masih sepi. Aretta bersekolah di SMA Negeri ternama, bukan di sekolah yang dibangun oleh keluarganya. Di sekolah ini pun tak ada seorang pun yang tahu bahwa dia anak seorang konglomerat ternama di penjuru Asia. Dia segera menuju ke perpustakaan, karena kegiatan belajar masih lama dimulai.

Di lain tempat, Salman belum menuju ke sekolahnya. Dia menuju ke rumah sahabatnya dulu untuk peegi bersama, kemudian baru menuju ke sekolah mereka. Salman berbanding terbalik dengan Aretta, dia bersekolah di salah satu sekolah elite swasta milik keluarga Aretta yang mana semua siswa disana rata - rata bergaya hidup hedon dan suka menghambur - hamburkan uang kedua orang tua mereka. Walaupun ada sebagian kecil siswa yang murni mendapatkan beasiswa untuk belajar disana tanpa dipungut biaya sepeser pun.

-----

Haii haii haii

Welcome back to my Lapak!!

This is my new story, masih anget nih.

Don't forget to vomment yaa, kalo gamau comment gapapa, yg penting vote nya. Ga capek kok cuma klik bintang di pojok bawah kiri doang hehe.

Luv, author cantik 😂😘

Old Rules✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang