Pagi - pagi sekali tepatnya pukul lima waktu setempat, semua orang tengah repot. Kepulangan Sukma dari rumah sakit, akad nikah Salman dan Aretta. Tak ayal, calon mempelai ini pun sibuk mengurus kepulangan sang nenek dari rumah sakit.Setelah semua selesai, mereka segera pulang untuk menyiapkan kegiatan sakral yang akan dilangsungkan setrlag ini, yaitu pernikahan Salman dan Aretta.
"ini mempelainya kemana? pada ngilang, jam 10 akad!" ujar Ratna, sang MUA atau penata rias nya sekaligus teman dari para ibu (Renata dan Yuri).
"Assalamualaikum" ucap kedua orang ketika memasuki kamar Salman. Kamar rias memang sengaja diletakkan di kamar Salman. Pun semua persiapan dilakukan di kediaman keluarga Salman, tentu ini permintaan dari Sukma. Semua persiapan dilakukan serba dadakan.
"Waalaikumussalam, loh kok berdua kesini? Salman kamu keluar, kenapa pula ngga dipingit ini berdua, nempel mulu." ujar Ratna, Salman hanya memasang tampang datar seperti biasanya.
"maaf tan, yaudah Salman ke kamar sebelah." ujar Salman lalu menyuruh Aretta masuk dan dia bergegas keluar dari kamarnya.
Tak butuh waktu lama, Ratna segera merias wajah Aretta beserta para ibu yang ada di dalam ruangan itu juga. Mereka berbincang ria sambil beenostalgia semasa sekolah dulu, Aretta hanya tertawa dan sesekali mengangguk paham dengan cerita para ibu itu. Sedangkan di ruangan lain, Salman tengah termenung sendirian. Belum berniat mengenakan setelan tuxedo nya, masih mengenakan kaos oblong dan celana slim fit berbahan kain untuk pernikahannya saja.
Dia memikirkan kehidupannya setelah ini. Menikah, kemudian kuliah sambil bekerja, karena dia sudah memutuskan untuk tidak akan merepotkan kedua orang tuanya lagi. Terlebih, dia sudah memiliki tanggung jawab lain setelah kalimat ijab terucap sebentar lagi.
-------
"mempelai pria sudah siap?" tanya penghulu, ketika mempelai pria sudah duduk siap di depannya setelah sebelumnya melantunkan QS Ar Rahmaan, salah satu mahar permintaan Aretta. Dia terlihat tampan dengan tuxedo yang cukup pas di badan tegapnya, tanpa peci yang menutup kepala bagian atas dan rambutnya yang telah diberi pomade, semakin memperlihatkan kesan keren dan tegasnya.
"in syaa allah siap!" jawabnya mantap.
"mari pak, silahkan" ujar sang penghulu mempersilahkan Utsman duduk di sampingnya, untuk menikahkan putrinya.
"siap Man?" tanya Utsman.
"siap pi." jawab Salman lagi dengan tegas.
"ayo jabat tangan papi" perintah Utsman, Salman menurut. Terasa dingin tangan Salman digenggaman Utsman.
"Saya nikahkan engkau, Salman Al - Fatih bin Zafranurrahman, dengan putri saya, Aretta Leucadendra binti Utsman Lesmana dengan seperangkat alat sholat, hafalan QS Ar - Rahmaan dan emas 100 gram, TUNAI!" ucap Utsman lantang.
"Saya terima nikahnya Aretta Leucadendra binti Utsman Lesmana, dengan mas kawin tersebut, TUNAI!" balas Salman tak kalah lantang.
Kata sah menggema di seluruh penjuru masjid yang menjadi saksi pengucapan ijab kabul dari Salman untuk menghalalkan istrinya, Aretta. Tidak salah bukan, bila sudah disebut sebagai suami istri.
Mereka sudah halal, Aretta yang berada di bagian masjid yang memang dimodifikasi sebagai tempat pertemuan dia dengan Salman nantinya setelah mendengar kata sah dan do'a dari sang penghulu pun terharu biru.
"mami, mama.. "panggil Aretta kepada para ibu itu sambil menangis.
"loh? Kenapa anak cantik ini mewek? Nanti jelek loh pas ketemu suami." ujar Renata sang mami yang kemudian memeluk sang putri yang baru saja berubah status beberapa saat yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Rules✔ [BELUM REVISI]
Fiksi RemajaStart : 13 Februari 2019 Finish : 21 Juni 2020 Follow dulu sebelum bacaa hehe Cerita ini belum revisi, masih terdapat beberapa typo dan kekurangan penggunaan diksi. Bagaimana jika dua muda mudi yang sudah tidak akur sejak kecil dipersatukan dalam s...